GPBSI

MENGAPA KITA HARUS BERNYANYI PUJIAN?

(Kolose 3:16-17)

Dalam ayat pembacaan hari ini, Rasul Paulus mengajarkan kepada jemaat Kolose bagaimana menjadi manusia baru. Yesus Kristus harus menjadi kekayaan bagi kita untuk memberitakan Injil.  Pada saat kita menerima kasih karunia Roh untuk mengenal Tuhan yang adalah Bapa kita, maka kita tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri, tetapi untuk Yesus Kristus. Kita harus selalu mengucap syukur di dalam Yesus Kristus, bukan dalam diri kita sendiri. Maksudnya adalah, jika kita mengucap syukur hanya pada saat keadaan baik, dan bersungut-sungut pada saat mendapat persoalan hidup, maka kita tidak bersyukur di dalam Yesus, melainkan hanya didalam diri kita sendiri.  

Alkitab mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dalam segala kondisi. Dalam arti yang luas, pujian adalah hal kita mengeskpresikan rasa atau perasaan syukur dan sukacita kita kepada Allah. Dalam arti sempit, pujian adalah hal bernyanyi atau pun bermain musik dalam melakukan penyembahan kepada Allah.

Apa yang Daud lakukan setelah ia menyambut tabut hukum dengan baik? Ia mengangkat orang-orang Lewi dan membentuk paduan suara (1Taw 16:4-6). Hukum Taurat dimulai dari Musa, namun pujian dipelopori oleh Daud dengan cara membentuk paduan suara tersebut. Di Mazmur 23:15 Daud membuat paduan suara dengan 4000 orang Lewi. Di dalam seluruh hidupnya, Daud pun selalu memuji Tuhan (Mzm 71:6, Mzm 84:5, 6).

Seperti apa konsep pujian di Perjanjian Lama? Pujian adalah tindakan memberikan kemuliaan kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi. Sedangkan di Perjanjian Baru, itu adalah hal bernyanyi karena Allah telah menjadi manusia, datang ke bumi ini, dan menyelamatkan manusia. Maka, adalah sangat wajar jika seluruh manusia menyanyikan pujian haleluya kepada Allah karena manusia telah diciptakan untuk menyanyikan pujian kepada Allah (Yes 43:21). Tujuan kita diciptakan adalah untuk memberitakan kemasyhuran Tuhan (Why 4:11). Jika begitu, apa alasan lain yang mengharuskan manusia bernyanyi pujian?

1.    Karena kita menerima berkat lewat melakukan penyembahan.  

Bapa-bapa leluhur kita telah mendirikan mezbah bagi Tuhan dan mereka diberkati Tuhan dengan sangat luar biasa (Kej 8:20, 12:8, 22:9, 26:25, 33:20, Kel 17:15, Kel 20:25, Bil 7:1, Bil 23:14, Yos 8:30). Hasilnya, kita menyembah dengan menyanyikan mazmur dan puji-pujian (Kol 3:16, Ibr 13:15, Mzm 106:12).

2.    Untuk menang atas kuasa kegelapan.

Apa rahasianya Israel bisa menang dalam perang dengan pujian? Pertama, mereka tidak merasa takut. Kedua, mereka sadar bahwa perang itu milik Allah (2Taw 20:21-22, 25-27).

3.    Untuk menang atas ujian dan agar pintu penginjilan dibuka.

Kita harus menyanyi pujian dalam suka maupun duka. Yesus sendiri juga bernyanyi puji-pujian sambil pergi ke bukit Zaitun untuk menyelamatkan manusia lewat jalan salib (Mat 26:30, Mar 14:26). Marilah kita memiliki mulut yang menyanyikan pujian syukur ke hadapan Tuhan Allah yang adalah sumber dari segala berkat (Kis 16:25, Kis 14:27). Jika lihat Kis 16:29-34, oleh suara pujian Paulus dan Silas, kepala penjara menerima kasih karunia dan pada akhirnya ia dan seisi keluarganya mendapatkan keselamatan.

4.    Kita harus bernyanyi pujian karena kita menerima karunia nubuat.

Di 1 Samuel 16:14-23, saat Daud memainkan kecapinya untuk raja Saul, Roh Jahat meninggalkan Saul. Akhirnya, tubuh maupun mentalnya menjadi sehat dan segar kembali. Pujian menambahkan kekuatan roh kepada kita. Lebih lanjut lagi, ketika kita bernyanyi pujian, kita juga menerima karunia nubuat (2 Raja-raja 3:15).

5.    Ketika kita menyanyi pujian, itu menjadi buah dari bibir kita.

Marilah kita menaikkan korban syukur kepada Allah Bapa, yaitu ucapan bibir kita yang memuliakan namaNya.

Kesimpulan:

Saudara-saudara terkasih, bagaimana kita harus menyanyikan puji-pujian? 2 Tawarikh 30:21 dan Efesus 5:19 mengatakan bahwa kita harus menyanyikan puji-pujian dengan sekuat tenaga. Maksudnya, kita harus dengan sungguh-sungguh, perlu persiapan yang sebaik mungkin melalui latihan (Mzm 66:2, Ul 10:12, Mzm 22:3). 

Marilah kita berharap agar segala usaha kita yang sungguh-sungguh dapat menggerakkan hati Tuhan sehingga Tuhan berkenan menggenapi ayat Yesaya 51:3. Dan kiranya saudara semua menjadi jemaat yang berusaha dengan sekuat tenaga dalam hal belajar Firman, berusaha dengan sekuat tenaga dalam hal mempersembahkan puji-pujian, berusaha dengan sekuat tenaga dalam hal menaikan doa, dan berusaha dengan sekuat tenaga dalam hal menjalankan kebaktian. Amin.