FIRMAN
Khotbah minggu
Hendaklah Kamu Bertambah Teguh Dalam Iman, Hendaklah Hatimu Berlimpah Dengan Syukur
Views 81814 Votes 0 2013.11.24 05:15:07HENDAKLAH KAMU BERTAMBAH TEGUH DALAM IMAN,
HENDAKLAH HATIMU BERLIMPAH DENGAN SYUKUR
(Kol 2:6-7)
Allah memerintahkan umat Israel untuk menjaga 3 hari raya setiap tahunnya. 3 hari raya itu adalah hari raya Paskah (hari raya Roti Tidak Beragi), hari raya 7 Minggu (hari raya Pentakosta atau Penuaian), dan hari raya Pondok Daun (hari raya Kemah atau Pengumpulan Hasil). Hari ini adalah hari raya ketiga yaitu hari raya Pengucapan Syukur (hari raya Pondok Daun, Ul 16:16). Ini adalah peraturan yang harus dijaga turun-temurun (Im 23:41).
1)
Hari
Raya Paskah adalah hari raya persyukuran mengenai Allah yang menyelamatkan
Israel dari Mesir dan menuntun mereka (Kel 12:1-28). Ini adalah gambaran bahwa
dengan darah salib Yesus, Domba kecil akan menebus dosa manusia.
2)
Hari
raya 7 minggu adalah hari raya persyukuran dengan gandum yang pertama kali
matang, yaitu dengan menghitung 7 kali Sabat setelah hari raya Paskah, dan
menghitung sampai keesokan hari dari hari Sabat ke 7, yaitu hari ke 50 (Kel
23:16, 34:22). Ini adalah gambaran bahwa Yesus bangkit dan menjadi buah pertama
dari kebangkitan dan turunnya Roh Kudus 50 hari kemudian.
3)
Hari
raya Pondok Daun adalah hari raya yang mengingat kasih karunia dan bersyukur
setelah menuai hasil 1 tahun dan menyimpannya di gudang. Ini adalah pesta besar
yang berlangsung selama 8 hari, mulai dari tanggal 15 bulan 7 (Im 23:40). Selama
7 hari mempersembahkan korban api-apian dan pada hari ke 8 harus berkumpul
sebagai hari raya perkumpulan (pesta) (Im 23:36, Bil 29:35). Ini adalah hari yang
menobatkan bahwa pada waktu kedatangan Tuhan kembali, orang-orang kudus yang
telah menang dari segala dosa dan kejahatan berkumpul di kota Yerusalem, kemah
Allah rohaniah dari seluruh bangsa dan tinggal bersama-sama dengan Tuhan, dan
segala tangisan, air mata, ratapan, dan perkabungan akan dihapuskan, serta
mereka menikmati berkat dan sukacita damai sebagai umat Allah (Why 21:3-7,
7:15, Zak 14:16-19). Jadi hari raya
Pengucapan Syukur pada hari ini berasal dari hari raya Pondok Daun yang
mempersembahkan banyak korban persembahan yang berlimpah dibandingkan dengan
hari-hari raya yang lain.
Rasul
Paulus menasehati tentang ajaran mengenai kehidupan orang kudus yang sejati di
Kolose 3:16-17, 2:6-7. Diayat ini, kata “melimpah dengan syukur” menunjuk
kepada kekayaan secara mental. Di bawah ini marilah kita belajar arti sejati
tentang syukur melalui 3 kasus Yesus
mengucap syukur kepada Allah Bapa.
1. Syukur yang melimpah dari Yesus mengajarkan kita bahwa
syukur tersebut adalah hal yang dilakukan lebih dulu, bukan yang kemudian.
Pada
peristiwa 5 roti dan 2 ikan, Tuhan Yesus mengucap syukur terlebih dahulu (Yoh
6:1-11). Setelah syukur dilakukan barulah terjadi mujizat bisa memberi makan
5000 orang. Jadi sebelum menghitung hasil, Ia mengucap syukur terlebih dahulu. Ketika mengucap syukur dilakukan lebih dulu,
maka itu membuat pintu kesempatan baru dan pintu dari kemampuan dibuka. Kepada
orang yang bersyukur tentang hal yang sekarang dimiliki, maka lebih banyak akan
diberikan lagi, sebaliknya kepada orang yang tidak bisa mengucap syukur pada
keadaannya sekarang, ia akan kehilangan bahkan yang sekarang ia miliki. Ketika
mengucap syukur dilakukan lebih dulu, Allah akan menambahkan berkat kepada kita
dan menambah kasih karunia kekuatan kepadanya.
