FIRMAN
Khotbah minggu
[07-Feb-2016] Sejarah Penebusan yang Terkandung dalam Ungkapan 'Inilah Firman Allah'
Views 44077 Votes 0 2016.02.15 13:52:24SEJARAH PENEBUSAN YANG TERKANDUNG DALAM UNGKAPAN ‘INILAH FIRMAN
ALLAH’
(Ulangan 1:1, 32:7)
Setiap kali Liturgis selesai membacakan ayat
pembukaan, dikatakan “Inilah firman Tuhan.” Hari ini kita akan membahas tentang
hal ini. Menjelang akhir 40 tahun kehidupan padang gurun, di tempat perkemahan
terakhir di Dataran Moab, Ulangan
1:1 mengatakan “Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa kepada seluruh
orang Israel di...” Dalam naskah aslinya Elle haddebarim yang artinya ‘inilah firman-firman itu’. Akar kata dari debarim adalah dabar yang
berarti firman. Mari kita merenungkan arti sejarah penebusan yang terkandung
dalam ungkapan “inilah firman Allah.”
1.
Ungkapan itu adalah seruan untuk tidak menerimanya
sebagai perkataan manusia melainkan menerimanya sebagai firman Allah.
1) Musa mengingat peristiwa di gunung Sinai di masa lalu.
Ketika firman
disampaikan lewat nabi-nabi, banyak muncul ekspresi ‘firman Tuhan.’ Maksudnya mereka bukannya menyampaikan
pikiran sendiri tapi hanya menyampaikan firman Allah. Namun sebelumnya di
gunung Sinai, Allah secara langsung memperdengarkan suara-Nya kepada seluruh
umat-Nya di Ulangan 4:32-33. Ini adalah hal yang terjadi untuk pertama kalinya
dalam sejarah. Saat mereka mendengar suara Allah, mereka diliputi rasa takut
dan kengerian akan kematian. Hari inipun, ketika kita mendengar firman, haruslah
ada rasa takut yang demikian.
2) Musa bersaksi bagi firman dengan tegas di saat itu. Bagaimanakah hati Musa yang sedang
mengulangi kembali firman kepada generasi kedua di padang gurun? Musa bersaksi
dengan hati yang penuh kekhawatiran rohani. Di Ulangan 1:1, “diucapkan Musa”
adalah Hardebarim Tibbe'er, bentuknya
piel penekanan dan selesai. Jadi Musa sendiri menyampaikan dengan sangat tegas
dan kuat. Percayalah bahwa firman adalah satu-satunya harapan bagi kehidupan
kita (Mzm 119:28 49, 81, 147).
3) Dengan hati yang sama, Musa sekarang pun bersaksi
kepada kita yang hidup di akhir zaman. Menjelang hari akhir, akan datang zaman
kehausan akan firman seperti yang dinubuatkan oleh nabi Amos. Sama seperti Musa menyampaikan firman tepat sebelum memasuki tanah Kanaan,
itu juga merupakan suara yang diperdengarkan pada kita tepat sebelum kita memasuki
tanah Kanaan rohaniah, yaitu Sorga, di hari akhir. Elle Haddebarim, inilah firman-firman itu. Lewat ungkapan
ini, rupa dari kitab Ulangan yang seperti apakah yang diperlihatkan pada kita? Ungkapan ini memperlihatkan bahwa kitab Ulangan adalah
firman Allah yang disampaikan lewat Musa. Setiap kali pembacaan firman, dikatakan
“inilah firman Allah” agar wibawa atau otoritas dari firman Allah didirikan. Maksudnya, kita harus mendengar firman dengan percaya
bahwa itu adalah firman yang sekarang Allah sedang sampaikan (Kis 17:11). Setelah pulang ke rumah, kita harus menegaskan kembali
firman yang telah kita terima, sambil mencari dan membaca lagi Alkitab. Ketika demikian, barulah firman itu menjadi injil kita
masing-masing.
2.
Ungkapan tersebut adalah seruan “Terimalah firman ini
dengan mempercayainya sebagai firman yang memberikan kita hidup kekal ubah.”
