GPBSI

YESUS YANG ADALAH KEBANGKITAN DAN HIDUP

(Yoh 11:17-44)

Hari ini adalah hari minggu kebangkitan, hari ketika Yesus yang datang sebagai Juruslamat umat manusia memecahkan kuasa kubur dan menyatakan kemenangan – hidup yang kekal.

1.         Apa yang menyebabkan penyakit dan kematian mendatangi manusia?

Ada penyakit yang membawa kematian, dan ada juga yang tidak membawa kematian. Penyakit datang karena 3 sebab yaitu oleh karena dosa, atau untuk kemuliaan Allah, atau supaya kita dapat lebih mendekat pada Kristus. Contohnya penyakit yang datang kepada Ayub bukan karena dosanya melainkan proses pelatihan yang Allah berikan untuk memberikan hal yang lebih baik kepadanya. Maka meski kita menerima kasih Tuhan, bisa saja kesengsaraan tetap mendatangi kita dan Tuhan hendak menampakkan kemuliaan yang lebih besar kepada kita. Maka sambil mengingat fakta tersebut, kita harus menjalani kehidupan yang tidak melepaskan syarat dan pegangan syukur dalam segala hal (1Yes 5:16-18, Yoh 11:3, 5, 11). Setelah Yesus mendengar kabar bahwa Lazarus terserang penyakit, Ia tidak langsung pergi ke Bethani, dengan maksud untuk menyatakan kemuliaan Allah (Yoh 11:40). Oleh karena itu kematian Lazarus diekspresikan sebagai ‘tertidur’ (ayat 11). Jadi makna dari kematiannya berbeda dari makna kematian yang menuju kemusnahan.

2.         Seperti apakah sudut pandang iman yang masih dasar dari Marta dan Maria tentang kebangkitan?

Setelah Lazarus mati, 4 hari kemudian barulah Tuhan tiba di Bethani (ayat 17). Waktu itu Marta menyambut Yesus. Marta percaya bahwa asalkan Tuhan berada bersama-sama, saudaranya tidak akan mati. Ia mengimani, asal Yesus meminta kepada Allah, maka segalanya akan dikabulkan. Tapi ia tidak percaya fakta Yesus dapat langsung menghidupkan saudaranya. Sudut pandang imannya tentang kebangkitan adalah saudaranya akan dibangkitkan pada waktu kebangkitan terakhir, yaitu pada waktu semua orang kudus bangkit. Begitu juga dengan Maria. Itu sebabnya Alkitab menyatakan agar kita meninggalkan asas-asas lama dan beralih pada perkembangannya yang penuh (Ibr 6:1-2). Kebangkitan orang-orang mati ada di antara isi asas-asas pertama tentang ajaran Kristus.

Kalau begitu, apakah sudut pandang tentang kebangkitan yang harus kita miliki? Itu adalah Kematian Yesus harus menjadi kematian diri kita dan kebangkitan Yesus harus menjadi kebangkitan kita (Yoh 5:24). Sudut pandang iman yang benar tentang kebangkitan adalah kebangkitan sekarang. Setelah Adam jatuh dalam dosa, dari posisi makhluk yang hidup, seluruh manusia menjadi orang yang mati didalam Adam (Rom 5:12). Tapi Yesus yang adalah kebangkitan dan hidup, memulihkan kita ke posisi makhluk yang hidup lewat penebusan salib. Ia memulihkan kita ke posisi makhluk yang hidup, posisi sebelum Adam jatuh dalam dosa, keadaan di mana Adam berada di taman Eden. Maka percayalah pada kebangkitan yang sekarang dan hidup yang sekarang.

Di Yohanes 11:25-26, ungkapan ‘percaya’ muncul 2 kali, dan keduanya berbentuk masa sekarang. Tuhan menjanjikan kebangkitan yang sekarang dan hidup yang sekarang. Ketika kita percaya hal ini, maka kekuatan dan kuasa akan timbul pada kita dan kita akan dimampukan untuk melakukan pekerjaan kemenangan di tiap-tiap hari kehidupan kita.

3.         Apa arti dari tangisan Yesus?

Alkitab memperlihatkan fakta bahwa Yesus 3 kali menangis (Luk 19:41, Ibr 5:7, Yoh 11:35). Dalam pembacaan hari ini, Yesus tidak meneteskan air mata atas kesedihan jasmani karena kematian Lazarus ataupun karena simpati pada orang-orang yang meratapi Lazarus. Tapi Yesus menangis karena kasihan terhadap manusia yang hidup dengan dilingkupi oleh trauma kematian disepanjang hidupnya (Ibr 2:15). Yohanes 11:33, “Maka masygul-lah hatiNya” dalam bahasa Yunani embrimaomai. Artinya ada dua, yaitu pertama sangat geram. Ini kata yang dipakai ketika seseorang marah atau mendengus karena kesal atau kecewa.  Makna lainnya adalah memperingatkan dan menyuruh dengan tegas. Kata ini dipakai untuk mengekspresikan, menegur atau mengganjar. Contohnya pada orang buta yang matanya baru terbuka, Yesus memperingatinya dengan tegas untuk tidak memberitahukannya kepada orang lain. Lalu ungkapan ‘dihati-Nya’ di ayat itu adalah pneuema, yang bukan berarti hati, tapi roh (spirit). Pada akhirnya, itu seperti Yesus menegur dengan keras dan tegas, dalam keadaan di mana roh Yesus sedang geram dan kesal. Kemudian dikatakan bahwa “Yesus sangat terharu”. Kata terharu dalam bahasa Yunani taratso. Kata ini biasa dipakai untuk mengekspresikan perasaan yang terganggu atau terguncang (He was troubled). Singkat kata, itu adalah tangisan yang terjadi karena ketidakpercayaan dan ketidaktahuan mereka sangat mengesalkan hati Yesus. Saat itu, Yesus yang adalah kebangkitan dan hidup itu sendiri sudah ada di tengah-tengah mereka, tapi ketidakpercayaan dan ketidaktahuan mereka inilah yang sangat mengesalkan hati Yesus. Oleh karena itu Yesus meneteskan air mata dari kekecewaan. Hari ini kita harus bisa memahami hati Yesus yang demikian. Asal memegang Yesus, maka akan menerima hidup. Tapi jika melepaskan dan melewatkan-Nya, akan mati. Tapi orang-orang itu sedang menyimpang dan hendak melangkahkan kaki mereka menuju ke kubur. Maka Yesus menangis.

Kesimpulan:

Hanya orang yang percaya dan taat sajalah yang akan memperoleh kemuliaan kebangkitan (Yoh 11:40). Sehingga mujizat tongkat kering yang bertunas, berbunga dan menghasilkan buah pun dapat terjadi (Bil 17:8). Ketika kita percaya dan taat, kita dapat menyebrangi laut Merah seperti berjalan di daratan. Kita juga bisa meminum air yang tercurahkan dari batu. Tuhan yang sedang melakukan pekerjaan tersebut sedang memanggil nama kita masing-masing. Ia sedang berseru agar kita bangkit dari posisi kematian dan menuju kepada hidup. Kiranya kita semua bisa melampaui segala hambatan, lingkungan, suasana yang mengekang dan memegang suara yang memberikan kemerdekaan pada kita, lalu mengandung pagi yang baru dari sukacita yang mana kemuliaan kebangkitan Allah dinyatakan. Serta saudara semua menjadi orang-orang kudus yang dapat menanggung tugas sebagai saksi firman. Amin.