FIRMAN
Khotbah minggu
Articles 303
Apakah itu Agama Kristen yang Sejati? (2)
(Mat 19:16-26)
Hosea 4:6 berkata: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah”. Kata ‘mengenal’ adalah ‘pengetahuan’ dalam bahasa asli, dan dengan menyelidiki Alkitab, kita tahu bahwa hanya Yesus Kristus sajalah pengetahuan yang sejati. Rasul Paulus mengatakan bahwa pengetahuan akan Yesus Kristus adalah yang paling berharga (Fil 3:8). Di Hosea 4:6 dikatakan ‘umat-Ku’, ini bukan menunjuk pada orang yang tidak percaya, melainkan pada orang percaya. Artinya, meski kita berkata bahwa kita adalah orang percaya, jika kita tidak mengenal atau tidak memiliki pengetahuan yang sejati tentang Yesus Kristus, maka kita akan hancur binasa.
Meski kita sudah percaya Yesus selama puluhan tahun, bukankah kita hanya menginjak pelataran gereja tanpa mengenal hakekat agama Kristen dengan baik dan akurat? Apakah kita telah melakukan kasih terhadap sesama manusia atau tetangga dan menjadi saksi Tuhan? Kiranya lewat firman hari ini, kita bisa menyadari kasih sejati dari Yesus Kristus dan bisa menjalani kehidupan iman. Apakah agama Kristen yang sejati itu? Buku yang dapat dengan baik bersaksi dan menjawab pertanyaan ini hanyalah Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Agama Kristen yang dilihat dari sudut pandang luar
Banyak orang Kristen yang percaya secara luarnya saja, yaitu dari sisi yang kelihatan saja. Kelihatan seolah-olah percaya, tapi di hatinya tidak ada Yesus. Alkitab katakan bahwa tidak ada orang yang benar dari antara keturunan yang lahir melalui Adam (Rm 3:10, 5:12). Karena itu, tidak seorang pun yang layak menerima keselamatan. Pemuda kaya di pembacaan hari ini, secara luar tampak sangat hebat. Kemana pun Yesus pergi, orang-orang mengolok-olok-Nya, ahli-ahli Farisi mengatakan Yesus itu sesat. Tapi pemuda kaya-raya ini begitu ia datang, ia berlari dan langsung berlutut ke tanah di hadapan Yesus, tanpa memikirkan pakaiannya yang indah. Sikapnya ini memperlihatkan kerendahan hatinya. Lalu, dengan hati yang memuji Yesus, ia berkata “Guru yang baik, apa yg harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal?”, meskipun demikian, ini masih ‘luarnya’ saja.
Yesus telah melihat bahwa pemuda ini lebih mementingkan persoalan dunia yang akan datang daripada persoalan dunia yang sekarang, ia sangat antusias tentang hidup kekal, sangat merindukan dan mendambakan hidup kekal. Tapi, jawaban Yesus di luar dugaan, seperti sebuah tamparan, “Mengapa kau katakan Aku baik?”. Karena jawaban Yesus ini, ada ahli-ahli teologi yang salah paham dan bersiteguh bahwa, “Jika demikian, Yesus bukanlah orang baik, Dia memiliki dosa.” Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Yesus tidak ada dosa (1Pet 2:22, Ibr 4:15). Hanya Yesus saja yang datang dengan Roh Kudus tanpa benih laki-laki, maka dikatakan bahwa Ia tidak ada dosa.
Arti firman yang Yesus, “Tak seorang pun baik selain dari pada Allah saja” adalah, “Apakah kamu sadar akan perkataan-Mu? Apakah kamu mengatakan bahwa Aku adalah Imanuel, Mesias yang telah dinubuatkan di Perjanjian Lama?” Ini sama seperti ketika Yesus menyadarkan perempuan Samaria dan orang-orang Yahudi tentang diri-Nya (Yoh 4:26, 8:24-27). Pemuda ini tidak mengerti akan perkataaannya sendiri. Ketika Yesus menyebut perintah ke-5 sampai ke-10 di Markus10:19, pemuda ini menjawab “semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Pemuda itu tetap belum menyadari apa yang Yesus maksudkan, dan Yesus menaruh kasih pada pemuda ini, dan berkata, “Hanya satu lagi kekuranganmu, pergilah, juallah apa yang kau miliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di Sorga. Kemudian, datanglah kemari dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya (Mrk 10:21-22).
