GPBSI

PERINTAH KE-5, PENGHORMATAN KEPADA ORANG TUA

(Kel 20:12, Ul 5:16)

Jika kita lihat sejarah Israel, ada beberapa penyebab mengapa Yehuda Selatan dihancurkan. Dari antara penyebabnya seperti tidak menjaga hari Sabat dll, terdapat dosa menghina ayah dan ibu (Yeh 22:7). Perintah ke-5, yaitu hormatilah ayahmu dan ibumu, adalah dasar dari keteraturan di masyarakat, serta permulaan dari segala keteraturan. Jika kita melanggar perintah ini, keteraturan dari keluarga akan hancur dan keteraturan di masyarakat pun runtuh. Sebaliknya, orang yang menghormati orang tua dengan segenap hati, tidak akan melakukan dosa pembunuhan, perzinahan, mencuri, berdusta, serta keserakahan, yaitu perintah ke 6, 7, 8, 9, dan 10. Maka, dosa ketidakbaktian terhadap orang tua adalah dosa yang lebih besar dan dahsyat daripada dosa pembunuhan, perzinahan, mencuri, berdusta, dan serakah.

Di dalam perintah penghormatan kepada orang tua, terkandung kehendak yang diingini Allah yaitu untuk memperoleh keturunan ilahi. Jika orang-orang menghormati dan mengasihi orang tua, banyak keturunan ilahi akan tampak di bumi ini. Allah adalah pencipta yang memiliki kuasa dan kemampuan, maka bisa saja Allah secara sekaligus menciptakan banyak laki-laki dan perempuan. Tetapi dikatakan bahwa Ia hanya menciptakan 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan untuk memperoleh keturunan ilahi (Mal 2:15). Jadi orang tua merupakan kemuliaan penciptaan Allah, serta merupakan sarana yang kudus untuk menjadikan keteraturan dari berkat Tuhan. Maka dalam perintah yang harus dijaga antar sesama manusia, perintah pertama yang dituntut Tuhan adalah penghormatan terhadap orang tua. Ibu dan ayah adalah sosok berkat yang menggantikan Allah. Allah sendiri adalah Ayah dari seluruh umat manusia (Mal 2:10). Berkat Allah diberikan kepada anak-anak melalui sosok yang bernama orang tua. Disinilah terkandung nilai, arti, dan tujuan dari keberadaan yang bernama ayah dan ibu. Jadi Allah hendak memberikan berkat dan kasihNya dengan melalui orang tua sebagai gantiNya. Maka kepada anak-anak dunia ini, Allah memberikan nama ayah dan ibu kepada mereka. Mengapa? Karena mereka memperanakkan anak.

Orang tua yang tampak di perintah yang ke-5 bukan semata-mata menunjuk pada orang tua jasmani saja, melainkan juga menunjuk kepada semua orang-orang yang dari segi usia maupun pengalaman lebih dari pada kita. Maka perintah ke-5 adalah perintah yang memerintahkan untuk menghormati orang-orang yang memiliki otoritas dan penyelenggaraan. Bersamaan dengan itu pula, orang-orang yang memiliki otoritas haruslah berbuat sesuai dengan posisi atau otoritasnya dengan selayaknya. Selain itu, harus juga ada rasa tanggung jawab dan juga wibawa.

I.      Berkat yang akan diterima bagi orang-orang yang menghormati orang tua.

Ungkapan ‘hormatilah’ di Keluaran 20:12 berasal dari kata ‘khabed’ yang berarti ‘berat’ atau ‘hormat’. Maksudnya memperlakukan dengan hormat dan dengan sungguh-sungguh. Kata ini juga digunakan untuk menunjukan sikap umat Allah dalam meladeni Allah (Ams 3:9). Pada akhirnya, hal ‘menghormati orang tua’ yang memberikan hidup kepada kita menggantikan Allah sama dengan kita menghormati Allah yang adalah Tuan dari kehidupan. Anak-anak harus memberikan pujian yang tertinggi dan bersyukur kepada orang tua dengan memiliki hati yang hormat dan sungguh-sungguh. Di Kolose 3:20 kata ‘taatilah’ adalah ‘hwipa khuethe’ yang artinya ‘mendengar dibawah’ atau ‘mentaati dengan sesugguhnya’ (Kis 12:13). Dan ungkapan ‘dalam segala hal’, ini berarti kita harus menghormatinya dalam segala aspek.

