FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Khotbah Minggu

Manusia Pengharapan, Hommo Esperanse

Views 80886 Votes 0 2012.10.13 13:29:37

Manusia Pengharapan, Hommo Esperanse
Filipi 4:6-7

Pengharapan adalah hal menanti untuk memperoleh sesuatu, menunjuk pada perasaan yang timbul ketika menantikan datangnya suatu hal yang baik. Orang yang paling kasihan di dunia bukanlah yang tidak memiliki uang, tidak berpendidikan, ataupun tidak memiliki kekuasaan, melainkan orang yang tidak ada pengharapan. Dia menjadi orang yang tidak memiliki apa-apa, tidak bernilai. Hanya Hommo Esperanse (bahasa latin) atau Manusia pengharapan sajalah orang yang hidup, orang yang dimiliki sorga.


Hommo esperanse adalah manusia yang bisa berpikir tentang hari esok dan menantikan masa depan (Erick Prom, psikolog Yahudi). Pengharapan adalah keberanian yang kuat serta kehendak yang baru (Martin Luther). Alkitab mengatakan bahwa pengharapan menjadi sumber keberanian kita. Manusia pengharapan memiliki sudut pandang yang berbeda dalam ‘menilai kehidupan’, ‘sejarah’, serta ‘sikap kehidupannya’, maka jangan kehilangan pengharapan dalam situasi apapun (Rom 8:24-25), sebab pengharapan menuntun kita sampai ke sorga. Orang yang tak berpengharapan semangatnya mati seperti api yang padam, tidak ada keyakinan maupun iman, yang ada hanya keputusasaan, ketidakpuasan, kecemasan, kekuatiran dan keresahaan (Mat 6:25-34). Inilah yang membunuh manusia dan menyebabkan segala hal yang baik tidak terjadi. Tuhan menasehatkan untuk “sama sekali kita tidak boleh kuatir” biar Dia yang menyelesaikannya (1Pet 5:7).

I. Kekuatiran, keresahan dari mana datangnya?
Banyak orang kuatir mengenai hal-hal yang belum terjadi, suatu kecemasan yang tidak perlu. Kekuatiran atau keresahan bagaikan ayunan yang bergerak tapi tidak maju, seperti orang yang sebentar percaya, kemudian tidak percaya, kuatir lalu tidak kuatir, yang keluar hanya ketakutan tanpa ada kemajuan apapun. Saat kita mulai kuatir, itu menelan iman kita dan akhirnya iman kita hilang lenyap. Permulaan kekuatiran adalah akhir dari iman, sebaliknya saat mulai percaya, kekuatiran akan hilang. Dari mana datangnya kekuatiran, kecemasan, keresahan? Itu semua datang dari iman yang mati. Ketika umat Israel menyeberangi laut Merah, mereka mendengar bunyi kereta tentara Mesir, ‘dalam sekejap mereka menjadi takut’, ini hasil dari kecemasan dan kekuatiran (Kel 13:10-dst). Mereka lupa firman bahwa Allah tidak akan meninggalkan mereka dan selalu menyertai dan memperhatikan mereka. Jika ada iman yang hidup, maka tidak ada kecemasan, kekuatiran, keresahan, tidak ada ketakutan.

Yohanes 14:1-3 mengatakan, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.” 


Yesus berkata untuk kita tidak gelisah tetapi hanya percaya (Yoh 14:1-3), ini adalah firman yang menyelesaikan secara total kecemasan, keresahan dan ketakutan kita. Sekarangpun Tuhan memegang seluruh kehidupan kita dan sedang bersama kita (Mats 14:22-32). Yohanes 14:1 terkandung isi, “Aku telah datang mencari kamu dan bersama dengan engkau. Kamu tidak sendirian, jangan takut dan kuatir. Aku yang akan menyelesaikannya, kamu hanya tinggal percaya.” Ketika fiman hari ini hinggap pada rumah tangga kita, semua masalah yang tertimbun-timbun akan diselesaikan.