Inti firman hari ini adalah, pemuda kaya itu telah datang di depan Tuhan Yesus untuk mencari hidup kekal, tapi mengapa ia malah menjadi seperti orang yang ditinggalkan oleh hidup kekal? Karena baginya ada sebuah kekurangan, yaitu hatinya terlalu penuh dengan hati yang mengasihi dan melekat pada materi, hawa nafsu akan materi. Inti dari hukum Tuhan adalah kasih dan kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Mat 22:37-40, Rm 13:8-10), tetapi pemuda ini telah menjadi orang yang jauh dalam pelaksanaan kasih, ia hanya mengasihi di mulut saja dan belum melaksanakan kasih tersebut.
Yesus telah menimbang hati pemuda kaya itu “Mene mene tekel ufarsim”, yaitu “Aku menimbangmu dan kau didapati kurang.” Allah adalah Allah yang menimbang perbuatan kita. Yesus melihat pemuda itu, ternyata ia menjaga luarnya saja, tetapi tidak ada kasih dalam hatinya. Dengan kata lain, ia telah menjadi orang yang tidak lulus ujian firman (Mat 22:35-40). Jika pemuda ini sungguh-sungguh mengasihi sesama manusia, maka betapa baiknya jika ia memberikan hartanya kepada Yesus agar dapat memakainya untuk kehendak Tuhan. Tetapi, jika Yesus berkata, “Juallah hartamu dan bawalah kepada-Ku”, maka bukankah ia akan melihat Yesus sebagai seorang penipu? Dikatakan bahwa pada akhirnya ia pulang dengan muka yang sendu, lalu tidak pernah datang lagi.
Agama Kristen mengajarkan bahwa jika ada sebuah kekurangan saja, maka tidak bisa pergi ke Sorga. Agama Kristen mengajarkan bahwa jika orang memiliki dosa, maka orang itu tidak akan pergi ke Sorga, baik itu dosa besar maupun kecil, banyak atau sedikit. Sepertinya pemuda di pembacaan hari ini telah menjaga seluruh hukum, tapi karena ada sebuah kekurangan, maka ia telah menjadi orang yang ditinggalkan oleh keselamatan. Kita pun pasti ada lebih dari satu kekurangan. Agama Kristen menasehati bahwa jika ada sebuah kekurangan saja dan kekurangan itu tidak diperbaiki, maka tidak dapat diselamatkan, dan masuk daftar neraka (Gal 5:19-21, Rm 1:18-32, Why 21:8, 22:15). Agama Kristen mengajarkan bahwa siapapun tidak dapat diselamatkan dengan kebenaran dirinya sendiri. Melalui hukum Taurat kita bisa menyadari dosa, tetapi hukum Taurat tidak dapat mengampuni dosa (Rm 3:20-21).
Pemuda itu ‘berlutut’ dan ‘ingin mengetahui persoalan dunia yang akan datang daripada dunia yang sekarang’, serta berkata bahwa ‘telah menjaga 10 perintah’. Tapi masalahnya, dia telah melewatkan inti dari 10 perintah, yaitu kasih. Ketika Yesus melihat pemuda ini, kekurangan yang ada padanya adalah kasih. Hatinya ingin, tapi karena manusia hidup dengan memiliki tubuh jasmani, maka sangat susah melakukannya. Karena itu, adalah mustahil dengan tubuh jasmani kita. Inilah hakekat agama Kristen secara luar.
Dengan mendengar firman hari ini, kita harus bisa mengakui bahwa “Aku tidak bisa”. Inilah hikmat. Maka bagaimana caranya supaya kita dapat melakukannya? Allah, Roh Kudus, Firman harus datang ke hati kita dan bekerja dengan kuat, barulah kita bisa melakukannya. Kiranya Tuhan Yesus memberkati agar kita semua menyadari hakekat agama Kristen yang sejati sehingga kita semua bisa memperoleh hidup kekal. Amin.
