FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Khotbah Minggu

[24-Jan-2016] Kasih Bapa yang Sejati

Views 43931 Votes 0 2016.02.01 16:08:57

KASIH BAPA YANG SEJATI

(Luk 15:11-32)

 

Di kitab Lukas, terdapat 57 kali Yesus berfirman lewat perumpamaan, salah satunya perumpamaan tentang anak yang berfoya-foya yang kembali ke rumahnya. Di Ulangan 21:16-17 terdapat hukum yang ditetapkan Allah mengenai warisan. Dikatakan bahwa kepada anak sulung harus diberikan warisan 2 kali lipat. Dan pemberian warisan dilaksanakan setelah tiba waktunya bagi sang ayah untuk meninggalkan dunia ini. Maka perbuatan dari anak bungsu yang meminta warisan ketika ayahnya masih hidup adalah tindakan yang menantang wibawa ayahnya. Juga dia bukan anak sulung. Pelajaran apa yang kita peroleh melalui firman mengenai anak yang berfoya-foya ini.

 

1.    Sejak meninggalkan ayahnya, anak bungsu tersebut lupa akan kebebasan yang sejati.

Sang ayah menunjuk kepada Allah, dan anaknya adalah kita, umat manusia. Di ayat 13, setelah si anak bungsu menerima harta warisan dari ayahnya, ia langsung pergi ke negeri yang jauh. Ini menunjuk negeri yang jauh secara spiritual. Alkitab mengatakan bahwa daerah yang merdeka dari Bapa adalah negeri yang jauh. Itu berarti si anak tidak senang terhadap firman Allah dan tidak senang terhadap campur tangan Allah. Di Yohanes 8:32 dikatakan firman Allah yaitu ‘kebenaran itu’, itulah yang akan memerdekakan kita. Di 2Korintus 3:17 juga dikatakan “dimana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” Maka saat manusia bersama-sama dengan Tuhan dan firman, maka ia akan menikmati kebebasan/kebahagiaan yang sejati dan menyadari kebenaran yang sejati. Di negeri yang jauh tersebut dia menghabiskan semua hartanya. Dia hidup berfoya-foya. Bahasa Yunaninya astos, artinya kehidupan yang sangat berlebih-lebihan dan boros. Ini memperlihatkan betapa tidak bernilainya kehidupan manusia yang meninggalkan Allah. Ia kehilangan semuanya: waktu, harta dan kesempatan. Umat manusia yang meninggalkan Allah itu sama saja dia tidak punya tujuan yang sejati, menghabiskan waktu dengan hina dan pada akhirnya tidak ada yang tersisa selain dosa (Mzm 146:5, 1Tim 6:17). Untuk bertahan hidup di negeri asing, anak itu menjadi penjaga babi dan makan makanan babi. Walaupun ia hidup, kehidupannya seperti orang yang telah mati. Dan lebih lagi, pemilik babi tersebut tidak memperbolehkan makanan babi diberikan (ayat 16).

Walaupun dengan mulut kita mengaku percaya Allah dan percaya Yesus, akan tetapi dalam segala aspek kehidupan kita, apakah kita meninggalkan Allah setiap harinya? Di Mazmur 49:21 dikatakan manusia yang dalam segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan.  Walaupun mulutnya berkata Tuhan~ Tuhan~, tapi apakah kehidupan kita sedang menjauh dari Allah? Kehidupan yang seperti demikian, dari luar sepertinya baik-baik saja, tapi sebenarnya itu mirip di Kejadian 3 yaitu kehidupan yang dikelilingi semak duri dan rumput duri (Yer 12:13). Kehidupan yang meninggalkan Allah pada akhirnya hanya akan menumbuhkan ilalang, hanya akan membuang-buang usaha dan benih saja. Kehidupan yang hampa. Di Amos 4:6-12, 4 kali Allah berkata kepada umat Israel yang telah meninggalkan-Nya, “berbaliklah kepada-Ku”.

 

2.    Si anak yang berfoya-foya menyadari kebodohannya, menyadari keadaannya, lalu ia berbalik dan bertobat.

Di ayat 17 dikatakan “ia menyadari keadaannya.” Bahasa Yunaninya Eis Heauthon de eldon yang artinya kembali kepada dirinya sendiri. Artinya ia kembali merenungkan rupa dirinya secara objektif. Kesadaran dirinya ini membuatnya memberikan pengakuan yang luar biasa “Aku telah berdosa terhadap Sorga dan terhadap bapa.” Dia tidak berkata bahwa ia hanya berdosa terhadap bapanya, tapi dia mengakui ia juga berdosa terhadap Sorga. Akan tetapi, langkah kakinya yang menuju ke rumah bapanya setelah ia sadar, bukanlah langkah yang ringan. Bayangkan cara Allah yang membuat anak itu berbalik. Bencana kelaparan besar dan kegagalan total, lewat itu semua kita bisa menemukan pemeliharaan yang ajaib dan mengagumkan dari Allah. Di dalam pemeliharaan ini, Allah membuatnya sadar dan rupa si anak merenungkan kembali dirinya dan sepenuhnya bertobat atas dosanya, itu sangat menyenangkan Allah. Maka pertobatan yang sejati adalah pertobatan yang disertai dengan ketetapan hati, yang sepenuhnya mengakhiri kehidupan masa lalu dan berpindah ke kehidupan yang baru.  Sasaran pertobatan bukanlah manusia, tetapi Allah. Di saat kita dengan jujur mengakui kesalahan kita kepada Allah, maka lewat kasih, berkat dan kasih karunia Allah yang tak terbatas, Allah akan mengampuni kita (Mzm 51:17; Ams 28:13).