Di
pendahuluan kitab Ulangan, dicatat dengan jelas tentang sasaran, tempat dan waktu
dimana firman itu disampaikan (Ul 1:1, 3). Musa menyampaikannya “Inilah firman-firman
itu”, di tanggal 1 bulan yang kesebelas. Ini menunjuk kepada seluruh firman di
kitab Ulangan. Maka jika dipadatkan menjadi Ulangan 32:7. Jika pesan yang Musa ingin sampaikan itu
dirangkumkan, apakah itu? Itu adalah perhatikanlah silsilah di Kejadian 5 dan
11. Maksudnya, di situ terkandung rahasia hidup kekal ubah. Setelah masuk ke tanah Kanaan, meskipun
kalian makan dan menjadi kenyang pun, janganlah lupakan firman itu. Meskipun bumi ini sangat enak untuk ditinggali, mengenyangkan dan nyaman
pun, ingatlah dunia yang lebih baik. Maksudnya,
kita tidak boleh melewatkan berkat ubah yang tidak dapat dibandingkan dengan
kemuliaan yang hanya sementara dinikmati di bumi ini. Jadi setiap kali kita mendengar firman, kita harus
mendengarnya dengan iman. Iman yang seperti apa? “Inilah firman-firman itu.” “Aku
sedang mendengarnya untuk bisa masuk ke Kanaan hidup-hidup.” Moab artinya dari bapaku. Artinya, di dataran Moab, aku sedang mendengar firman
Bapa tepat sebelum memasuki tanah Kanaan. Ketika kita mendengarnya dengan iman yang
seperti demikian, maka kita tidak bisa mengantuk karena firman itu adalah
firman yang membuat kita bisa masuk ke
tanah Kanaan dengan hidup-hidup.
Kesimpulan:
Ketika membuat
perjanjian gunung Sinai, siapakah sasarannya? Kita semuanya yang masih hidup
(Ul 5:2-3). Elle Haddebarim ‘inilah firman Allah’ adalah penegasan
ulang atas perjanjian di gunung Sinai. Maka sasaran dari perjanjian tersebut melampaui ruang
dan waktu, serta diperluas dengan tak henti-hentinya, bahkan sampai kepada seluruh orang-orang
percaya, yang adalah orang-orang Israel rohani di zaman
sekarang ini (Rom 2:28-29). Ketika kita memberikan perhatian pada firman, barulah
kita akan sadar, lewat Roh Kudus, tentang Tuhan yang datang. Di Alkitab telah dijanjikan bahwa Tuhan akan datang sebagai Dabar itu sendiri. Seperti demikian, firman yaitu dabar memperlihatkan dengan akurat
tentang Yesus yang akan datang. Firman yaitu Dabar adalah nama lain dari Yesus, dan
itu memberitahukan kepada kita wujud asli dari Yesus. Karena waktunya telah
genap, Yesus datang ke bumi ini dengan menjelma menjadi manusia. Apa pekerjaan utama selagi Yesus ada di
bumi ini? Itu adalah hal menyampaikan firman secara terus menerus. Di Alktab diberitahukan bahwa nama Tuhan yang
datang kembali adalah Firman (Why 19:13). Yesus adalah firman itu sendiri (Yoh 15:5,
7, 17:21-22). Alkitab berjanji bahwa di hari akhir pun,
manna yang tersembunyi akan turun sekali lagi (Why 2:17). Mulut Yesus adalah Sorga dan segala firman yang keluar
dari mulut-Nya adalah Manna Sorga. Manna
tersebut adalah manna yang jika memakannya, maka akan bisa hidup untuk
selama-lamanya (Yoh 6:58). Namun,
umat Israel tidak menerimanya dengan iman. Akhirnya
meski memakannya pun, mereka tidak memakannya dengan iman dan hasilnya
kematian. Sampai hari ini, dengan sikap seperti apakah kita
mendenga firman sejarah penebusan yang disampaikan di mimbar? Ketika saudara menyadarinya
sebagai makanan Sorga dan mendengar dengan iman, mada pada rumah tangga, tempat
kerja dan bisnis saudara, berkat 2 kali lipat akan turun. Amin.