(Mat 19:16-26)
Hosea 4:6 berkata: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah”. Kata ‘mengenal’ adalah ‘pengetahuan’ dalam bahasa asli, dan dengan menyelidiki Alkitab, kita tahu bahwa hanya Yesus Kristus sajalah pengetahuan yang sejati. Rasul Paulus mengatakan bahwa pengetahuan akan Yesus Kristus adalah yang paling berharga (Fil 3:8). Di Hosea 4:6 dikatakan ‘umat-Ku’, ini bukan menunjuk pada orang yang tidak percaya, melainkan pada orang percaya. Artinya, meski kita berkata bahwa kita adalah orang percaya, jika kita tidak mengenal atau tidak memiliki pengetahuan yang sejati tentang Yesus Kristus, maka kita akan hancur binasa.
Meski kita sudah percaya Yesus selama puluhan tahun, bukankah kita hanya menginjak pelataran gereja tanpa mengenal hakekat agama Kristen dengan baik dan akurat? Apakah kita telah melakukan kasih terhadap sesama manusia atau tetangga dan menjadi saksi Tuhan? Kiranya lewat firman hari ini, kita bisa menyadari kasih sejati dari Yesus Kristus dan bisa menjalani kehidupan iman. Apakah agama Kristen yang sejati itu? Buku yang dapat dengan baik bersaksi dan menjawab pertanyaan ini hanyalah Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Agama Kristen yang dilihat dari sudut pandang luar
Banyak orang Kristen yang percaya secara luarnya saja, yaitu dari sisi yang kelihatan saja. Kelihatan seolah-olah percaya, tapi di hatinya tidak ada Yesus. Alkitab katakan bahwa tidak ada orang yang benar dari antara keturunan yang lahir melalui Adam (Rm 3:10, 5:12). Karena itu, tidak seorang pun yang layak menerima keselamatan. Pemuda kaya di pembacaan hari ini, secara luar tampak sangat hebat. Kemana pun Yesus pergi, orang-orang mengolok-olok-Nya, ahli-ahli Farisi mengatakan Yesus itu sesat. Tapi pemuda kaya-raya ini begitu ia datang, ia berlari dan langsung berlutut ke tanah di hadapan Yesus, tanpa memikirkan pakaiannya yang indah. Sikapnya ini memperlihatkan kerendahan hatinya. Lalu, dengan hati yang memuji Yesus, ia berkata “Guru yang baik, apa yg harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal?”, meskipun demikian, ini masih ‘luarnya’ saja.
Yesus telah melihat bahwa pemuda ini lebih mementingkan persoalan dunia yang akan datang daripada persoalan dunia yang sekarang, ia sangat antusias tentang hidup kekal, sangat merindukan dan mendambakan hidup kekal. Tapi, jawaban Yesus di luar dugaan, seperti sebuah tamparan, “Mengapa kau katakan Aku baik?”. Karena jawaban Yesus ini, ada ahli-ahli teologi yang salah paham dan bersiteguh bahwa, “Jika demikian, Yesus bukanlah orang baik, Dia memiliki dosa.” Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Yesus tidak ada dosa (1Pet 2:22, Ibr 4:15). Hanya Yesus saja yang datang dengan Roh Kudus tanpa benih laki-laki, maka dikatakan bahwa Ia tidak ada dosa.
Arti firman yang Yesus, “Tak seorang pun baik selain dari pada Allah saja” adalah, “Apakah kamu sadar akan perkataan-Mu? Apakah kamu mengatakan bahwa Aku adalah Imanuel, Mesias yang telah dinubuatkan di Perjanjian Lama?” Ini sama seperti ketika Yesus menyadarkan perempuan Samaria dan orang-orang Yahudi tentang diri-Nya (Yoh 4:26, 8:24-27). Pemuda ini tidak mengerti akan perkataaannya sendiri. Ketika Yesus menyebut perintah ke-5 sampai ke-10 di Markus10:19, pemuda ini menjawab “semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Pemuda itu tetap belum menyadari apa yang Yesus maksudkan, dan Yesus menaruh kasih pada pemuda ini, dan berkata, “Hanya satu lagi kekuranganmu, pergilah, juallah apa yang kau miliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di Sorga. Kemudian, datanglah kemari dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya (Mrk 10:21-22).
