FIRMAN
Khotbah minggu
[20-Mar-2016] Masuknya Yesus untuk yang Terakhir Kalinya ke Yerusalem Sebagai Penebus dengan Menunggangi Keledai
Views 42380 Votes 0 2016.03.28 09:07:28MASUKNYA YESUS UNTUK YANG TERAKHIR KALINYA KE YERUSALEM
SEBAGAI PENEBUS DENGAN MENUNGGANGI KELEDAI
(Luk 19:28-40)
Di Minggu Palem, Tuhan masuk ke Yerusalem sebagai raja kerendahan hati, raja damai serta raja kasih yang mengasihi umat manusia. Itu adalah perjalanan yang terakhir. Yesus telah berkata kepada murid-murid-Nya sebanyak 3 kali bahwa diriNya akan mati. Tapi Dia pergi tidak dengan tubuhnya saja melainkan dengan membawa tong sampah dari dosa seluruh umat manusia. Di jalan, orang-orang membentangkan daun-daun pohon palem, melepaskan pakaian luar mereka, dan berseru, “Hosanna bagi anak Daud, Hosanna” (Mat 21:1-11, Mar 11:1-10, Luk 19:29-38). Waktu itu banyak orang berkumpul untuk menjaga hari raya Paskah di bulan Nisan di tahun 29 M. Karena begitu banyak orang yang menyembelih domba, parit di lembah Gideon di sebelah Yerusalem, airnya menyatu dengan darah domba.
Sebelum masuk ke Yerusalem, Yesus mengutus murid-muridNya ke desa untuk meminta keledai dari si pemilik keledai (Luk 19:31). Dan jika orang itu bertanya kepadamu, “Mengapa kamu melepaskannya? jawablah begini: Tuhan (bahasa aslinya tuan) memerlukannya” (Ref: Mat 21:2-3, Mar 11:2-3). Di sini ungkapan ‘tuan memerlukannya’ menunjuk pada keilahian dan kuasa Yesus. Yesus memakai milik orang lain, seolah-olah milik-Nya sendiri. Dan yang mengherankannya, ketika 2 murid melakukan sesuai dengan petunjuk Yesus, pemilik keledai taat. Mengapa Yesus menyuruh agar anak keledai dibawa dan Yesus menunggangi anak keledai itu? Yaitu untuk menggenapi nubuat PL (Yoh 12:14). Keledai muda itu keledai yang tidak pernah ditunggangi seorang pun dan tidak pernah dikenakan beban. Kalau begitu apa penyelenggaraan penebusan yang tampak dalam perbuatan Yesus menunggangi keledai ketika masuk ke kota Yerusalem ini?
Itu tanda yang memberitahukan bahwa diriNya adalah Mesias yang telah dinubuatkan di PL.
Di sekitar tahun 500 SM, pada zaman nabi Zakharia, dia telah bernubuat tentang kedatangan Yesus yang pertama (Zak 9:9). Jadi untuk Yesus menampakkan diri-Nya adalah Mesias, Ia harus menunggangi keledai (Mat 21:4-5b, Yoh 5:36). Bagi orang yang tahu nubuat Alkitab bahwa Mesias akan datang dengan menunggangi anak keledai, tindakan Yesus tersebut adalah kasih khusus yang mengagumkan dari Yesus agar orang-orang bisa menyadari Alkitab dan menerima-Nya, dengan melihat penampilan tersebut. Kalau lihat rupa Yesus yang menunggangi keledai dengan mata jasmani, maka kelihatannya lucu dan bodoh. Akan tetapi jika memikirkan hal yang dari Roh dan hidup menurut Roh, maka peristiwa itu sangat mengejutkan. Tapi respon dari umat Israel malahan gempar (English turmoil = ricuh, Mat. 21:10). Ketika Yesus lahir, dikatakan ‘ketika raja Herodes mendengar hal itu, terkejutlah (ricuhlah) ia beserta seluruh Yerusalem’ (Mat 2:3). Mereka bertanya “Siapakah dia?” (Mar 21:10b). Di padang gurunpun, ketika Allah memberikan manna kepada umat Israel, mereka berkata, “Apa ini?” Di Matius 21:11b, orang banyak menyahut, “Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea.” Pengakuan ini membuat Yesus paling pedih.
