GPBSI

YOSAFAT, RAJA YANG DISERTAI OLEH TUHAN

(2Tawarikh 17:1-6)

Kisah mengenai raja-raja bukanlah sebuah kisah lama semata, melainkan ini memperlihatkan penampilan dari kita. Ketika raja Asa terkena penyakit kaki di tahun-tahun terakhir pemerintahannya, Yosafat anaknya naik takhta pada umur 35 tahun. Ia memerintah selama 25 tahun (1Raj 22:41-42). Di dalam pembacaan hari ini, terlihat bahwa Yosafat adalah raja yang menjalani kehidupan yang berpusat pada Allah atau iman. Dikatakan di 2Tawarikh 17:5 bahwa ia menjadi kaya dan sangat terhormat. Yosafat menerima berkat yang luar biasa ini karena Tuhan menyertainya dan mengokohkan kerajaannya. Maka penyebab manusia menjadi berbahagia bukanlah karena hal-hal lain. Allah haruslah menyertai kita dan mengokohkan setiap aspek dalam kehidupan kita dengan tangan-Nya. Mengapa Allah menyertai raja Yosafat?

1.    Karena Yosafat hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud.

Diantara 39 raja di Yehuda Selatan dan Israel Utara, raja-raja yang menerima pujian bahwa ‘ia telah mengikuti jejak yang dahulu dari Daud’ hanyalah 3 raja yaitu raja Hizkia (2Taw 29:2), Yosia (2Taw 34:2) dan Yosafat. Di 2Tawarikh 17:3b, ‘jejak yang dahulu dari Daud’ menunjuk pada kondisi sebelum Daud jatuh dalam dosa. Yaitu di awal pemerintahan Daud ketika ia hidup dengan takut akan Allah dan jujur. Itu berarti Yosafat telah menjalani pemerintahan dengan takut akan Allah dan jujur. Hasilnya, sama seperti Allah menyertai Daud, Allah juga menyertai raja Yosafat (2Taw 17:1). Di ayat ini, ungkapan ‘memperkuat dirinya’ sebenarnya bukanlah ia mengabaikan Allah dan percaya pada kekuatan dirinya. Di awal pemerintahan ayahnya, raja Asa, Asa hanya bersandar pada Allah. Maka ketika 1 juta tentara Kush menyerang, Asa bisa mengalahkan mereka dengan iman. Tapi ketika Israel Utara menyerang di tahun-tahun akhir pemerintahannya, Asa tidak bersandar pada Allah melainkan pada bangsa Aram. Oleh karena itulah Tuhan membuat perang terus terjadi di negeri ini. Raja Yosafat, yang telah memerintah bersama ayahnya selama 3 tahun, sudah mengetahui hal-hal demikian. Maka setelah ayahnya mati, Yosafat terlebih dahulu memutuskan hubungan dengan negara-negara kuat disekitarnya dimulai dari Aram. Lalu dia memperkuat keamanan negaranya hanya dengan iman yang bersandar pada Allah. Allah melihat lubuk hati Yosafat yang seperti demikian, dan karena itulah Ia menyertainya. Semenjak itu, negaranya menjadi kuat dan kaya sehingga bangsa-bangsa lain tidak dapat menyerang Yehuda.

Ungkapan ‘jejak yang dahulu’ adalah ‘dareke-Harisyonim’ yang berarti pola, sikap, atau kebiasaan mengenai hal yang pertama. Gereja Efesus di kitab Wahyupun, ketika mereka membawa kasih semula dan perbuatan yang semua, saat itu Allah menyertai mereka. Tapi ketika mereka kehilangan iman pertama mereka yang murni dan jujur, maka Allah memperingatkan mereka, “Aku akan memindahkan kaki dianmu” (Why 2:4-5). Hari inipun, kita harus memulihkan kembali kasih Allah yang semula, yang pernah membara di dalam hati kita dan menjalani kehidupan yang jujur yang berpusat pada Tuhan.

2.    Karena Yosafat telah hidup dengan menuruti jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan tabah hati.

Di 2Tawarikh 17:6, kata ‘dengan tabah hati’ adalah ‘gabah-reve’ dalam basa Ibrani yang berarti ‘segenap hati’ atau ‘mengumpulkan hati’. Ini berarti ia melayani Allah bukan dengan kepala saja, melainkan ia mencari Allah dengan mengikuti langkah-langkah yang detail.

