FIRMAN
Khotbah minggu
Dua Kebenaran yang Agung Untuk Penggenapan yang Sejati dari Sejarah Penebusan
Views 66603 Votes 0 2015.01.20 13:51:56DUA KEBENARAN YANG
AGUNG UNTUK PENGGENAPAN YANG SEJATI
DARI SEJARAH PENEBUSAN
(Kej 29:16-35)
Kalau lihat pembacaan hari
ini, Yakub harus
bekerja untuk pamannya Laban selama 14 tahun demi Rahel. Dan pada akhirnya
Yakub menerima total 4 perempuan sebagai istrinya dan lewat 4 perempuan ini, 12
anak lelakinya di kemudian hari menjadi 12 suku Israel.
1. Untuk penggenapan Sejarah Penebusan, akan ada hal-hal yang kita inginkan dan akan ada juga yang kita tidak inginkan.
Yakub, setelah melihat penglihatan tentang
tangga yang menghubungkan langit dan bumi, ia dipenuhi dengan harapan tapi
setelah tiba di rumah pamannya, Laban, di usia 76 ia diperlakukan buruk. Yakub bekerja di rumah pamannya, sebagai upahnya, terlebih dahulu ia
memperoleh Lea dan dengan syarat ia harus bekerja 7 tahun lagi, 7 hari kemudian ia menyambut Rahel yang ia kasihi sebagai
istri (Kej 29:18,27). Bagi Yakub, Lea adalah yang
ia tidak suka dan Rahel adalah yang
ia cintai. Tapi Allah membuat Yakub memilih keduanya, Rahel
maupun Lea. Itu adalah
pemeliharaan Allah untuk kemakmuran Israel dan pekerjaan penyelamatan yang
dijanjikan kepada Abraham, nenek moyangnya.
Kehidupan yang
percaya Tuhan itu bukanlah kehidupan yang
mengikuti selera kita. Terkadang kita harus juga menanggung hal yang tidak kita inginkan. Di kondisi yang seperti
demikianlah, sudut pandang Kristen yang Alkitabiah dapat kita
lihat. Dengan kata lain, kita harus percaya bahwa
sesuatu yang ada pada kita
bukanlah kita yang pilih, tapi
Allahlah yang percayakan pada kita. Pada
pekerjaan atau pelayanan kita pun sama. Tapi jika kita percaya bahwa pekerjaan tersebut
adalah pekerjaan Allah dan kita setia dengan
segenap hati, maka pada kita
akan dipercayakan Kerajaan Sorga. Kita harus bisa membedakan pikiran manusia dan pikiran
Allah, pekerjaan manusia dan pekerjaan Allah (Mat 16:23).
2. Untuk penggenapan Sejarah Penebusan, kita harus hidup dengan memandang jauh ke
depan.
Lea itu bagaikan objek
yang ada di jarak yang
dekat dan Rahel itu bagaikan objek
yang ada di jarak
yang jauh, yang akan digenapi terakhir. Lea bagaikan objek
yang sangat mudah diperoleh, sedangkan
Rahel sepertinya dekat, tapi sebenarnya bagaikan objek yang masih jauh, yang
belum dapat kita raih dengan kekuatan diri kita. Kisah Yakub ini janganlah dianggap
sebagai sejarah masa lalu semata. Kita haruslah menyadari arti rohani yang
dalam yang ditujukan bagi orang-orang kudus di akhir zaman. Umat Israel hanya
berpegang pada Alkitab hurufiah saja sehingga mereka tidak mengenal arti yang
tersembunyi di baliknya. Pada akhirnya mereka
berbuat dosa membuat Mesias ditinggikan di salib dan
membunuh Mesias yang sudah dijanjikan untuk datang.
Menyimbolkan
apakah Laban, Lea dan Rahel ini? Siapakah umat yang mengikat perjanjian dengan
Allah berdasarkan ibadah? Itu adalah kita semua. Itu sebabnya kita haruslah
melakukan ibadah dengan saleh (Mzm 50:5). Yakub
memperoleh berkat yang dekat maupun berkat yang
jauh, sehingga ia menjadi penerus dari
berkat yang diberikan kepada Abraham. Ia bisa menerima berkat itu karena ia
bertahan dengan baik didalam penderitaannya (Mat 24:13, Kej 31:40-41). Laban bukan hanya menipu,
tapi ia mengubah upah Yakub sebanyak 10 kali. Jadi selama 20 tahun lamanya Yakub menerima
celaan tapi ia tidak mengeluarkan perkataan apapun.
