FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Khotbah Minggu

[26-Jul-2015] Siapakah Namamu?

Views 57097 Votes 0 2015.08.09 20:53:01

SIAPAKAH NAMAMU?

(Kej 32:22-32)


Nama mewakili kepribadian dari suatu sosok, karakteristik, sifat, bahkan seluruh kehidupan yang memiliki nama tersebut. Di Alkitab, menghilangkan nama seseorang, sama saja menghilangkan sosok itu sendiri (1Sam 24:21, 2Raj 14:27, Ayb 18:17). Saat nama diganti, keberadaan sebelumnya menjadi hilang dan menjadi sosok yang baru (Dan 1:7). Di pembacaan hari ini Allah mengubah nama Yakub menjadi Israel. Waktu itu umur Yakub 96 tahun dan dia mati di usia 147 tahun. Kalau lihat Yakub hidup dengan nama baru selama 51 tahun. Yakub menjadi manusia baru, pribadi yang baru. Israel menunjuk pada bangsa yang didirikan oleh keturunannya di kemudian hari dan status terhormat dari orang-orang kudus yang dipilih dalam kristus (Rom 9:4-8). Dan di hari akhir, orang yang dimeteraikan 144.000 adalah angka yang dipilih dari antara 12 suku Israel Yohani (Why 7:1-8). Di Wahyu 21:12, nama dari 12 suku Israel rohani diukir di Yerusalem baru. Maka percayalah Israel adalah nama baru yang hari ini harus kita terima. Kalau lihat proses Yakub menerima nama baru, itu sepenuhnya merupakan pekerjaan kedaulatan Allah. Allahlah yang terlebih dahulu datang menemui Yakub. Bagaimana Allah mengubah nama Yakub menjadi Israel?


1. Allah membuat Yakub tinggal seorang diri di malam yang gelap gulita (Kej 32:22, 24a).

Meski Yakub tinggal seorang diri dalam keadaan kesepian, gelap, namun waktu itu adalah waktu ketika Allah menjamah Yakub, waktu yang disediakan Allah, waktu yang diberkati.


1) Karena pada malam itu, Yakub bisa menyesali dirinya dalam keheningan. Ketika kita berada sendirian, kita bisa melepaskan topeng diri kita dan bisa jujur.


2) Itu waktu ketika ia bisa menjalin pergaulan rohani yang mendalam dengan Allah.


3) Hasilnya, itu menjadi waktu ketika ia dapat menerima kasih karunia yang paling memuaskan. Jadi lewat kesepian hidup yang sejati seperti demikian, Allah membuat roh dan jasmani terpisah. Lalu membuat Yakub bisa menempuh jalan iman yang sejati. Yakub yang sedang berada dalam situasi yang mentok, tidak ada yang bisa ia lakukan. Akhirnya, Yakub yang tertinggal seorang diri mulai berdoa dengan mempertaruhkan nyawanya. Kita juga haruslah tertinggal seorang diri, barulah bisa melihat diri sendiri dengan jujur. Maka ketika Yakub berada seorang diri, Allah datang menemuinya.


2. Allah membuat Yakub berdoa dan tidak menyerah (Kej 32:24b).

Subyek yang mengajak berkelahi itu bukanlah Yakub, tapi ‘seorang laki-laki.’ Di sini, kata ‘bergulat’ bahasa Ibraninya abakh yang berarti memegang dengan erat atau berkelahi dari dekat. Berdasarkan makna asli dari kata tsb, terdapat arti ‘debu yang bertumpuk.’ Jadi ini menyiratkan perkelahian yang keras, sampai-sampai seluruh tubuh bisa penuh dengan debu. Sampai fajar menyingsing, doa Yakub gigih dan tidak berhenti. Di PB setiap kali dikatakan tentang doa, terdapat juga ekspresi bertekunlah atau berusahalah (Rom 12:12, Kol 4:2, Ef 6:18, Luk 22:44). Tentang doa Yakub yang seperti demikian, dikatakan di Hosea 12:4 bahwa ia bergumul dengan Malaikat dan menang; ia menangis dan memohon belas kasihan kepada-Nya. Kata ‘menangis’ bahasa Ibraninya bakha yang berarti meratap dengan suara nyaring, dengan hati yang penuh kesedihan. Ini menunjuk pada penampilan doa yang seperti bertempur, bergelut, mati-matian dan sungguh-sungguh memohon (Kej 32:25-26). Yakub berdoa dengan memegang jubahnya dengan erat.


