FIRMAN
Khotbah minggu
144 RIBU YANG BERDIRI DI BUKIT SION
(Why 14:1)
I. Ada dimanakah Bukit Sion?
Sebelumnya, Anak Domba belum berdiri di bukit Sion, dan baru di ayat inilah Ia berdiri di bukit Sion.
1. Gunung Sion adalah puncak yang tertinggi, yaitu puncak iman yang tertinggi.
Bukit Sion adalah bukit atau gunung yang tidak tergoyangkan (dalam bahasa aslinya: Gunung Sion). Ini adalah gunung yang menyimbolkan kerajaan Allah. Ketika menunjuk pada hal dunia, Bukit Sion menunjuk pada Yehuda, dan jika menunjuk hal rohani, Bukit Sion berarti Kerajaan Sorga. Bukit Sion adalah tempat di mana Daud meletakkan Tabut Perjanjian sehingga menimbulkan hadirat Allah. Setelah itu, Tabut Perjanjian dipindahkan ke tempat dimana Salomo membangun bait suci, yaitu gunung Moria. Meski demikian, Bukit Sion tetap digunakan sebagai nama yang menunjuk kepada seluruh Yerusalem. Di akhir zaman, ke Sion, tempat di mana terdapat bait suci Allah, gunung yang lebih tinggi dari antara gunung-gunung lainnya, semua orang akan berbondong-bondong ke sana (Yes 2:2-3, Yes 18:7).
2. Gunung Sion adalah tempat di mana Tuhan memerintah.
Tuhan tidak memerintah dunia dan segala sesuatunya dari sembarang tempat. Tuhan Allah memilih Sion dan memerintah di sana (Mik 4:7b). Meskipun Allah memilih Sion dan bekerja di sana, umat Israel tidak mengenal pemerintahan-Nya.
3. Gunung Sion adalah tempat dimana orang yang terluput yaitu penyelamat-penyelamat akan naik dan berdiri.
Di hari-hari akhir, dikatakan bahwa orang-orang yang terluput akan berdiri di Gunung Sion (Obaja 1:17, 1:21). 144 ribu yang akan berdiri bersama dengan Yesus, Anak Domba, di hari akhir, adalah ‘penyelamat-penyelamat’ yang akan menyelamatkan seluruh dunia. Gunung Sion disini bukanlah gunung Sion secara harfiah. Lalu, secara rohani, apa itu Gunung Sion? Dengan menunjuk kepada umat-Nya, Allah berkata; “Sion, umat-Ku.” Tetapi karena sejauh ini kita tidak hidup sesuai dengan nilai nama tersebut, kita belum menjadi ‘Sion’. Maka kiranya Tuhan memberkati agar firman “Anak Domba dan 144 ribu berdiri di Bukit Sion” dapat digenapi pada kita semua pada hari ini.
4. Gunung Sion adalah tempat perhentian atau tempat kedudukan Allah.
Allah memilih Sion dan ingin menjadikannya tempat kekudusanNya (Mzm 132:13-14). Apa yang sebenarnya ditunjukkan melalui Sion? Percayalah bahwa untuk membuat masing-masing kita menjadi bentuk asli dari Bukit Sion, Allah memberikan firman ini kepada kita. Allah mengasihi umat manusia dan memikul dosa kita sehingga mati di Salib, lalu bangkit kembali. Namun, umat Israel tidak menyadari kasih yang besar tersebut, kasih yang mana Allah memilih mereka dan mengutus Mesias ke tanah mereka tersebut. Jika kita telah menyadari kasih yang ada di dalam firman dalam sekejap mata, kitalah Sion tersebut.
II. Apa artinya berdiri di Buki Sion?
Kata ‘berdiri’ adalah histemi dalam bahasa Yunani yang berarti ‘berhenti dan berdiri tegak’, ‘berdiri dengan teguh dan kokoh’, atau ‘tidak tergoyahkan’. Kata ini adalah kata kerja yang berbentuk selesai, sehingga kata ini menekankan sebuah hasil dari perbuatan yang sudah selesai. Jika kita belum menyadari bentuk asli dari Gunung Sion dan menjadi gunung tersebut, itu sama saja Anak Domba belum berdiri di bukit Sion. Namun sekarang, saat kita menyadari dan mempercayainya, sama saja kita telah menetap di situ dengan sempurna. 144 ribu yang berdiri bersama dengan Anak Domba menunjuk pada orang yang berada di dalam Yesus, yaitu jemaat orang-orang Kudus, baik itu orang Kafir maupun orang Yahudi.