Inti firman hari ini adalah, pemuda kaya itu telah datang di depan Tuhan Yesus untuk mencari hidup kekal, tapi mengapa ia malah menjadi seperti orang yang ditinggalkan oleh hidup kekal? Karena baginya ada sebuah kekurangan, yaitu hatinya terlalu penuh dengan hati yang mengasihi dan melekat pada materi, hawa nafsu akan materi. Inti dari hukum Tuhan adalah kasih dan kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Mat 22:37-40, Rm 13:8-10), tetapi pemuda ini telah menjadi orang yang jauh dalam pelaksanaan kasih, ia hanya mengasihi di mulut saja dan belum melaksanakan kasih tersebut.
Yesus telah menimbang hati pemuda kaya itu “Mene mene tekel ufarsim”, yaitu “Aku menimbangmu dan kau didapati kurang.” Allah adalah Allah yang menimbang perbuatan kita. Yesus melihat pemuda itu, ternyata ia menjaga luarnya saja, tetapi tidak ada kasih dalam hatinya. Dengan kata lain, ia telah menjadi orang yang tidak lulus ujian firman (Mat 22:35-40). Jika pemuda ini sungguh-sungguh mengasihi sesama manusia, maka betapa baiknya jika ia memberikan hartanya kepada Yesus agar dapat memakainya untuk kehendak Tuhan. Tetapi, jika Yesus berkata, “Juallah hartamu dan bawalah kepada-Ku”, maka bukankah ia akan melihat Yesus sebagai seorang penipu? Dikatakan bahwa pada akhirnya ia pulang dengan muka yang sendu, lalu tidak pernah datang lagi.
Agama Kristen mengajarkan bahwa jika ada sebuah kekurangan saja, maka tidak bisa pergi ke Sorga. Agama Kristen mengajarkan bahwa jika orang memiliki dosa, maka orang itu tidak akan pergi ke Sorga, baik itu dosa besar maupun kecil, banyak atau sedikit. Sepertinya pemuda di pembacaan hari ini telah menjaga seluruh hukum, tapi karena ada sebuah kekurangan, maka ia telah menjadi orang yang ditinggalkan oleh keselamatan. Kita pun pasti ada lebih dari satu kekurangan. Agama Kristen menasehati bahwa jika ada sebuah kekurangan saja dan kekurangan itu tidak diperbaiki, maka tidak dapat diselamatkan, dan masuk daftar neraka (Gal 5:19-21, Rm 1:18-32, Why 21:8, 22:15). Agama Kristen mengajarkan bahwa siapapun tidak dapat diselamatkan dengan kebenaran dirinya sendiri. Melalui hukum Taurat kita bisa menyadari dosa, tetapi hukum Taurat tidak dapat mengampuni dosa (Rm 3:20-21).
Pemuda itu ‘berlutut’ dan ‘ingin mengetahui persoalan dunia yang akan datang daripada dunia yang sekarang’, serta berkata bahwa ‘telah menjaga 10 perintah’. Tapi masalahnya, dia telah melewatkan inti dari 10 perintah, yaitu kasih. Ketika Yesus melihat pemuda ini, kekurangan yang ada padanya adalah kasih. Hatinya ingin, tapi karena manusia hidup dengan memiliki tubuh jasmani, maka sangat susah melakukannya. Karena itu, adalah mustahil dengan tubuh jasmani kita. Inilah hakekat agama Kristen secara luar.
Dengan mendengar firman hari ini, kita harus bisa mengakui bahwa “Aku tidak bisa”. Inilah hikmat. Maka bagaimana caranya supaya kita dapat melakukannya? Allah, Roh Kudus, Firman harus datang ke hati kita dan bekerja dengan kuat, barulah kita bisa melakukannya. Kiranya Tuhan Yesus memberkati agar kita semua menyadari hakekat agama Kristen yang sejati sehingga kita semua bisa memperoleh hidup kekal. Amin.