Jemaat kudus yang
hidup di akhir zaman pun harus sabar sampai
akhir. Di tengah-tengah
kesengsaraan, jelas terlihat tujuan akhir Yakub. Itu bukanlah Rahel yang kelihatan semata. Rahel hanyalah sebuah tanda dan kita harus sadar
bahwa di baliknya ada arti dari firman yang
tersembunyi. Bagi Yakub, tujuan akhirnya sangat
jelas, sedangkan Esau, kakaknya, mata rohaninya minus dan ia menukar hak istimewa sebagai
anak sulung dan berkat Allah yang diwariskannya dengan semangkuk sup kacang
merah (Kej 25:29-34). Ia sangat terburu-buru dan realitas sehingga ia
menganggap uang itu yang terbaik. Sebaliknya
Yakub memandang jauh ke depan, makanya
Allah mengasihi Yakub dan membenci Esau (Mal 1:3). Bagi
Yakub, sampai ia tiba di tempat tujuan, yaitu Rahel, ia harus
menempuh semua proses kesengsaraan. Ia memandang tempat
tujuannya dan dengan demikian ia bertahan
di dalam kesedihan, kesepian, penderitaan, kekecewaan maupun celaan. Hari
ini, siapakah dan di manakah tempat tujuan kita? Harapan
ubah hidup kekal adalah
penggenapan sejati dari sejarah penebusan. Belajar di sekolah, kehidupan di tempat
kerja, kehidupan di rumah tangga, jika kita melihat tempat tujuan yang jauh
maka kita bisa mengatasi segala liku-liku dan merasa nyaman. Kehidupan rumah
tangga dan kehidupan bergereja juga sama.
Kesimpulan:
Bagi Yakub, Lea dan Rahel adalah
simbol dari 2 hal. Lea adalah
keputusasaan dan Rahel kepuasan dan penggenapan. Inti
dari kisah ini adalah bahwa di
sepanjang hidupnya, Yakub hidup dengan
memeluk Lea dan Rahel. Ia hidup dengan memeluk kekecewaan & harapan, keputusasaan
& kepuasan, kesedihan & kesukacitaan. Pada
kehidupan iman saudara, apakah ada
kekecewaan? Itu adalah Lea. Dan apakah ada kesukacitaan? Itu adalah
Rahel. Meskipun ada tujuannya, tapi
bukan hanya kesukacitaan & penggenapan saja yang
ditaruh dalam rumah. Kita harus
tahu bahwa di dalam rumah Yakub, Lea juga
terus ada seumur hidup Yakub. Yakub
hidup dengan memeluk hal yang tidak ia
inginkan yaitu keputusasaan & kekecewaan juga. Kita haruslah
menyadari rahasia ini. Yang mengherankan adalah anak ke-4 Lea adalah Yehuda yang mana Mesias akan muncul. Rahel
juga memperanakkan anak lelaki dan itu Yusuf, anak pemimpi yang dikemudian hari
menjadi Mangkubumi di Mesir yang menyelamatkan Israel dari kelaparan.
Dalam kehidupan iman, kita menjadikan Lea dan Rahel sebagai fondasi dan pupuk dalam
kehidupan iman kita. Bagi orang percaya, Rahel sangat diperlukan karena
Rahel menjadi mimpi dan harapan yang agung yang membuat kita melihat jauh ke
depan. Rahel merupakan penggenapan yang
tinggi, yaitu Kerajaan Sorga dan merupakan kehendak Allah yang
kekal. Ketika ada Rahel, keringat kita
akan menjadi berarti. Ketika
ada Rahel, air mata kita menjadi
mutiara. Ketika ada Rahel, darah kita menjadi berguna.
Yohanes bersaksi tentang
kehidupan Yesus di Yohanes 13:1, “Sama
seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah
sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada
kesudahannya.” Kiranya kita bisa mengingat firman yang Allah katakan
kepada Yosua tepat sebelum masuk tanah Kanaan sesudah Musa mati, “Janganlah kuatir, janganlah takut,
kemana pun kamu pergi aku akan menyertaimu (Yos 1:5-9).” Maka asal Tuhan menyertai kita, pada
kita tidak akan ada kegagalan dan kekalahan. Kiranya di tahun 2015 ini Tuhan
memberkati agar saudara ada penggenapan,
kemenangan dan penuh dengan kesukaan
Sorga. Amin.