FIRMAN
Khotbah minggu
2 Buah Perintah yang Telah Terlebih Dahulu Diberikan Sebelum 10 Perintah Dinyatakan
Views 69816 Votes 0 2013.06.07 05:03:352 BUAH PERINTAH YANG TELAH TERLEBIH DAHULU DIBERIKAN
SEBELUM 10 PERINTAH DINYATAKAN
(KEL 15:22-26)
Peristiwa eksodus ketika umat
Israel dibebaskan dari perbudakan di Mesir, adalah hasil dari Allah mengingat perjanjian yang diberikan kepada Abraham,
Ishak dan Yakub (Kel 2:23-24, Ibr 11:22, Kej 15:13-14, Kel 6:3, 6). Dari
antara 603.550 laki-laki yang berumur diatas 20 th,
603.548 orang semuanya mati karena tidak percaya (Ul 1:27, 32, 34, Bil 14:2,
27, 28). Kita
tidak boleh menganggap peristiwa masuknya orang
Israel ke Kanaan sebagai peristiwa bersejarah saja. Ketika kita mengetahui
peristiwa ini dengan baik, maka kita bisa melihat Yesus yang akan datang
kembali di kemudian hari. Melalui tahun, bulan, tanggal, dan hari dari
perjalanan Eksodus yang ditentukan Allah, Allah mewahyukan pekerjaan Yesus. Di tanggal 15 bulan pertama, yaitu pada hari raya roti tidak beragi,
umat Israel keluar dari Mesir. Lalu mereka menyebrangi Laut Merah pada tanggal 21 bulan pertama, yaitu pada hari
raya roti tidak beragi terakhir. Sebelum Musa menyatakan 10 perintah Allah, diantaranya ada
perintah-perintah yang telah dinyatakan sebelumnya. Itu saat umat Israel
berkemah untuk ke-4 kalinya yaitu di Mara. Kata Mara berarti pahit atau rasa
pahit. Kata ini berasal dari akar kata hati yang sedih atau terluka. Bukankah
kehidupan kitapun penuh dengan rasa pahit seperti Mara? Waktu itu Musa berseru
dan Allah menunjukkan sebuah pohon kepada Musa. Ini adalah gambaran Yesus yang
adalah pohon kehidupan dan gambaran kayu salib Yesus. Sama seperti saat sebuah pohon dilemparkan maka airnya menjadi manis,
ketika kita menyambut salib Kristus, kehidupan kita yang pahit pun akan berubah
menjadi kehidupan yang manis. Setelah itu Allah memberikan ketetapan dan
peraturan (Kel 15:25). Di
sini, kata ‘memberikan’ adalah sum
dalam bahasa Ibrani yang berarti mendirikan, menunjukkan, mengangkat, atau
menentukan.
I.
Apa
itu ketetapan & peraturan? Yaitu hokh & misphat dalam bahasa Ibrani.
1)
Sering kali kata ketetapan &
kata peraturan digunakan berpasangan untuk mewakili seluruh hukum Taurat (Mal 4:4, Ul
4:1, 8, 5:1, Kel 18:20). Dan seluruh ungkapan hokh
dan mishpat yang dipakai di ayat2 tersebut
berbentuk jamak.
2)
Namun, ketetapan & peraturan yang
ditentukan Allah di Mara adalah sebuah ketetapan & sebuah peraturan berbentuk
tunggal. Ketetapan
(hokh) menunjuk pada hukum yang dibutuhkan dalam hubungan antara Allah & manusia yaitu
perintah yang ke-1 sampai ke-4. Peraturan
(mishpat) berasal dari kata syapath yang berarti menentukan/memutuskan. Ini menunjuk pada perintah atau keputusan yang dinyatakan
oleh hakim. Jadi mishpat
berhubungan dengan hukum sosial yang berkaitan sesama manusia, yaitu perintah
ke-5 sampai ke-10. Maka
‘ketetapan & peraturan’ mewakili kasih Allah & kasih sesama manusia. Hokh menunjuk pada salah satu perintah
yang menyangga perintah pertama sampai ke-4. Misphat
menunjuk pada salah satu perintah yang menyangga perintah yang ke-5 sampai ke-10. Jadi hokh & misphat
ini menunjuk pada peraturan mengenai menjaga hari Sabat dan penghormatan kepada
orang tua.
II.
Apa
bukti bahwa kedua perintah tersebut terlebih dahulu diajarkan dan ditekankan?