 

3.    Sang ayah tidak bertanya apa-apa, melainkan langsung berlari kepada si anak, mendekap dan menciumnya.

Ketakutan dari si anak yang berjalan dengan langkah yang berat hanyalah kekhawatiran yang tidak perlu. Dikatakan di ayat 20, sang ayah telah melihat anaknya ketika anaknya masih jauh. Ini bukti bahwa setiap hari sang ayah telah menunggu kepulangan anaknya dengan sangat khawatir. Sang ayah-lah yang terlebih dahulu melihat anaknya dari jauh. Ini memperlihatkan tingginya kasih Allah Bapa. Sang ayah yang melihat anaknya ‘tergeraklah hatinya oleh belas kasihan’. Ungkapan ini menurut bahasa Yunaninya ‘hatinya sakit, seperti organnya bergoncang, dia tidak bisa tahan dan hatinya luluh.’  Jika kasih bapa itu adalah kasih yang sampai-sampai membuat organnya sakit karena anaknya pergi meninggalkannya, maka seperti apakah perasaan Allah yang mengharapkan orang-orang yang berdosa berbalik? Sang ayah berlari kepada anaknya, itu hal yang tidak mungkin menurut kebiasaan orang Yahudi di zaman itu. Maka dibandingkan dengan martabat atau pandangan orang lain, sang ayah menganggap kedatangan anaknya adalah kebahagiaan yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun di dunia.

Lalu si ayah tersebut tidak bertanya apapun kepada sang anak. Fakta anaknya kembali saja sudah membuat ayahya sangat senang. Maka sebelum si anak mengakhiri kata-katanya, sang ayah memanggil hamba2nya dan menyuruh mereka untuk mengganti baju anaknya dan mengenakan sepatu kepadanya. Pakaian anaknya yang compang-camping menunjuk kepada masa lalu si anak yang berdosa. Dengan menggantikan baju berarti sang ayah mengganti status anaknya kembali. Juga diberikan cicin, artinya sang ayah mengakui kuasa anaknya. Dia juga dikenakan alas kaki. Di zaman itu, budak-budak tidak bia mengenakan alas kaki, hanya orang yang merdeka bisa pakai alas kaki. Maka si anak diberikan kebebasan sejati, diangkat dari status hamba ke status tuan. Si anak menemukan kembali posisinya sebagai anak bapa.

 

Kesimpulan

Kehidupan yang meninggalkan bapa adalah kehidupan yang mati di hadapan Allah (ayat 24, 32, Why 3:1). Di keluarga kita, di sel group kita, di sekitar kita, apakah ada orang2 yang tidak bisa berbalik kepada ayahnya seperti si anak yang berfoya-foya ini? Dan apakah di dalam kita ada hati yang meninggalkan Bapa? Jika ada, kiranya kita mencari kembali mereka semua dan mengantarkan mereka ke rumah Bapa. Amin.

 

List of Articles
No. Subject Date Views
203 [06-Mar-2016] Penyelenggaraan Penebusan yang Terkandung di dalam 318 Orang-orang Abraham Mar 14, 2016 43814
202 [28-Feb-2016] Mereka Menanggung Tugas Sebagai Garam di dalam Masyarakat Dunia Sekuler Mar 07, 2016 43766
201 [21-Feb-2016] Anakmu Hidup Feb 29, 2016 44087
200 [14-Feb-2016] Penyelenggaraan Penebusan yang Terkandung di dalam 12 Roti yang Diatur di atas Meja Roti Sajian Feb 22, 2016 44063
199 [07-Feb-2016] Sejarah Penebusan yang Terkandung dalam Ungkapan 'Inilah Firman Allah' Feb 15, 2016 44120
198 [31-Jan-2016] Gambarlah Peta dan Datanglah Kepadaku Feb 10, 2016 43971
» [24-Jan-2016] Kasih Bapa yang Sejati Feb 01, 2016 43931
196 [17-Jan-2016] Gereja yang Berada dalam Keadaan Damai dan Dibangun Jan 25, 2016 44921
195 [10-Jan-2016] Kemisteriusan dari Perjamuan Kudus yang Melambangkan Pengorbanan di Salib Jan 18, 2016 43994
194 [03-Jan-2016] Gereja yang Bertumbuh Dua Kali Lipat dengan Menjadi Satu dalam Kasih Jan 11, 2016 44521
193 [20-Dec-2015] Yesus Dilahirkan di Kandang dan Dibaringkan di Palungan Dec 28, 2015 44040
192 [06-Dec-2015] Akan Mengejar Hal yang Kekal di Waktu yang Tersisa Dec 13, 2015 43923
191 [22-Nov-2015] Penyelenggaraan Penebusan yang Muncul dalam Bentuk Manna Dec 09, 2015 43825
190 [15-Nov-2015] Pergerakan Penebusan Melalui Gereja Nov 28, 2015 46617
189 [08-Nov-2015] Mari Menuai Kehidupan Rohani dengan Baik Nov 26, 2015 46831
188 [01-Nov-2015] Ia Akan Diberkati Oleh Perbuatannya Nov 09, 2015 50606
187 [25-Oct-2015] Empat Syukur dari Yesus Oct 31, 2015 51660
186 [18-Oct-2015] Orang Yang Melupakan Syukur dan Orang Yang Bersyukur Oct 26, 2015 51476
185 [11-Oct-2015] Jika Mau Menyeberang Sungai Yordan Oct 26, 2015 50574
184 [04-Oct-2015] Bangsa yang Besar yang Dijanjikan Kepada Abraham Oct 18, 2015 54019
XE Login