FIRMAN
Khotbah minggu
[17-Jan-2016] Gereja yang Berada dalam Keadaan Damai dan Dibangun
Views 45002 Votes 0 2016.01.25 09:26:10GEREJA YANG BERADA
DALAM KEADAAN DAMAI DAN DIBANGUN
(Kis 9:19-31)
Pembacaraan hari ini
bersaksi kepada tentang berkat dari perkembangan dan pertumbuhan dari gereja
mula-mula. Hal kita percaya Firman dan berantusias dalam damai yang sejati,
inilah rahasia dari pertumbuhan gereja. Kalau begitu, faktor apa yang
menghalangi pertumbuhan gereja di hari ini?
1.
Jemaat
kudus tidak boleh memiliki hawa nafsu (Yak 1:15, Ayb 15:35).
Di Alktitab, tipu daya
itu adalah setan iblis. Tapi jemaat kudus yang percaya haruslah dibangun
melalui firman Allah, menerima belas kasihan, kemurahan hati dan kasih dari
Allah. Hawa nafsu tidak boleh ada di bumi ini (Mzm
7:14a, Yes 59:4). Orang yang mengandung hawa nafsu, ia sendiri akan mati, rumah
tangganya juga akan mati dan negarapun akan jadi kacau. Jika ada hawa nafsu,
kita jadi tidak melihat Allah, tidak melihat orang tua, anak, teman, gereja,
semuanya tidak dilihat, sehingga melakukan tindakan yang bodoh. Perkataan yang
keluar dari mulut kita bisa memberi luka fatal kepada orang (Ams 25:28,
16:32b). Hawa nafsu adalah sumber dari dosa dan
titik permulaan dari maut (Ef 4:19b, Yak.1:14-15).
2.
Jemaat
kudus tidak boleh memiliki cumburu dan iri hati.
Israel memakukan Yesus
di salib dan membunuh Yesus karena dengki (Mat 27:28, Kis 5:17, 13:45, 17:5). Di
sini, 'dengki' dalam bahasa Yunaninya Pdonos,
yang berarti cemburu atau iri hati. Dikatakan bahwa iri hati membuat tulang kita busuk (Ams 14:30). Elifas, teman yang iri hati kepada Ayub, berkata di Ayb 5:1
“Berserulah…adakah orang yang menjawab engkau?” Jika ada iri hati, walau mencari dan mendapatkan uang
pun tetap putus asa karena ia pikir ia hanya bisa mencari sedikit. Ia tidak
tahu berpuas dan kecemasan selalu mengiringinya. Dikatakan “Takut akan Tuhan adalah sumber
kehidupan (Ams 14:27).” Iri hati dan cemburu membuat kita tidak bisa takut
akan Tuhan. Akhirnya dalam pribadi, keluarga, bisnis, dalam segala hal mata air
kehidupannya menjadi kering dan tidak bisa terhindar dari jerat maut. Iri hati
itu menggerogoti tubuh. Raja Herodes memiliki hawa nafsu, iri hati dan cemburu,
akhirnya ia mati dengan tragis (Kis 12:24). Di tempat dimana ada iri hati, sama
sekali tidak ada kelancaran (Yak 3:16). Iri hati, cemburu, kekacauan dan
kekhawatiran itu semua dibawa oleh keinginan daging. Jika kita memiliki keinginan daging, kita tidak bisa menyadari
kasih Allah dan tidak mempercayai kemahakuasaanNya.
3.
Jemaat
kudus menyerahkan segala kekhawatirkan.
Kekuatiran akan menghasilkan
kemalangan bagi diri dan juga bagi seisi keluarga. Kekuatiran adalah pemborosan
energi dan ketidakpercayaan dan jika sudah demikian, iman tidak akan bertumbuh.
Orang yang kuatir, doa dan pujian tidak bisa keluar dan hatinya selalu gelisah,
tidak ada damai. Maka setiap kali rasul Paulus menulis surat kepada gereja-gereja,
ia selalu memasukkan ungkapan pemberkatan (2Tim 4;22, Fil 1:25). Dikatakan di
2Kor 4:16, “manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke
sehari.” Jika ada manusia luar, maka ada manusia
dalam atau batiniah (1Pet 3:4, Rom 7:22, Ef 3:16). Dikatakan “Carilah terlebih dahulu
kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu
dengan penuh.” “Janganlah kamu kuatir akan
hari besok. Hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah
untuk sehari.” Saat itu, keesokan
harinya, Yesus sudah akan dipaku di salib, namun Ia berkata kepada murid-murid-Nya.
“Janganlah gelisah hatimu!
Percayalah Allah, percayalah juga kepada-Ku! (Yoh 14:3).” Di Wahyu 21:8, 1Yohanes 4:18 dikatakan orang-orang
yang penakut tidak bisa masuk ke sorga. Dikatakan
bahwa asal kita menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Allah, maka Ia akan
bekerja (1Pet 5:7-8).
Tapi masalahnya, kita tidak menyerahkannya kan? Tuhan Allah adalah Sosok yang
bertanggung jawab bahkan atas orang yang mati (Rom 4:7-8). Itu sebabnya kita
haruslah hidup hanya demi kemuliaan Allah, baik kita makan, minum atau
melakukan apapun (1Kor 10:31, Fil 4:6-7).
Kesimpulan:
Tujuan keberadaan
gereja bukan untuk memberikan sembako, dan pelayanan juga dilakukan, tapi gereja
bukan organisasi pemberi bantuan. Dan meski ada relasi, tapi bukan perkumpulan untuk relasi.
Meskipun ada pergaulan, tapi bukan perkumpulan untuk bergaul. Gereja juga bukan
perkumpulan politik. Tapi gereja adalah tempat untuk percaya Yesus, tempat
untuk bertobat, tempat dimana orang mendekat menemui Allah, itulah gereja. Gereja adalah tempat dimana orang menerima
keselamatan. Tempat untuk menerima kasih karunia, serta tempat di mana lewat
salib Yesus Kristus segala dosa diampuni dan memulihkan rupa sebagai anak-anak
Allah. Gereja harus berpusat pada firman Allah yang hidup dan hanya membanggakan kayu salib Yesus Kristus
dengan penuh kasih karunia, penuh Roh Kudus, penuh firman. Kiranya Tuhan Yesus memberkati agar rumah tangga dan
gereja setiap harinya damai dan dibangun
dengan kokoh. Amin.