2. Syukur yang melimpah dari Yesus mengajarkan kita bahwa
syukur tersebut adalah ekspresi dari iman.
Syukur
adalah ekspresi Iman. Haruslah ada iman terlebih dulu barulah syukur keluar
(Kol 2:7). Maka jika imannya lemah, segala hal akan terganggu dan yang keluar
hanya keluhan saja. Pada waktu Tuhan
Yesus membangkitkan Lazarus di Yohanes 11:1-44, disinipun Yesus mengucapkan doa
syukur lebih dulu. Hal ini memperlihatkan secara nyata tentang ungkapan yang
Yesus katakan, “Jika ia percaya maka akan melihat kemuliaan Allah.” Orang-orang
lain hanya melihat jenazah Lazarus saja tetapi Yesus melihat Lazarus yang telah
hidup kembali, maka Yesus mengucap syukur kepada Allah.
Meski
umat Israel yang telah dibebaskan dari kehidupan perbudakan Mesir dan sedang
menuju ke tanah Perjanjian, menyaksikan banyak kuasa dan mujizat dari Allah,
namun tidak lama kemudian mereka langsung masuk ke dalam keluhan dan
sungut-sungut (Kel 16:2-3). Orang yang tidak ada iman adalah orang yang miskin
abadi dengan berkata aku tidak punya. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang
kita harapkan, namun umat Israel hanya memandang roti yang harus segera mengisi
perut mereka (Kel 16:11-15, Bil 20:1-5). Peristiwa ini memberitahukan bahwa hal
tidak ada syukur adalah karena tidak ada iman terhadap Allah yang hidup. Dosa yang
terburuk di padang gurun adalah keluhan terhadap Allah, yaitu hal yang membuang
syukur mereka. Saudara, hal yang paling berkenan kepada Allah adalah melakukan
penyembahan dengan syukur (Mzm 50:23).
3. Syukur yang melimpah dari Yesus mengajarkan kepada kita
bahwa syukur tersebut tersambungkan kepada kasih.
Sebelum
Yesus memikul salib, Ia memakan perjamuan terakhir bersama murid-muridNya (Mat
26:28-29). Di tempat itu Yesus membagi-bagikan roti dan terlebih dulu mengucap
syukur kepada Allah. Kemudian Ia mengambil cawan dan mengucap syukur lagi.
Meskipun Yesus telah melihat dimana beberapa jam kemudian Ia akan ditangkap dan
menderita, tetapi Yesus mengucapkan syukur lebih dulu. Yesus mengucap syukur
tentang tubuh dan darah-Nya diberikan untuk penebusan umat manusia. Jadi hal
mengucap syukur tentang kasih karunia Allah itu tersambung kepada kasih. Di
1Yohanes 4:10 dan 19, bukannya kita yang lebih dulu mengasihi Allah, namun
Allah yang lebih dulu mengasihi kita.
Ketika
Yesus ditangkap dan diikat oleh tali, dan menyeberangi sungai Kidron, Ia berdoa
dan mengucap syukur (Mrk 14:26, Mat 26:30). Meskipun Yesus dipukul, dicambuk dan
berlumuran darah dari ujung kepala sampai kaki, Ia tidak mengutuk mereka, malah
setiap saat Yesus mengucap syukur dan mendoakan pengampunan. Yesus yang mengasihi
kita, seluruh kehidupanNya dari awal sampai akhir penuh dengan syukur.
Sebaliknya, murid-murid yang tidak ada syukur meninggalkan Yesus sendirian dan
melarikan diri (Mar 14:50, Mat 26:56). Jadi jika tidak ada syukur, kita yang akan
menjadi terdahulu dan Allah ada dibelakang kita
Kesimpulan: Syukur
adalah puncak dari kehidupan iman kita. Melimpah dengan syukur adalah sebuah
hak istimewa yang hanya bisa dilakukan oleh orang yang telah menerima firman yang
melimpah dari Allah dan kasih yang melimpah dari Kristus. Orang yang bisa
bertambah teguh dalam iman dan melimpah dengan syukur di dalam generasi yang
suram ini, akan dapat mengakui iman yang teguh yaitu Engkau adalah Mesias, Anak
Allah yang hidup (Mat 16:16). Dalam nama Tuhan Yesus sambil menyambut hari raya
pengucapan syukur ini, syukur yang melimpah dapat turun atas seluruh pribadi,
rumah tangga, dan gereja. Amin.