1. Maksudnya, mereka adalah orang-orang yang telah ditunjuk dan diangkat secara khusus.
Kata berdiri atau histemi memiliki arti menunjuk atau mengangkat. Ketika kita berdoa dan berseru kepada Allah, Tuhan menjawab dari gunung-Nya yang kudus yaitu gunung Sion (Mzm 3:5, Mzm 2:6-7). Orang yang berdiri di gunung yang kudus akan menerima berkat yang mana mereka tidak akan mati secara rohani maupun jasmani, dan akan diubah. Haruslah tidak ada dusta di hati kita. Orang yang berkata dusta tidak berkualifikasi untuk menyanyikan nyanyian baru di gunung yang kudus (Mzm 15:1-2). Setelah Yesus mati di salib dan bangkit serta naik ke sorga pun, orang-orang yang percaya Yesus tidak tahu bahwa diri mereka adalah Sion. Dan jika kita terus dikalahkan oleh setan iblis dan dosa, itu sama saja Yesus belum berada di Gunung Sion. Mengapa? Karena Yesus siang malam harus mati sebagai Domba Kecil atau Korban Penebusan untuk orang-orang. Jadi secara rohani, 144 ribu itu sendirilah Sion. Jika hanya Yohanes saja yang menjadari bahwa di Gunung Sion Domba Kecil berdiri, maka itu sama saja ia hanya menceritakan letak-letaknya saja, tanpa wujud asli yang sebenarnya. Maka, masing-masing dari kita harus menjadi wujud aslinya, sehingga walaupun kita menghadapi kesulitan apapun, kita mengatasinya dengan iman (Ibr 10:7). Petrus telah menyadarinya dan hendak mengikuti jejak kaki Yesus, oleh karena itu ia mengakui di 1Pet 2:21 “Telah meninggalkan teladan bagimu supaya kamu mengikuti jejak-Nya.” Melalui orang yang menangkap dan merebut firman, Allah menjalankan dan menggenapkan kehendak-Nya.
2. Maksudnya, mereka adalah orang-orang yang menjadi memiliki bobot.
Berdiri atau histemi memiliki arti ‘menaruh di atas timbangan’ atau ‘menimbang’. Untuk memiliki bobot, terlebih dahulu harus diukur. Saya percaya bahwa ketika dikatakan ‘telah berdiri di bukit Sion’, itu berarti sudah diukur, yaitu orang-orang yang telah lulus pengukuran dan akan menerima perlindungan yang khusus. Ketika kita menerima firman, firman itu sendiri yang akan menjadi tempat perlindungan, benteng, serta tempat pengungsian bagi masing-masing kita.
Kesimpulan:
Hanya orang-orang yang memiliki nama Bapa dan nama Yesus sajalah yang akan berdiri di Gunung Sion. Saya percaya bahwa bagi orang-orang yang dapat berdiri di gunung Sion, firman dari manna yang tersembunyi akan dinyatakan kepada mereka. Jika tidak ada nama Bapa dan nama Yesus di dahi, maka ketika menghadapi kesengsaraan, semuanya akan jatuh dan menjadi mangsa dari anti Kristus. Di Why 7:2-3, bagi 144 ribu tidak memanggul barang bawaan apapun, hanya nama Allah Bapa dan nama Anak Domba yaitu Yesus sajalah yang terukir sebagi materai di dahi mereka. Saudara, ini adalah persoalan rohani. Ketika dimateraikan, itu adalah saat ketika mereka dipastikan sebagai milik Tuhan. Orang yang tidak menerima materai tidak bisa menyanyikan nyanyian baru. Nyanyian baru ini bukanlah seperti nyanyian-nyanyian dunia ini (Why 7:9-12, 14:2-5). Saya harap agar melalui firman sejarah penebusan, nama Bapa dan nama Yesus terukir di dahi kita semua, dan kiranya Tuhan Yesus memberkati agar saudara semua menjadi orang-orang kudus yang bagaikan 144 ribu rohani, yang menyanyikan nyanyian baru yang indah (Yes 42:10). Amin.