GPBSI

YESUS KRISTUS YANG DATANG SEBAGAI PENGGENAP TAHUN YOBEL

(Im 25: 8-22; Luk 4:16-21)

Yesus mengelilingi rumah2 ibadat dan mengajar di Galilea (Luk 4:15).  Kata ‘mengajar’ di ayat ini adalah edidasken, berbentuk belum selesai. Artinya, Yesus mengajar secara terus menerus. Waktu itu, Yesus menerima pujian dari orang2. Kemudian dalam ayat pembacaan, Yesus pergi ke Nazaret.  Di situ Yesus masuk ke suatu rumah ibadat di hari sabat dan sesuai dengan kebiasaan-Nya, Ia mengajar (Luk 4:16). Yesus menyuruh untuk diambilkan kitab Yesaya. Dikatakan di Yohanes 5:39, seluruh kitab bersaksi tentang 1 orang yaitu Yesus. Yesus tidak asal-asalan buka Alkitab. Dengan kehendak dan maksud yang jelas Yesus membaca Yesaya 61. Mengapa Yesus mencari dan membaca ayat tersebut? Dan mengapa itu baru dilakukan-Nya di tahun 26 M, di tahun pertama kehidupan pelayanan-Nya?

Di dalam peristiwa ini terkandung penyelenggaraan penebusan yang mengagumkan. Saat itu, Yesus hendak memproklamasikan bahwa Ia telah datang sebagai Tahun Yobel. Jika Yesus tidak membuka kitab, Kitab PL akan tetap menjadi buku yang termeterai (Yes 29:11). Tapi saat Yesus membuka kitab, dunia yang ajaib dari Allah mulai tampak dengan jelas.

Sebagai kesimpulan dari perumpamaan tentang kerajaan Sorga, apa yang Yesus katakan? Yesus bersaksi bagi diriNya sendiri lewat perumpamaan. Yesus mengumpamakan diriNya sebagai “Ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga” (Mat 13:51-52). Maksudnya, Ia bagaikan tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya. Ia adalah Sosok yang menyambungkan, menghubungkan dengan baik dan akurat isi Alkitab. Dan firman tersebut menimbulkan pekerjaan di dalam orang yang menerimanya di dalam iman (1Tes 2:13).

Mengapa Yesus memulai kehidupan pelayanan umum di tahun 26 M?  Karena Yesus datang sesuai dengan waktu yang ditentukan Allah (1Kor 15:1-3). Sesuai yang ditentukan, Yesus harus menyatakan tahun Yobel. Tahun 26 Masehi adalah tahun genapnya 70 minggu yang sangat penting, yang sudah dinubuatkan oleh nabi Daniel di PL. Dikatakan di Daniel 9:26 bahwa setelah 69 minggu genap, orang yang diurapi akan muncul. Yesus mencuplik firman di Yesaya 61:1-2 dan isi dari Lukas 4:18-19 adalah pernyatan Yesus tentang tahun Yobel. “Tahun pembebasan, tahun kasih karunia telah tiba. Asal kalian datang kepadaKu yang adalah Tuhan dari kasih karunia, semua permasalahan kalian akan diselesaikan!” Semua tahun Yobel di PL adalah bayangan dan Yesuslah wujud asli dari tahun Yobel. Tahun Yobel yang berulang setiap 50 tahun tidak dapat memberikan kebebasan yang kekal. Maka tahun Yobel yang kekal, yang dinyatakan di Yesaya harus datang. Meski kita tidak bisa menghitung tahun-tahun, jika kita menerima sang tuan tahun Yobel, maka akan terjadi tahun Yobel secara terus menerus (Luk 4:21).

