FIRMAN
Khotbah minggu
APA YANG ALLAH TELAH BERIKAN KEPADA UMAT MANUSIA?
(Pengkhotbah 2:24-3:11)
Apa yang Allah telah berikan kepada umat manusia? Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka (Pkh 3:11). Dikatakan di Pkh 11:9 manusia menjalani kehidupan yang mengikuti sesuatu. Ada orang yang mengikuti berhala (Ul 8:13-14), ada yang mengikuti hawa nafsu (Yeh 33:31), ada yang mengikuti hal yang sia-sia (2Raj 17:15), ada yang hidup dengan berfoya-foya (Ams 28:19), ada yang mengikuti kelaliman (Rm 2:8), ada yang mengikuti dongeng (2Tim 4:4) dan memalingkan telinga dari kebenaran, dan ada yang hidup dengan mengikuti cara hidup yang dikuasai hawa nafsu (2Pet 2:2). Manusia semuanya hidup dengan mengikuti sesuatu. Tapi Allah menyuruh jemaat-jemaat kudus yang hanya percaya Yesus Kristus untuk hanya mengikuti firman Allah saja. Karena di dalam firman Allah terdapat janji, hidup, hidup kekal, harapan, damai dan pendamaian atau ketentraman.
Kita sudah memasuki senja di tahun 2014 ini. Pertanyaannya, sebagai orang yang percaya Yesus, apa yang telah kita kejar sampai sejauh ini? Dikatakan bahwa Abraham, Bapa iman, mengikuti firman Allah. Kalau begitu kita yang adalah pewarisnya pun, haruslah mengikuti firman Allah. Namun, meski hati kita mau, karena dunianya jahat, terkadang sambil menjalani hidup secara jasmani, ada waktu-waktu dimana kita menolak firman.
Kalau baca Yoh 1:1-4 dikatakan kalau tidak ada Yesus, permulaan atau pun akhir dari segala sesuatu di alam semesta pun tidak ada. Yesus Kristus adalah segala-galanya dari segala-galanya. Maka kita pun haruslah mengikuti firman Tuhan yang adalah segala-galanya dari segala-galanya (Gal 3:9). Iman yang mutlak adalah yang mana iman dan perbuatan itu sama (Yak 2:26). Seluruh kehidupan Abraham adalah kehidupan yang mengikuti Firman. Ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui (Ibr 11:8). Kalau begitu, dengan iman, kita haruslah berangkat menuju ke dunia yang belum kita ketahui dan belum pernah kita datangi. Penulis kitab pembacaan hari ini adalah Salomo. Ia berkata bahwa hikmat manusia yang hidup di bawah matahari akan berakhir sebagai kebodohan. Ia juga berkata bahwa di bawah matahari tidak ada hal yang baru dan manusia yang hidup di bawah matahari, seluruh kehidupannya, semuanya adalah kesia-siaan sama seperti menjaring angin. Kesia-siaan dalam bahasa aslinya berarti kabut, tidak sah, hampa, ketidak-adaan.
1. Allah menguasai waktu untuk manusia lahir dan waktu untuk manusia meninggal (Pkh 3:2). Orang seringkali berkata, “Kalau mati, ya sudah selesai.” Namun itu adalah kesalahpahaman. Tuhan kita adalah Tuhan baik atas orang-orang yang hidup maupun yang mati. Di ayat tersebut, ‘waktu untuk lahir’ menunjuk pada permulaan kehidupan manusia dan ‘waktu untuk meninggal’ menunjuk kepada akhir dari kehidupan manusia. Kita haruslah tahu bahwa permulaan, perjalanan dan akhir dari kehidupan manusia ada di dalam kedaulatan Allah. Yesus datang di bumi ini sebagai Anak Manusia untuk memusnahkan perbuatan iblis dan menyelamatkan umat manusia. Yesus menjadi sama dengan mereka yang memiliki darah dan daging. Oleh karena itu dikatakan bahwa bagi Yesus pun, ada waktu untuk lahir dan ada waktu untuk pergi (Yoh 13:1, 16:7, 16:28). Sejak Tuhan datang ke bumi ini, Ia telah tahu hari ketika Ia akan pulang, dan sesuai dengan rencana-Nya, Ia pergi sesuai waktu yang Ia tetapkan. Saya percaya bahwa kapan kita datang dan kapan kita pergi pun, semuanya ada di dalam kedaulatan Allah.