Itu memperlihatkan bahwa dengan kerendah-hatian dan pelayanan, diri-Nya adalah Sosok yang membentangkan pekerjaan penyelamatan.
Keledai menunjuk pada kerendahan hati (Mat 2:4-5). Jadi hal Yesus masuk dengan menunggangi keledai memperlihatkan kerendahan hati-Nya. Keledai juga menunjukkan rupa pekerja kasar karena di Alkitab, keledai dipakai untuk membajak ladang (Ul 22:10). Ini memperlihatkan rupa Mesias yang datang ke bumi, bagaimana Ia akan menjalani pekerjaan-Nya. Nyatanya, pada kedatangan pertama, Yesus bekerja dengan rendah hati sambil melayani orang-orang dan mengadakan penyelamatan (Mat 11:29, 23:11-12). Dan Tuhan yang akan datang kembali ke bumi ini, Ia akan datang dengan menunggangi apa? Di Wahyu dicatat Tuhan akan datang dengan menunggangi kuda (Why 19:11). Dikatakan bahwa Ia akan menggenapi pekerjaan penyelamatan sambil berperang. Dan karena Ia menghakimi dengan keadilan, orang-orang tidak bisa pergi ke hadapan-Nya dengan masih membawa dosa (1Tim 6:16, Mzm 89:14). Serta pada waktu kedatangan kembali, Ia akan menang dan menang lagi; dan dicatat bahwa saat itu pun Ia menunggangi kuda (Why 6:2). Di sini, ‘orang yang menuggangi kuda putih’ memperlihatkan kemenangan dari pergerakan injil. Akan tetapi karakteristik dari penyelamatan yang dibentangkan oleh kedatangan Tuhan yang pertama adalah rupa yang lemah lembut dan rendah hati. Ini diperlihatkan kepada kita melalui keledai yang lemah.
Itu adalah hal yang menyatakan bahwa diri-Nya adalah raja dari kemuliaan dan kemenangan.
Yesus secara terang-terangan menyatakan bahwa dirinya adalah raja kemuliaan dan kemenangan, dan itu ketika Yesus masuk ke Yerusalem untuk terakhir kalinya dengan menunggangi keledai. Maka hati kita haruslah menjadi Yerusalem rohaniah dan Tuhan harus masuk ke hati kita. Sebenarnya ketika Yesus pergi dengan menunggangi keledai, di mata manusia itu kelihatannya sangat remeh. Tapi maksudnya adalah ‘Dialah raja’ (Zak 9:9). Sejak saat itu, Ia menyatakan secara terang-terangan bahwa diri-Nya adalah Mesias. Sebelum Yesus dijatuhi hukuman mati, ketika Yesus ditanya oleh Pilatus di pengadilan, apa jawab Yesus? “…Aku adalah raja…(Yoh 18:37).” Oleh karena itu, masuknya Yesus ke Yerusalem dengan menunggangi keledai di hari ini adalah masuknya Ia sebagai seorang raja. Ia sedang masuk sebagai raja kemenangan.
Kesimpulan:
Hari ini Yesus masuk ke Yerusalem untuk terakhir kalinya sebagai raja kemuliaan. Tapi masalahnya, murid-murid dan umat Israel mengenali Yesus sebagai Mesias politik yang akan memerintah sebagai raja dunia. Raja dunia akan memasuki pintu kemenangan dengan keren, dengan kuda tentara yang banyak hiasan. Tapi Yesus masuk ke Yerusalem sebagai raja damai. Setiap orang yang menerima-Nya, hatinya akan penuh dengan damai. Yesus adalah raja yang seperti demikian. Kiranya kita bisa menerima Yesus yang masuk sebagai raja kemuliaan dan kemenangan, serta raja damai. Amin.