1)   Ia menghapuskan berhala-berhala secara total (2Taw 17:3, 6). Menghapuskan segala bukit pengorbanan adalah hal yang sangat sulit. Raja-raja Yehuda yang baikpun tidak pernah melaksanakannya (1Raj 15:14, 2Raj 12:3, 14:4, 15:4). Jadi mereka beribadah sesuai dengan kenyamanan diri mereka, baik di rumah mau pun di atas gunung. Jadi Yosafat telah mendirikan kembali kesadaran mengenai ibadah yang benar.

2)   Ia mengutus orang-orang ke seluruh pelosok negeri untuk mengajarkan firman Tuhan (2Taw 17:7-9). Uniknya, ia tidak hanya mengirim imam atau orang Lewi saja, tapi juga beberapa pembesar (2Taw 17:7). Mereka adalah pemerintah-pemerintah, bukan ahli yang mempelajari Alkitab. Meski demikian, Yosafat mengutus mereka bersama dengan orang Lewi dan imam-imam untuk mengajarkan Alkitab. Demikian pula, Tuhan memakai orang-orang dari beraneka bidang untuk menyampaikan firman Tuhan. Di hari Pentakosta, 120 orang telah menerima Roh Kudus. Mereka tidak hanya terdiri dari para rasul saja tapi juga termasuk mereka yang dulunya tidak percaya Yesus (Kis 2:4). Jadi percayalah asalkan kita menerima janji Allah, kita semua akan menjadi misionaris-misionaris firman. Di Kejadian 28:14, kata ‘mengembang’ dalam bahasa Ibrani adalah ‘parach’ yang menunjuk pada keadaan saat sebuah kantong pecah sehingga cairan yang ada di dalam kantong tersebut tersemprot ke segala arah dengan kuat. Seperti demikian, fiman akan tersebar luas kepada segala penjuru dengan deras dan cepat.

3.    Yosafat telah mengabdikan dirinya untuk memperkuat pertahanan negara.

Semakin lama negeri semakin diperkuat dan ia membangun benteng-benteng dan kota-kota perbekalan. Yosafat memiliki 1.160 ribu tentara yang mana semuanya pahlawan yang gagah perkasa (2Taw 17:13-17). Waktu Daud mengadakan sensus penduduk, tercatat ada 500 ribu orang pasukan (2Sam 24:9). Raja Abia mempunyai 400 ribu pasukan (2Taw 13:3) dan raja Asa 580 ribu pasukan (2Taw 14:3). Jadi jumlahnya 2 kali lipat dibandingkan jumlah pasukan ayahnya. Dan pahlawannya juga diperlengkap dengan iman. Adna (kesenangan), Yohanan (Tuhan penuh kasih karunia), Amasia (Tuhan mengandung), Elyada (Allah mengetahui), Yozabad (Tuhan telah memberikan), mereka semua adalah orang-orang yang melayani Allah. Khususnya tentang Amazia dicatat ‘yang dengan sukarela telah menyerahkan dirinya kepada Tuhan’ (2Taw 17:16). Jadi mereka prajurit yang bersandar pada Allah.

Namun Yosafat telah melakukan suatu kesalahan besar dengan menikahkan Yoram anaknya dengan Atalya, anak perempuan Ahab, sehingga membawa krisis yang mana pelita Daud yang diteruskan kepada Yehuda Selatan nyaris terpadamkan (2Raj 22:10). Ini akibat Yosafat tenggelam dalam pikiran manusia yang mana ia tidak menyadari penyelenggaraan penebusan Allah yang bekerja melalui silsilah keturunan saleh. Ketika ia ditegur oleh Allah melalui nabi Yehu (1Taw 19:2), Yosafat bertobat dan ia melaksanakan reformasi hukum untuk mencegah penyembahan berhala yang sedang tersebar melalui pernikahan anaknya dengan keluarga Ahab (1Taw 19:8-11). Juga Yosafat membersihkan seluruh aspek kehidupan rakyatnya dengan firman Allah. Maka ketika ia melaksanakan revolusi agama yang berkenan pada Allah, negaranya semakin diperkuat. Percayalah, meski kita ada banyak kesalahan, asalkan saudara bertobat dengan sungguh-sungguh, Tuhan akan memegang saudara dengan erat. Amin.