Lihatlah Abraham dan Ishak. Karena sang anak mentaati firman ayahnya, maka baik ayah dan anak menerima berkat. Juga Yusuf yang taat secara mutlak ketika disuruh oleh ayahnya di Kejadian 37:13b. Setelah meninggalkan rumahnya pada umur 17 tahun, lalu menjadi mangkubumi, dan sampai ia bertemu lagi dengan ayahnya di usia 40 tahun, ia banyak menderita. Tetapi, selama 23 tahun Yusuf sekali pun tidak pernah melupakan ayahnya yaitu Yakub (Kej 43:7, 27, 45:9-13). Juga Samuel, anak Hana. Samuel yang masih kecil mengikuti ibunya dan pergi kepada orang Tuhan. Setelah ke sana, ia taat kepadanya dengan baik dan menghormatinya dan melayaninya. Dan pada akhirnya, ia menjadi seorang nabi yang hebat yang menyelamatkan bangsa.

Apa berkat yang diberikan kepada anak-anak yang menghormati orang tua dan mentaati perkataan orang tua? 2 berkat telah dijanjikan kepada mereka, yaitu kesuksesan dan panjang umur (Ef 6:1-3, Ul 5:16). Di sini, ungkapan ‘baik keadaanmu’ adalah ‘yatab’ dalam bahasa Ibrani, yang artinya ‘Tuhan Allah akan menjadikannya lancar dan baik-baik secara terus menerus.’

II.    Akhir dari orang yang tidak menghormati orang tua.

Orang yang degil terhadap orang tuanya dihukum mati (Ul 21:18, 21a, Ams 30:17). Lihat Absalom anak ke-3 dari raja Daud.  Ia adalah laki-laki yang tampan perawakannya, tapi ia hendak membunuh ayahnya. Karena Absalom hendak membunuh Daud, Daud melarikan diri dengan telanjang kaki dan dengan membawa hamba-hambanya. Waktu itu Yoab panglima Daud menyerang balik Absalom dan Absalom melarikan diri. Sambil melarikan diri, rambutnya tersangkut di ranting pohon tarbantin. Daud pernah memberi perintah untuk tidak boleh membunuh Absalom. Tetapi Yoab, panglimanya, sambil berkata, “Ini dia, si anak pembangkang”, ia menusuk jantung Absalom dengan 3 lembing di dada. Lalu Yoab menyuruh 10 anak buahnya untuk menurunkan Absalom dan menusuknya lagi (2Sam 18:9-17). Dan jenazahnya dilemparkan ke dalam lobang yang besar di hutan itu. Kemudian, mereka mendirikan di atasnya timbunan batu yang sangat besar. Setiap orang yang melewati tempat itu melempar batu sambil berkata “Ini dia, si kurang ajar yang najis.”

Jika kita mengasihi dan menghormati ayah dan ibu kita, ini akan membawa berkat kepada bangsa dan Negara (2Taw 15). Lihat anak-anak lelaki dari Imam Eli yaitu Hofni dan Pinehas yang telah tidak taat terhadap orang tua. Mereka menganggap enteng kebaktian gereja (1Sam 2:12, 17, 22). Ayahnya Eli hanya menegor mereka tetapi kedua anak tersebut tidak mau mendengarkan perkataan dari ayah mereka. Maka Allah memanggil imam Eli dan berkata karena ia telah menganggap enteng Tuhan dan menganggap anaknya lebih berharga daripada Tuhan, maka Tuhan mengutuk keluarga Eli. Pada akhirnya, ketika negara Filistin datang menyerang, tabut hukum dirampas dan 4000 orang mati.

Waktu itu, kedua anak tersebut juga mati, Eli maupun menantunya juga mati, dan kemuliaan Allah pergi. Ini mengajarkan bahwa, hari ini, ketika orang-orang tua tidak mengajarkan iman kepada anak2nya, maka akan terjadi yg seperti demikian (Ul 6).

Kesimpulan:

Di kitab Wahyu, keluarga bahagia, kerajaan yang bahagia, yaitu Yerusalem baru diekspresikan seperti ini, “Lihatlah, rumah Allah ada di tengah-tengah manusia” (Why 21:3-4). Betapa baiknya Allah tinggal bersama diantara keluarga. Kerajaan sorga yang digambarkan di sini menunjuk pada komunitas yang mana orang-orang tinggal bersama di sekitar tahkta Allah. Yaitu menunjuk pada keluarga yang mana Allahlah yang menjadi pusat dari kehidupan mereka. Kiranya Tuhan memberkati agar keluarga saudara menjadi anggota dari keluarga sorga yang besar sehingga bisa mengambil berkat kenikmatan hidup kekal. Amin.