FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Khotbah Minggu

DI TAHUN 2014, MARILAH HIDUP DENGAN MEMPERGUNAKAN WAKTU YANG ADA

(Ef 5:15-20)

 

Dari antara hadiah yang diberikan Allah, hadiah yang paling berharga adalah waktu (Mzm 31:15). Namun faktanya, yang paling diabaikan orang adalah waktu. Mari kita merenungkan makna perintah “pergunakanlah waktu yang ada.”

I.     “Pergunakanlah waktu yang ada artinya janganlah melewatkan kesempatan melainkan tangkaplah.

‘Pergunakanlah waktu yang ada’ bahasa Ibraninya eksakratos yang artinya mengamankan atau melindungi. Allah mempercayakan waktu kepada kita dan tiap-tiap detik waktu sedang berlalu. Apakah kita telah menyayangi dan mempergunakan waktu yang ada dengan baik demi kehendak Tuhan? Kita harus dapat membedakan waktu dan menangkap kesempatan dengan baik karena semua kesempatan terdapat di dalam waktu (Ibr 4:16). Kesempatan akan berlalu bersama dengan waktu yang mengalir. Maka hanya orang yang menghargai waktu dan hidup dengan mempergunakannya dengan baik sajalah yang dapat menangkap kesempatan. Kata ‘mempergunakan’ adalah eksakrajo yang berarti mengamankan atau menangkap.  Dan kairon berarti waktu atau kesempatan. Itu sebabnya, dengan kata lain ungkapan itu berarti tangkaplah kesempatan.’ Bahasa Yunani kairon berasal dari kata kairos. Kata tersebut dipakai dengan arti ‘mencocokkan waktu’ atau ‘mencocokkan situasi’ (Ams 25:11). Seperti perempuan yang menderita pendarahan selama 12 tahun, dia tidak melewatkan kesempatan untuk menjamah punca jubah Yesus dan akhirnya penyakitnya disembuhkan. Begitu juga pemungut pajak Zakheus yang tidak melewatkan kesempatan untuk bertemu Yesus.

II.   Pergunakanlah waktu yang ada itu artinya tebuslah waktu.

Eksakrajo berarti membeli dengan sejumlah uang. Manusia tidak bisa menjadi tuan atas hari-hari mereka sendiri. Oleh karena itu kita harus menempel pada Tuhan (1Tim 6:16). Kita harus mempergunakan waktu yang ada dengan baik karena ‘hari-hari ini adalah jahat’ (Ef 6:13, ‘hari-hari yang malang dan tidak ada kesenangan’ (Pkh 12:1), ‘hari-hari yang gelap’ ( Pkh 11:8), ‘waktu yang jahat’ (Amos 5:13),  ‘dunia jahat yang sekarang ini’ (Gal 1:4), ‘penguasa kerajaan angkasa yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka’ (Ef 2:2), ‘angkatan yang tidak percaya dan sesat’ (Luk 9:41), ‘kamu akan berlaku sangat busuk dan akan menyimpang dari jalan’ (Ul 31:29), ‘angkatan yang jahat dan tidak setia ini’ (Mat 12:39), ‘angkatan yang tidak setia dan berdosa’ (Mar 8:38), ‘pada waktu mereka makan dan minum, kawin dan dikawinkan’ (Luk 17:27), ‘pada waktu ketika mereka konsentrasi pada makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun’ (Luk 17:28). Singkat kata, karena semua hal yang sia-sia tersebut, kita menghilangkan semua waktu yang berharga. Hari ini jika kita mau hidup dengan iman, kita harus menyerahkan dengan sempurna segala hal-hal duniawi yang ada pada kita (Fil 3:7-8, 1Tim 6:17). Tuhan berfirman bahwa jika kita  mau menjaga iman kita, kita harus membayarnya dengan segala hal-hal di dunia ini. Ada hari-hari yang ditentukan Allah bagi kita.  Oleh karena itu kita harus ‘memperbaiki dan memulihkan hari-hari yang ditentukan tersebut’. Henokh, Nuh dan Elia telah menyerahkan segala hal-hal dunia yang ada padanya dan membeli waktu.


Kesimpulan:

Bagaimana caranya agar kita bisa membeli atau mempergunakan waktu yang ada dengan baik?

1)    Kita harus mengerti kehendak Tuhan (Ef 5:17). Kehendak Tuhan adalah agar hati kita berubah oleh pembaharuan budi kita (Rom 12:2). Lalu kekudusan.  Jangan kita percaya dan tergoda oleh hal-hal dunia (1Tes 4:3). Lalu syukur, syukur adalah kehendak Tuhan (1Tes 5:18). ‘Mengertilah kehendak Tuhan’ maksudnya, bukanlah mengenal luarnya semata saja, melainkan kita harus memiliki kesadaran yang lebih mendalam lagi yaitu ‘alamilah pengalaman dari pengetahuan rohani’.

2)    Kita haruslah dipenuhi dengan Roh Kudus (Ef 5:18). Ketika kita sungguh-sungguh berdoa dengan bersujud di hadapan Allah, Ia akan datang mendekat pada kita (Ul 4:7, Mat 21:22, Mar 11:24). Di Efesus 5:19 dikatakan “Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani...” Kata ‘mazmur’ biasa menunjuk pada kitab mazmur di PL. Tapi puisi-puisi yang dinyanyikan dengan instrumen pun masuk dalam mazmur. Kidung puji-pujian berarti lagu-lagu yang memuji Allah dan Yesus Kristus. Nyanyian rohani adalah lagu dari roh hati kita yang memancar keluar dari iman kita. Dan di ayat 20, dikatakan ‘bersorak-soraklah dengan segenap hati’. Serta dikatakan ‘bernyanyi dan bersorak-soraklah bagi Tuhan’.

  Kiranya di tahun 2014 saudara semua bisa hidup tanpa rasa penyesalan di dalam hati nurani dan tidak ada yang hidup dengan terampas waktunya dan saudara bisa belajar firman Sejarah Penebusan, lebih giat dalam injil Tuhan, memuliakan Tuhan dan bisa menjalani kehidupan yang berlimpah dengan syukur. Amin.

List of Articles
No. Subject Date Views
XE Login