II. Jika begitu, bagaimanakah kita bisa menghilangkan kekuatiran dan keresahan?
Keresahan atau kecemasan bukanlah hal dibawa sejak lahir sebagai nasib, melainkan diperoleh karena kebiasaan. Bagaimana cara memperbaiki kebiasaan kuatir ini?
1. Dengan kepala, kita bisa menimbulkan kekuatan imajinasi sehingga bisa menghilangkan kebiasaan-kebiasan kekuatiran
Orang yang gagal harus berimajinasi menggambarkan penampilan orang sukses, barulah kekuatirannya hilang. Ketika ada orang yang pekerjaannya tidak lancar, dia harus melihat orang yang pekerjaannya lancar dan bisa berimajisi sambil berpikir, “akupun bisa”, kalau seperti itu kekuatiran akan hilang. Cara ini telah diaplikasikan oleh bapa iman Abraham. Allah menjanjikan Abraham seorang pewaris, setelah mendengar firman itu timbullah kekuatiran di hati Abraham, tapi Allah membawanya ke tepi laut dan memperlihatkan langit sambil berkata bahwa keturunannya akan sebanyak pasir di laut, sebanyak bintang-bintang di langit, mulai saat itu Abraham percaya dan Allah menjadikannya orang benar (Kej 15). Pada akhirnya sesuai dengan firman Abraham memperoleh anak dan keturunan Abraham sekarang ini sangat banyak di seluruh dunia (Rom 4:16, 9:6-8). Usirlah kecemasan, pikirkanlah hal-hal yang baik, yang indah, dan hal-hal yang membuat sukses. Daripada cemas dan kuatir, kiranya kita dapat percaya firman, bahwa jika kita percaya Yesus Kristus dan hidup sesuai firman-Nya maka akan diberikan berkat kekayaan.

2. Dengan bibir, kita memperbaiki yang kita ucapkan
Kita disuruh untuk menyerahkan kekuatiran kita pada Allah (Mzm 55:23, Ams 16:3, Yes 41:10). Tetapi tidak kita lakukan dan hanya cemas dan kuatir tentang kemalangan yang belum tampak, hal itu mematahkan semangat kita. Mulailah hari dengan iman sambil berkata, “Tuhan, aku percaya firman, aku percaya firman, aku percaya firman.” Berserahlah kepada Allah dalam Yesus maka sekejap kekuatiran akan hilang. Abraham menantikan dan percaya harapan lewat Firman Allah, akhirnya ia memiliki anak lelaki pada usia 100 tahun. Bukti dasar bukan apa yang kelihatan tapi pada janji Allah (2 Kor 4:18, Rom 8:24, 5:7, Ibr 11:1, 13, 16, 1Pet 1:8). Untuk mengusir kebiasaan kuatir, kita harus percaya dan menerima apa adanya firman Allah, dengan hati yang bersyukur tiap hari, baik saat melihat anak, melihat menantu, maupun saat melihat cucu. Jika kita mempertaruhkan nyawa dan seluruh kehidupan kita pada firman, maka firman Tuhan yang akan mempertanggungjawabkan semuanya.

3. Jika mau menghilangkan kekuatiran, maka kita harus berjerih payah untuk berdoa
Saat kekuatiran timbul, Allah menyuruh kita berdoa dengan bersyukur (Fil 4:6-7), maka damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran kita. Tiap-tiap hari jika kita menaikkan doa dari iman yang hidup, maka mujizat akan terjadi. Allah mendekat ketika kita berdoa, malaikat menerima doa itu kedalam pedupaan emas (Why 8:5), lalu menaikkannya kehadapan Allah. Kita harus berdoa dalam nama Yesus dengan iman, bukan dengan berbelit-belit, atau hanya supaya enak didengar. Hal berpura-pura berdoa akan menjadi dosa yang dahsyat. Jika tidak berdoa, maka penderitaan dan kekuatiran akan datang berbondong-bondong seperti penyamun ke dalam rumah kita (Ul 4:6-7, 2Kor 5:17, Fil 3:7-8, Rom 5:4-11, Mat 7:7-12, Luk 11:9-13, Mat 18:19-20). Kita tidak boleh menjadi sombong, berpikir bahwa semua bisa kita lakukan sendiri, dan mengentengkan doa atau tidak berdoa. Sebaliknya ketika kita berpikir aku adalah hamba/budak Tuhan, yaitu ciptaan maka kita akan berdoa.

Kesimpulan:
Di abad XIX, ada seorang pemuda yang sedang menyerah dan kehilangan pengharapan ingin mengakhiri hidupnya. Ia mendengar lonceng gereja lalu masuk ke ruang ibadah. Beberapa jemaat telah berkumpul, tetapi pendeta tidak bisa datang karena suatu keperluan mendadak. Lalu seorang jemaat yang berpakaian kerja kumal naik ke altar dan bercerita bahwa ia menemukan sebuah ayat yang sangat menyentuh hatinya, yaitu Yesaya 45:22 “Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain.” Ayat ini telah membakar hati pemuda tadi sehingga tidak jadi bunuh diri, dia memperoleh kekuatan dari firman ini dan bangkit berdiri. Pada akhirnya di abad XIX ia menjadi pengkotbah hebat yang menggerakkan seluruh dunia. Pemuda ini adalah Pendeta Charles Spurgeon.