2. Berkuasa atas waktu untuk menanam dan untuk mencabut yang ditanam (Pkh 3:2). Kalau baca Mzm 80:12, Yer 1:10, Zef 2:4, ini adalah perumpamaan tentang hal-hal rohaniah.
3. Berkuasa atas waktu untuk membunuh dan waktu untuk menyembuhkan (Pkh 3:3). Di sini ‘membunuh' menunjuk kepada ganjaran yang adil dari Allah. Dan ‘menyembuhkan’ menunjuk kepada mengampuni dengan kasih dan memulihkannya kembali. Maksudnya, penghakiman dan keselamatan hanya ada pada Allah.
4. Berkuasa atas waktu untuk merombak dan waktu untuk membangun (Pkh 3:3). Ini setara dengan kata 'membunuh dan menyembuhkan'. Ketika Tuhan menghukum kita, maka kita harus merombak segala hal-hal yang tidak benar dan yang tidak baik dari kita. Lalu kita harus dibangun kembali dengan menemukan hal-hal yang harus kita syukuri lalu bersyukur.
5. Berkuasa atas waktu untuk menangis dan waktu untuk tertawa, serta waktu untuk meratap dan waktu menari (Pkh 3:4). Semua ekspresi tsb. berasal dari perasaan pribadi. Dikatakan, di waktu akhir, sebelum dunia ini berakhir, pasti akan datang hari ketika orang-orang akan memukul dada dan meratap dengan sedih. Di sini, ‘meratap’ berasal dari kata sefod dalam bahasa Ibrani. Akar katanya adalah safad yang berarti menjambak rambut dan memukul dada. Kita semua haruslah meratap seperti demikian oleh karena dosa dan kejahatan kita. Sebelum tahun 2014 ini berlalu, masih tersisa 4 hari lagi, termasuk hari ini. Mari kita meratap atas perbuatan dosa dan ketidakpercayaan. Tuhan berkeluh kesah karena manusia tidak bisa membedakan waktu untuk tertawa, waktu untuk menari, dengan waktu untuk meratap dan menangis (Mat 11:16-19).
6. Berkuasa atas waktu untuk membuang dan mengumpulkan batu, serta waktu untuk memeluk dan waktu untuk menahan diri dari memeluk (Pkh 3:5). Waktu untuk membuang batu atau waktu untuk menahan diri untuk memeluk sama-sama menunjuk pada perbuatan penghancuran dari Allah. Tapi waktu untuk mengumpulkan batu dan waktu untuk memeluk menunjuk kepada saat ketika kita kembali menjadi setia. Ketika Israel berbuat dosa, Allah membuang mereka, dan ketika bertobat, Ia memeluk mereka lagi.
7. Berkuasa atas waktu untuk mencari dan waktu untuk membiarkan rugi, serta waktu untuk menyimpan dan waktu untuk membuang (Pkh 3:6). Ada waktu untuk membiarkan rugi atau kehilangan 1 ekor domba dari antara 100 ekor domba, dan juga ada waktu untuk mencarinya kembali. Yesus yang adalah Gembala yang baik telah menjaga domba2-Nya dengan bahkan membuang nyawa-Nya sendiri. Percayalah bahwa Tuhan kita telah mati menggantikan kita untuk menjaga domba2Nya, yaitu untuk menghidupkan tubuh dengan membiarkan tubuh-Nya mati.
8. Berkuasa atas waktu untuk merobek dan waktu untuk menjahit (Pkh 3:7). Merobek menunjuk kepada saat ketika tertimpa kesedihan. Di Israel, ketika orang tertimpa kesedihan yang eksrim, mereka mengekspresikan kesedihan mereka dengan merobek jubah mereka (Kej34:5, Ayb 2:12-13). Dan menjahit berarti Allah menyembuhkan lagi luka mereka.
9. Berkuasa atas waktu untuk berdiam diri dan waktu untuk berbicara (Pkh 3:7).
10. Berkuasa atas waktu untuk mengasihi dan waktu untuk membenci, serta waktu untuk perang dan waktu untuk berdamai (Pkh 3:8). Allah memberikan manusia hati untuk mengasihi kebenaran dan membenci ketidakbenaran. Tapi dikatakan bahwa untuk menghancurkan ketidakbenaran tsb, orang-orang bahkan tidak ragu untuk berperang. Dan dikatakan bahwa perang berada di dalam kedaulatan Allah (1Sam 17:47, 2Taw 20:15).
Kesimpulan: