FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Khotbah Minggu

Pelajaran Sejarah Penebusan Dari Bejana Pembasuhan

Kel 30:17-21



Di kemah suci ada benda untuk pelayanan kudus untuk imam yaitu bejana pembasuhan, yang terletak dari mezbah korban bakaran menuju ke bait suci. Bejana pembasuhan adalah kiyor dalam bahasa Ibrani yang berasal dari kata khur yang berarti menggali, melubangi, atau peleburan, sehingga ini berarti baskom yang dalam. Harun dan anak-anaknya harus mencuci dan membersihkan tangan dan kaki mereka di bejana ini sebelum masuk ke kemah pertemuan atau saat hendak mempersembahkan korban bakaran supaya mereka tidak mati (Kel 30:19-21). Selain itu, saat korban dinaikkan kepada Allah pun, terlebih dahulu korban persembahan tersebut dibasuh dengan air yang ada di bejana tersebut. Sekarang ini, sebagai imam-imam rohaniah, kita haruslah menjaga peraturan itu sampai kedatangan Tuhan kembali (1Pet 2:9). Jika kita adalah imam rohanian, maka bejana pembasuhan rohaniah harus ada. Apa yang diajarkan lewat bejana pembasuhan dan air yang ada didalamnya?



1. Bejana pembasuhan memantulkan penampilan diri.

1) Bahan dari bejana pembasuhan.

Bejana pembasuhan terbuat dari tembaga (Kel 38:8). Uniknya, tembaga diperoleh dari cermin-cermi2 tembaga yang dipakai perempuan yang melayani di depan pintu kemah pertemuan. Ciri khusus dari cermin adalah memantulkan rupa diri kita (2Kor 3:18, Yak 1:2). Zaman dulu cermin tembaga dibuat dari perunggu yang dipoles. Walaupun tidak bisa memantulkan dengan sempurna, imam dapat melihat rupa dirinya pada bejana pembasuhan tersebut. Dan setelah itu barulah imam membasuh diri. Alkitab berkata bahwa orang yang dipanggil Allah adalah imam-imam kudus (1Pet 2:9). Imam rohani adalah imam-imam injil, imam-imam firman (Rom 15:16, Rom 3:1). Oleh karena itu sebagai imam rohani kita harus menjalani hidup yang berdiri di depan bejana pembasuhan rohani (1Kor 10:6, 11).


2) Di zaman sekarang, apa itu bejana pembasuhan yang berperan sebagai cermin?

Cermin yang hanya berkata jujur saja adalah firman Tuhan. Di dunia, ada banyak cermin palsu, humanisme yang menilai dengan standar manusia. Maka karena kita bercermin dengan cermin itu, orang pikir dia yang paling cantik. Apa cermin yang memantulkan rupa diri kita? Yaitu cermin hati nurani (Rom 9:1-2; 1Kor 10:29, Mat 5:23-24); Cermin Firman Allah (Yak 1:22-25, Ams 31:29-30); dan cermin Roh kebenaran (Yoh 14:26, 15:26, 16:13, 1Kor 2:13, Yes 32:15, Kis 2:17-18, 33, Tit 3:6).



2. Air dari bejana pembasuhan berarti pembasuhan secara terus menerus.

Menurut hukum Taurat, ketika orang menjadi najis, hampir seluruh kasusnya disuruh untuk dibasuh dengan air (Im 14-15, 14:8-9, 15:5).


1) Air menyimbolkan darah kayu salib yang mahal, firman Allah yang menguduskan.

Darah Kristuslah yang menyucikan kita dari seluruh dosa dan kejahatan (Ibr 9:14,22, Yer 2:22). Darah Yesus Kristus adalah darah yang tetap hidup untuk selama-lamanya. Itu adalah darah dari hidup yang menghidupkan orang berdosa yang akan mati. Itu adalah darah yang mahal dari satu-satunya hidup yang layak untuk menghidupkan seluruh umat manusia (Yoh 19:34). Selama 6 jam di atas kayu salib, Yesus mengalirkan darah, dan dengan kekuatan yang masih tersisa, Yesus mengatakan 7 firman terakhir. 6 jam di salib adalah pemadatan dari seluruh kehidupannya. 7 firman Yesus di atas bumi merupakan khotbah terakhir-Nya. Dengan demikian, Yesus telah menggenapi dengan sempurna pekerjaan penebusan manusia (Ref. Ef 5:26, Zak 13:1). Pada umumnya air menunjuk kepada firman (Yoh 15:3, Ef 5:26).


Di kemah suci, jika tidak ada air maka tidak bisa membasuh tubuh, sehingga pemberian korban persembahanpun akan terhenti. Oleh karena itu, air di bejana pembasuhan harus diisi terus. Air yang tanpa henti adalah firman dari air hidup yang memancar keluar tak habis-habisnya (Yes 58:11, Yoh 4:14). Yehezkiel melihat sebuah penglihatan tentang air kehidupan yang keluar dari bait suci yang baru. Air kehidupan yang melimpah dengan kekuatan hidup itu menghidupkan laut yang mati dan menghidupkan segala sesuatu. Air kehidupan yang keluar dari ambang pintu bait suci itu menyimbolkan firman (Yeh 47:1-7,12, Yoh 7:37-38). Pada akhirnya, pelajaran dari air di bejana pembasuhan yang tak habis-habisnya adalah bahwa setelah kita mengalami lahir kembali dengan jasa darah Yesus Kristus, dengan firman Tuhan kita haruslah terus membersihkan hati yang mudah terkotori oleh dosa dan kesalahan (Mzm 119:9, Yoh 17:17). Juga dikatakan di 1Timotius 4:5, bahwa dengan firman dan doa, kita dikuduskan.


2) Air berarti pembasuhan secara terus menerus yaitu pertobatan.

Dikatakan bahwa untuk seseorang masuk ke tempat kudus, tubuhnya harus dibasuh & disucikan, barulah orang tersebut tidak mati (Kel 30:21a) Di Keluaran 30:19 dikatakan, “haruslah membasuh tangan dan kaki mereka…” Naskah aslinya: tangan mereka dan kaki mereka haruslah dibasu dan dicatat ulang 2 kali. Alasannya adalah untuk menekankan bahwa haruslah dibasuh dengan teliti. Dihadapan bejana pembasuhan rohaniah, kita haruslah menyelidiki dengan teliti penampilan dosa dan kejahatan lalu membasuh semuanya. Dalam ibadah setiap minggu, ibadah kita haruslah menjadi ibadah yang dinaikkan dengan kerendahan hati. Tangan dan kaki yang dibasuh memawaki seluruh kepribadian manusia. Tangan dan kaki menunjuk kepada kemurnian pada perbuatan luar, dan juga berarti kuduskanlah hatimu secara dalam (Yak 4:8). Tangan yang tahir menunjuk kepada kepribadian yang bersih, hati yang bersih, iman yang kudus dan perbuatan yang baik (Yes 1:3, 6-7, Kej 20:5, Ayub 17:9, Mzm 18:20, 24, 24:3, 26:10, Yes 1:15-17, Yoh 13:8, Yoh 13:10, Ibr 10:22).



Kesimpulan:

Dari antara barang-barang kudus di kemah suci, benda yang tidak dijelaskan mengenai ukuran maupun bentuknya adalah bejana pembasuhan. Itu karena setiap saat ada noda, bejana pembasuhan harus digunakan berulang kali dan kapanpun untuk pengudusan. Ini mengingatkan kita pada kasih yang tidak habis-habisnya dari Tuhan yang mengajarkan, “Ampunilah bahkan 70 kali 7 kali.” Ini menunjukkan kasih Allah yang besar yang mengampuni kehadapan Allah setiap harinya melalui pertobatan. Lewat bejana pembasuhan rohaniah dan juga lewat cermin dari firman, kita bisa merefleksikan rupa diri kita dengan seksama. Kiranya kita menjadi orang yang membasuh dengan bersih dengan bejana pembasuhan rohani dengan air dari firman. Amin.

List of Articles
No. Subject Date Views
XE Login