1) Dari
antara 10 perintah, hanya pada 2 perintah ini sajalah terdapat sebuah ekspresi
khusus. Di Keluaran
20:1-17 dan Ulangan 5:1-2 dicatat mengenai 10 perintah. Tapi di Ulangan 5 terdapat
penjelasan tambahan di peraturan menjaga hari Sabat (Ul 5:12) dan mengenai
penghormatan terhadap orang tua (Ul 5:16), yaitu
“seperti yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan Allahmu”. Berarti kedua perintah ini sebelumnya pernah diajarkan oleh Allah di Mara. Di Mara ‘sebuah ketetapan & sebuah peraturan’
diberikan.
2) Di
Imamat 19:2-3, 2 perintah ini disebut. Hal
yang Allah tuntut pada kita di Imamat 19:2-3 adalah kekudusan yaitu perintah menghormati orang tua dan
hari sabat. Jadi 2 perintah ini adalah perintah yang utama dari 10 perintah dan
cara untuk menjadi kudus. Perintah yang
pertama sampai ke-4 adalah perintah-perintah hubungan
Allah dan manusia. Perintah yang paling mendasar dari 4 perintah ini adalah perintah
menjaga hari Sabat. Ketika
hari-hari raya diperintahkanpun, hari raya yang pertama kali diajarkan adalah
hari Sabat karena menjaga hari Sabat adalah dasar dari menjaga segala hari raya
yang harus dijaga di hadapan Allah. Sejak zaman PB, kita menjaga hari Minggu menggantikan hari Sabat. Jadi menjaga hari Minggu adalah prinsip dasar dan utama
dari kehidupan iman. Dengan menjaga hari Minggu dengan baik, kita
dapat masuk ke dalam peristirahatan sejati yang akan diberikan saat Tuhan
datang kembali (Ibr 4:4-9). Berikutnya,
perintah ke-5 sampai ke-10 adalah perintah mengenai sesama manusia. Perintah utama dari perintah sesama
manusia adalah menghormati orang tua (Ef 6:2). Menghormati orang tua adalah
perintah yang paling penting dan utama yang harus dijaga antara sesama manusia.
Sumber dari segala dosa yang dibuat antar sesama manusia berasal dari melanggar
perintah penghormatan terhadap orang tua. Di Keluaran
20 dan Ulangan 5 yang mencatat mengenai 10
perintah, pada perintah menjaga hari Sabat dan menghormati orang tua,
dipakai kata kerja yang berbentuk Piel (penekanan). Maka kedua perintah
ini harus kita jaga dengan sungguh-sungguh (Yoh 14:21).
Kesimpulan: Mengapa Allah tidak mengatakan firman
mengenai menjaga hari Sabat tepat setelah umat Israel keluar dari Mesir? Karena
saat itu, umat Israel sedang berada di situasi darurat dimana mereka sedang
dikejar Firaun & tentara Mesir. Tapi setelah keluar dari Mesir pada tanggal 15 bulan pertama hari Kamis, mereka
menyebrangi laut Merah pada tanggal 21 bulan pertama di hari Rabu. Dan pasukan Mesir telah
dikuburkan di dalam air laut Merah, lalu mereka telah menempuh 3 hari
perjalanan ke padang gurun Syur. Di situ, mereka tidak mendapat air. Waktu itu,
Allah mengubah air pahit menjadi air manis, menyelesaikan dahaga mereka. Mulai
saat itu, barulah umat Israel bisa menarik nafas lega. Dan saat itu, barulah Allah bisa mengajar
mereka ketetapan dan peraturan. Waktu itu, pertama-tama, Allah mengajarkan
mereka mengenai menjaga hari Sabat (Kej
2:1-3). Namun semenjak umat Israel masuk ke Mesir, mereka telah lupa total mengenai
hari Sabat. Bangsa Mesir
menggunakan kalendar matahari yang mana 1 minggu adalah 10 hari. Maka di Mesir, umat Israel tidak bisa
menjaga hari Sabat yang bersiklus 7 hari. Hasilnya mereka tidak bisa dikuduskan
maupun diberkati. Maka
pada tanggal
24 bulan pertama di hari Sabtu di Mara, Allah memerintahkan kepada mereka untuk
pertama kalinya menjaga hari Sabat. Lalu mereka
tinggal di Mara sampai Sabat berikutnya tanggal 1 bulan kedua (Kel 15:25). Setelah
mereka telah lulus uji, pada tanggal 2 bulan kedua mereka berangkat dan menempuh 1 hari
perjalanan sekitar 10 km jaraknya dan tiba di Elim. Lewat firman hari ini, kiranya saudara bisa menjaga perintah menghormati
orang tua dan menjaga hari Sabat, maka Allah Bapa akan meninggikan anda seperti
di Yesaya 58:12-14. Amin.