Hasil dari doanya yang gigih, Allah membuat ego lama Yakub dihancurkan total. Yakub keras kepala dan terus melawan. Akhirnya ‘seorang laki-laki’ yang bergulat dengan Yakub mematahkan sendi pangkal paha Yakub. Sendi pangkal paha menunjuk pada tulang di antara pinggul dan paha. Di ayat lain diterjemahkan sebagai pinggang (Mzm 45:3, Kel 32:27). Di daerah Timur Dekat Kuno, sendi pangkal paha menunjukkan sumber hidup yang berhubungan dengan kemaluan laki-laki. Dapat dikatakan itu bagian inti dari tubuh manusia, serta sumber dari kekuatan dan hidup (Kej 24:2,9). Dikatakan bahwa sendi pangkal paha Yakub terpelecok. Sejak saat itu Yakub tidak bisa bersandar pada kekuatan dirinya. Sendi pangkal paha terpelecok menunjukkan Allah mematahkan total manusia lama Yakub. Allah menaklukkan kekuatan Yakub, akal bulus Yakub, serta ketrampilan manusiawi Yakub. Itu merupakan saat ketika ego diri jasmaninya itu runtuh. Sejauh ini, banyak saat dimana ia bersandar pada kekuatan dan kemampuan dirinya. Jadi meskipun ia menyebut-nyebut nama Allah, itu bukan kehidupan yang sepenuhnya bersandar pada Allah. Kehidupan imannya seperti perhiasan. Akan tetapi, saat sendi pangkal paha Yakub terpelecok, ego lama yang berperan sebagai tuan atas Yakub itu dihancurkan total. Hari inipun kita harus memakukan manusia lama dan perbuatan lama kita di kayu salib (Gal 5:24). Semenjak itu, Yakub hanya bersandar pada Allah sepenuhnya (Kej 32:26). Itu merupakan pengakuan dimana tanpa Tuhan, ia tidak bisa hidup.


Kesimpulan:

Sambil malam berlalu, di tepi sungai Yabok, Yakub bergulat dengan ‘seorang laki-laki’. Yakub sadar bahwa itu bukanlah manusia melainkan Allah. Setelah pergulatannya selesai, Yakub menamai tempat tersebut Pniel yang berarti wajah Allah. Dengan segenap tenaganya, Yakub sekali lagi memohon dengan memegangnya (Kej 32:26). Waktu itu, orang tersebut bertanya, “Siapakah namamu?”, sahutnya “Yakub”. Yakub adalah kata yang berasal dari kata Akab. Akab, selain berarti memegang tumit, juga berarti berbohong (Kej 27:36). Nyatanya untuk mengambil berkat Esau ia berbohong kepada ayahnya. Kalau begitu, mengapa Allah yang mengetahui segala-galanya, menanyakan namanya? Itu untuk membuat Yakub mengakui dengan jujur tentang identitas dirinya. Yaitu membuat Yakub bertobat atas egonya, yang sombong, yang berbohong.


Hari ini, Allah menanyakan pertanyaan yang sama. Mungkin kita telah menjalani kehidupan seperti Yakub. Kepada Yakub Allah bertanya, “Siapakah namamu?” dan Yakub mengakui dengan hati yang jujur. “Akulah Yakub. Aku telah hidup sebagai orang yang berbohong sampai hari ini.” Dan di saat itu, Sosok tsb. memberikan nama baru Israel. Dikatakan itu karena Yakub telah bergumul melawan Allah, bergumul dengan manusia dan menang (Kej 32:28). Ia menjadi orang yang hanya bersandar pada Allah dan memohon untuk ditolong dan dituntun. Setelah sendi pangkal pahanya terpelecok, ia melepaskan semua kekuatan manusiawinya dan hanya bersandar pada Allah. Yakub menerima kasih khusus dari pengampunan dosa dan berkat dan Yakub sungguh terharu sehingga menamai tempat itu Pniel. Ketika ia telah melewati Pniel, matahari terbit (Kej 32:31). Kiranya Tuhan memberkati agar secara rohani sendi pangkal paha kita terpelecok dan menerima pengakuan yaitu nama pemenang: Israel rohani, dan bisa melihat wajah Allah dan kepadanya, keluarga, bisnis dan dalam segala hal, matahari yang terang dapat terbit. Amin.

List of Articles
No. Subject Date Views
XE Login