FIRMAN
Khotbah minggu
Penyelenggaraan Penebusan di Balik Peristiwa Menyebrangi Sungai Yordan
Views 76756 Votes 0 2013.11.12 20:23:20Penyelenggaraan Penebusan di Balik Peristiwa Menyebrangi Sungai Yordan
(Yos 3:14-17)
Latar belakang dari pembacaan hari ini adalah saat bangsa Israel mengakhiri 40 tahun kehidupan perjalanan padang gurun dan menyeberangi sungai Yordan. Selama 3 hari mereka bermalam di tepi sungai Yordan dan bersiap-siap untuk menyeberangi sungai Yordan (Yos 3:1-2). Di Yosua 3:5 dikatakan bahwa besok Tuhan akan melakukan perbuatan yang ajaib. Kata ‘besok’ ini menunjuk pada tanggal 10 bulan yang pertama, ketika mereka menyeberangi sungai Yordan dan tiba di Gilgal (Yos 4:19). Sebelum menyebrang, Allah memberikan 3 hari kurun waktu persiapan untuk menguduskan diri (Kel 19:15) dan melalui Yosua, Allah memberi petunjuk mengenai cara untuk menyeberangi sungai Yordan secara detil. Yosua dalam bahasa Ibrani, adalah nama yang sama dengan Yesua atau Yesus di PB yang artinya “Tuhan menyelamatkan”. Yosua adalah gambaran Yesus Kristus. Dan lebih lagi, merupakan gambaran dari kedatanganNya kembali yang akan menuntun kita ke sorga. Kanaan adalah gambaran dari sorga (Yeh 20:6). Kiranya kita semua bisa menyeberangi sungai Yordan dengan iman dan masuk ke tanah Kanaan yang kita tuju.
I. Sungai Yordan adalah gerbang terakhir yang harus mereka lewati untuk masuk ke Kanaan.
Di hari akhir pun, hanya orang yang menyeberangi sungai Yordan rohaniah sajalah yang dapat masuk ke sorga. Secara rohani, menyeberangi sungai Yordan berarti pembaptisan, pembaptisan yang melepaskan secara sempurna kehidupan lama, yang mana sebelumnya hidup dengan diperbudak oleh dosa dan terikat masa lalu (1Kor 10:2). Apa itu pembaptisan? Pembaptisan adalah tanda penyucian dari dosa.
1.
Melewati
laut merah yang terbelah mengandung arti bahwa dosa umat Israel yang diperbuat
di Mesir sampai saat itu telah dicuci.
2.
Menyeberangi
sungai Yordan yang terbelah berarti menerima kasih karunia kesucian dan
pengudusan dengan sempurna sehingga mereka dimuliakan untuk masuk ke Sorga,
tanah Kanaan yang kekal.
Peristiwa
bangsa Israel keluar dari Mesir sampai menyeberangi sungai Yordan ini mengandung
penyelenggaraan penebusan yaitu bahwa bagi setiap orang kudus haruslah ada
proses dicuci di laut Merah dan dibedakan dengan kudus di sungai Yordan. Melewati
laut Merah adalah hal kita dilahirkan kembali, dan melewati sungai Yordan
menyimbolkan kepenuhan Roh Kudus. Dengan kata lain, penyelamatan orang-orang
kudus tidak hanya berakhir dengan dilahirkan kembali, melainkan haruslah
dipenuhi dengan Roh Kudus dan menerima kuasa sehingga menjadi saksi Yesus
sampai ke ujung bumi (Kis 1:8, 4:33, Luk 23:49, 4:14, 1Tes 1:5, Ef 6:18, Kis
10:38, Kis 2:32, 13:31, Yes 43:12). Menyeberangi sungai Yordan adalah gambaran
dari orang-orang kudus yang mengakhiri kehidupan gereja dan masuk ke sorga. Dikatakan
di Yosua 3:15, ketika bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan, itu adalah saat
‘musim menuai’. Kata ‘musim menuai’ ini mengajarkan pada kita bahwa sebelum
kita masuk ke Kanaan rohani, akan ada ‘waktu penuaian’. Waktu penuaian menunjuk
pada akhir dunia (Mat 13: 39b). Jika waktu penuaian telah tiba, gandum dan jelai
akan dipisahkan (Mat 13:30). Pada kenyataannya, tepat sebelum menyeberangi
sungai Yordan, ketika umat Israel berkemah di dataran Moab untuk terakhir
kalinya, terjadi peristiwa yang mana umat Israel berzinah dengan
perempuan-perempuan Moab dan menyembah berhala. Pada akhirnya, 24 ribu orang
mati.