Allah menciptakan alam semesta dengan sepotong firman, sedang memegang alam semesta dengan firman-Nya dan memeliharanya. Allah mengubah sesuatu yang tidak mampu menjadi mampu, Allah yang Mahakuasa yang membuat situasi terburuk menjadi situasi terbaik. Jika kita melihat dan menantikan Allah, maka kita akan memperoleh keselamatan. Adakah di antara kita yang kuatir dan resah karena tertimpa kesengsaraan? Kiranya kita menantikan TUHAN! Jika kita sadar Allah seperti apa yang kita percayai, maka kita akan menjadi manusia pengharapan (1Taw 28:9, 1Raja 8:59-60, 1Sam 16:7). Jika kita sadar dan mengetahui bahwa Allah yang telah menciptakan segala sesuatu di alam semesta dengan firman-Nya, dan memerintah, mengurus, serta menguasai hidup, mati, berkat, kutuk dari seluruh manusia, Ia yang memelihara, mengurus dan mempertanggungjawabkan kita sampai akhir, maka akan timbul pengharapan dan tidak akan timbul kekuatiran. 


Di Galatia 2:20 dikatakan tentang kita hidup dengan percaya Kristus, ini menunjukkan bahwa Kristus menjadi Tuan dan kita menjadi pengurus, yaitu hamba atau budak-Nya. Segala masalah, baik besar dan kecil, itu adalah pekerjaan Kristus. Setelah Rasul Paulus mengalami banyak penderitaan, ia mengakui bahwa telah hidup dengan kasih karunia Allah (1Kor 15:10). Artinya, baik dipukul, tidak makan, dan tidak memakai bajupun adalah kasih karunia. Kiranya kita semua bisa menjadi manusia pengharapan yang tidak kuatir dan resah (Yes 41:10, Yos 1:5) karena Allah kita hidup. Kehidupan dimana kita bertanya dengan doa, mengakhiri dengan doa tiap hari, inilah kehidupan yang bersyukur. Saat kita menyerahkan semua masalah kita dengan iman dalam doa, semua masalah itu menjadi masalah Yesus. Hendaknya kita mati terhadap dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus (Rom 6:11). Janganlah kita mendepositokan waktu yang tersisa kepada dunia, melainkan mempergunakannya untuk firman Allah, Gereja, serta kehendak-Nya (1Pet 4:2), maka pekerjaan besar akan terjadi. Mari menjadi Hommo Esperanse, yaitu manusia pengharapan yang menaruh harapannya kepada Yesus. Meskipun menghadapi kesulitan apapun di bumi ini, kita bisa percaya bahwa Yesus akan menyelesaikannya. Amin.

List of Articles
No. Subject Datesort Views
43 Hakikat 10 Perintah Nov 10, 2012 84107
42 Pergunakanlah Waktu Yang Ada Oct 28, 2012 83013
41 Jika Allah di Pihak Kita Oct 28, 2012 85678
40 Satu Hari Seribu Tahun, Seribu Tahun Satu Hari Oct 13, 2012 86970
39 Yesus yang telah Ada sesuai Apa Adanya dari Sejak Semula Oct 13, 2012 85299
» Manusia Pengharapan, Hommo Esperanse Oct 13, 2012 80886
37 Berjaga-jagalah dan Waspadalah terhadap segala Ketamakan Sep 23, 2012 82114
36 Apakah Kita bisa Memilih Agama Kristen? Sep 13, 2012 80601
35 Syukur dari Pengembara yang Hidup di dalam Waktu di Dunia ini Sep 10, 2012 85510
34 Untuk Itu Aku Telah Datang Sep 06, 2012 83161
33 Tanggalkanlah Kasutmu dari Kakimu, sebab Tempat Dimana Engkau Berdiri Itu adalah Tanah yang Kudus Aug 30, 2012 85497
32 Engkau adalah Anak-Ku yang Sulung Aug 30, 2012 85471
31 Dengan Iman Kita Bisa Berdiri di Tanah Perlindungan Tuhan Aug 13, 2012 82008
30 Apakah itu Agama Kristen yang Sejati? (2) Aug 04, 2012 80831
29 Apakah Agama Kristen yang Sejati itu? Aug 04, 2012 80601
28 Apakah Kita Telah Menetapkan Peraturan Dasar Iman di Dalam Kehidupan Iman? Jul 23, 2012 82257
27 Kemuliaan dari Orang yang Tetap Tinggal Hidup Jul 23, 2012 91882
26 Jagalah Hari Raya 7 Minggu Jul 04, 2012 85109
25 Buah Doa Khusus dari Yesus Jun 29, 2012 82295
24 Perempuan Kota Sikhar yang Bertemu dengan Musim Semi Kasih Karunia yang penuh Keharuman Bunga Hidup Jun 22, 2012 82129
XE Login