Dari eksodus (1446 SM) sampai 26 M ada 30 kali tahun Yobel.  Tempat dimana tahun Yobel pertama kali dinyatakan adalah gunung Sinai. Semenjak itu, setelah mereka berkemah sebanyak 30 kali, umat Israel memasuki Kanaan. Begitupun, setelah tahun Yobel dinyatakan, di tahun Yobel yang ke-30 Mesias datang ke bumi ini. Jadi Yesus adalah Penggenap tahun Yobel. Lebih akuratnya, mulai tanggl 1 bulan 7 tahun 25 M sampai tanggal 1 bulan 7 di tahun 26 adalah tahun Yobel. Kemudian tanggal 10 bulan 7 tahun 26 M sampai tanggal 10 bulan 7 tahun 27 M adalah tahun Yobel. Dulu, nabi Daniel telah bernubuat di Daniel 9:24-25 bahwa 69 minggu lagi Mesias akan diurapi. Berdasarkan Yehezkiel 4:6 bahwa 1 hari adalah 1 tahun,  maka 69 minggu x 7 = 483 tahun. Dari 27 M, kalau kita mundur ke belakang 483 thn, itu jatuh pada thn 458 SM. Ini adalah tahun gelombang ke-2 pemulangan tawanan dari Babel. Di tahun 458 SM, tahun pemerintahan raja Artahasasta yang ke-20, raja Persia, pada waktu itu perintah pembangunan kembali tembok kota Yerusalem dikeluarkan. Tahun inilah tahun permulaan dari 70 minggu yang dinubuatkan Daniel. Semenjak Mesias yang diurapi datang ke bumi ini, waktunya terus merupakan ‘hari ini’.

Apakah hanya tahun 26-27 M saja yang merupakan tahun Yobel dan tahun 28 M bukan? Setiap orang yang datang kepada Tuan tahun Yobel, baginya akan terus menerus tahun Yobel. Mereka menyambut tahun penghapusan yang kekal, yang dibebaskan secara total dari kuasa dosa dan maut. Tapi karena manusia tidak dapat menyadarinya, dikatakan di tahun Yobel bahwa hutang dihapuskan dan budak dibebaskan (Imamat 25). Tapi yang lebih mendasar lagi daripada itu, bukankah itu adalah berkat kita dibebaskan dr perbudakan dosa dan maut? Ini sama dengan berkat yang dikatakan di Yohanes 8:51 “Jika perkataanKu ada di dalammu, engkau tidak akan mati untuk selama-lamanya.” Maka Yesus datang sebagai berkat dari tahun Yobel yang absolut dan menyatakan, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Kalau itu diekspresikan dengan angka, maka itu adalah angka kemenangan 17. Itu mengajarkan kita bahwa kita akan dipulihkan dan berbalik kembali ke dunia sebelum kejatuhan, dari Adam. Namun orang-orang di Nazaret hendak menjatuhkan-Nya ke tebing (Luk 4:29). Mereka tidak bisa percaya karena mereka telah melihat bagaimana Yesus bertumbuh. Mereka tidak mengerti pemeliharaan yang ajaib dan misterius dimana Firman menjadi manusia (Luk 18:8).

Di Ibrani 3:13 mengatakan, “Nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan ‘hari ini’, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.” Setelah Yesus digantung di atas kayu salib, Ia berkata pada penyamun yang di sebelah kanan, “Hari ini engkau akan berada bersama2 denganKu di Firdaus.” Di sini pun, ungkapan ‘hari ini’ tidak menunjuk pada ’24 jam di hari itu’, melainkan ini adalah ‘hari ini’ rohaniah. Yesus sendirilah ‘hari ini’. Kalau begitu, selagi penggenap tahun Yobel ada, tahunnya akan terus ‘hari ini’. Seperti demikian, hanya ketika kita percaya dengan segenap hati bahwa Yesus sungguh2 adalah Allah dan sumber kehidupan serta Juru Selamat, barulah bagi orang tersebut ada tahun Yobel.

Karena Allah yang lebih besar dari segala sesuatu telah datang dan masuk ke dalam hati kita lewat firman dan berdiam, betapa bersyukurnya kita kan? (Yoh 10:29-30). Dengan jelas dikatakan di Yohanes bahwa “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama2nya. Percayakah engkau akan hal ini?" Oleh karena itu, meski orang-orang yang takut terhadap kematian, bagi orang yang percaya, di hadapan kematian pun kita tidak boleh merasa takut karena firman Tuhan akan tetap hidup, akan tetap ada. Percayalah bahwa bagi orang yang percaya, akan ada harapan kebangkitan. Kiranya Tuhan memberkati, dalam waktu akhir saudara semua bisa percaya bahwa saudara dapat diangkat ke angkasa dengan tubuh yang diubah tanpa mengalami maut; sehingga saudara bisa senantiasa bersyukur. Amin.