II. Sungai Yordan adalah sungai yang tidak dapat diseberangi
dengan kekuatan manusia.
Dari
danau Galilea, air mengalir turun ke sungai Yordan. Lalu air sungai Yordan
bermuara di laut Mati. Sungai Yordan panjangnya 130 km dari hulu ke muara,
dengan lebar 28-30 m dan kedalamannya 0,9-4 m. Saat musim hujan dalamnya 4-5
meter. Air sungai Yordan terus mengalir sepanjang tahun. Maka akar kata Yordan
adalah ‘Yarden’ yang berarti ‘sungai yang mengalir sepanjang 4 musim’. Panjang
sungai Yordan dari titik danau Galilea sampai laut Mati adalah 96 km dengan
topografi ketinggian/kecuraman 179 m, maka arus airnya sangat kencang, sehingga
tidak dapat dilalui dengan kapal. Dan saat Israel menyeberangi, itu jatuh pada
waktu penuaian jelai, yaitu bulan Nisan (Maret-April) dengan curah hujan
tertinggi (Yos 3:14-15).
Di
hari akhir pun, dari mulut kuasa kegelapan, setan iblis naga merah, air sungai
akan menyembur keluar dan hendak menghanyutkan perempuan yang berselubungkan
matahari (Why 12:14-15). Itu adalah air sungai dari humanisme, air sungai dari
paham bahwa ada keselamatan pada semua agamam dan juga air sungai dari
mamonisme. Namun, ketika kita meminta pertolongan Allah, kita dapat menyebrangi
sungai Yordan melalui mujizat yang mengagumkan. Tetapi sebelumnya kita haruslah
ada persiapan:
1.
Kita
sendiri haruslah menguduskan diri kita. Sebelum menyeberangi sungai Yordan, diberikan
perintah untuk menguduskan diri (Yos 3:5, Im 11:44-45). Maka kehidupan yang
kudus adalah kehidupan yang belajar firman, menyadarinya, dan tidak berhenti
untuk berdoa (1Tim 4:5).
2.
Kita
harus mengikuti tabut perjanjian saja. Karena tiang awan dan tiang api sudah
tidak ada, mereka hanya melihat tabut Allah saja (Yos 3:3). Jalan yang akan
ditempuh adalah jalan yang belum pernah dilalui sebelumnya (Yos 3:4b). Maka, untuk menyeberangi sungai
Yordan, Kita harus maju dengan terlebih dahulu mengedepankan firman Yesus.
Kesimpulan: Pada
orang yang mencelupkan kakinya dengan iman, terjadilah mujizat airnya terputus
di dekat Adam di bawah sungai Yabok (Yos 4:7). Dari daerah Adam sampai ke laut Mati,
jaraknya 33 km. Kalau kita lihat Bil 33:49, radius lokasi perkemahan itu
sekitar 8 km, dari Bet-Yesimot sampai Abel Sitim karena ada sekitar 2 juta
orang. Jika mereka menyebrang bersamaan pun, jarak dengan tempat air tertimbun
itu masih jauh, masih 25 km (33 km – 8 km) sehingga air yang tertimbun itu
tidak terlihat oleh mereka (Yos 3:16). Di Yosua 4:7 kata terputus adalah nikheret yang berarti menebang atau memotong. Kata ini memiliki arti
mencabut sampai akar-akarnya atau menghapuskan. Percayalah bahwa Tuhan akan
membuat semua air dosa dan kejahatan dihapuskan secara sempurna dari kita. Dan
pada kata nikheret juga terkandung arti ‘membuat perjanjian’ seperti di Kejadian
15:18. Sesuai dengan perjanjian ini, untuk membuat umat Israel masuk ke tanah
Kanaan, Allah harus memutuskan sungai Yordan. Maka dengan memutuskan sungai
Yordan, Allah pada akhirnya menggenapi perjanjianNya. Di Yos 3:17, 4:22, para
imam menginjak tanah yang kering. Kata ‘tanah yang kering’ ini adalah haraba
dalam bahasa Ibrani yang berarti padang
pasir atau tanah tandus. Kiranya Tuhan memberkati agar kasih karunia dan
tuntunan Allah yang membuat segala permasalahan di dalam keluarga kita menjadi
kering sempurna menyertai saudara-saudara dan rumah tangga saudara. Amin