FIRMAN
Khotbah minggu
BERKAT TINGGAL DI SAMPING SUMUR ORANG
YANG HIDUP
(Kej
25:11)
Dunia
ini penuh dengan kehausan, haus akan kekuasaan, materi dsb. Maka pada kita
haruslah ada sumur yang dapat menyelesaikan dahaga. Sumur atau air sangatlah
penting dalam kehidupan, maka sumur termasuk didalam salah satu berkat Allah.
Oleh karena itu, sumur dijaga agar tidak diminum oleh orang asing (Bil 20:17).
Nadi dari sejarah Israel adalah gagasan Ketuhanan yang esa, yaitu hanya
melayani Tuhan Allah saja. Dan pada bait suci yang merupakan pusat dari
kehidupan iman mereka, selalu ada sumur yang airnya memancar keluar. Di
pembacaan hari ini ada sebuah mata air yaitu sumur Lahai Roi yang artinya ‘Sosok
yang hidup dan melihat atau mengawasi aku.’ Jadi ini sumur Allah yang mendengar
doa kita, yang hidup berjalan bersama dengan kita. Sumur Allah yang hidup
menyelidiki satu per satu keadaan diri kita dan melengkapi kita. Percayalah
bahwa dengan mata iman, kita semua bisa menemukan sumur ini sehingga kita terus
menerima air hidup. Nama sumur Lahai Roi
adalah pengakuan yang diucapkan Hagar setelah ia menerima penghiburan Allah di
tengah-tengah keputus-asaan. Gereja kita haruslah menjadi sumur dari orang yang
hidup. Mari kita renungkan seperti apakah sumur orang yang hidup atau sumur
Lahai Roi ini.
1.
Sumur orang yang hidup adalah mata air yang kita harus miliki.
Hagar dan anaknya Ismael hampir mati kehausan. Disaat itulah mereka menemukan mata air tersebut. Itu sumur yang bisa dilihat Hagar
saat malaikat Tuhan membukakan matanya. Hagar mengakui bahwa Sosok yang melihatnya adalah Allah yang hidup (Kej
16:7-14).
1)
Setelah Hagar dan anak-lelakinya menemukan mata air, mereka hanya meminumnya
saja (Kej 16:7).
Sumur Lahai
Roi adalah sumur yang
menyimbolkan firman Tuhan, hukum taurat, perintah atau titah dari-Nya. Ketika malaikat Allah menampakkan
diri di Beer Lahai Roi, di suatu mata
air di dekat jalan ke Syur, Hagar
berkata, “Apakah Engkau, Tuhan, melihat aku? Aku juga telah
melihat Engkau yang melihat aku.” Ini merupakan pengakuan dimana ia
sadar tentang Allah karena suatu
perbuatan yang Allah lakukan
(Kej 16:13).
'Apakah
Engkau melihat aku? Aku pun melihat Engkau, Tuhan' ini
memperlihatkan sudut pandang ketuhanan dari gereja yang bagaikan Hagar. Ia tidak menyebut bahwa Allahlah yang menebus
dia. Melainkan ia berkata bahwa malaikat
atau Allah yang pada umumnya berbicara kepada siapapun yang menampakkan
diri kepadanya. Jadi
sudut pandang
ketuhanan yang ia miliki sama dengan sudut
pandang ketuhanan dari agama-agama yang lain. Hagar tidak bisa hidup dengan Sarai, maka ia menjadi orang
yang mengembara kesana kemari. Kejadian
16:14 tidak ada catatan bahwa Hagar dan anaknya tinggal di dekat mata air itu. Kita harus tahu bahwa ia tidak bisa hidup di tepi mata air. Ia belum pernah
merasakan rasa air, rasa kasih karunia yang seperti itu dalam
sepanjang sejarah (Mar 1:22, 27,
11:18). Di kemudian hari anak itu menjadi seorang pemanah (Kej 21:20). Anak itu hidup bagi perempuan Mesir (Kej
21:21).
Jadi kita tidak boleh berhenti hanya dengan menemukan
air orang hidup, lalu minum begitu saja. Kita harus percaya adanya dunia Firman yang membuat kita hidup untuk selama-lamanya tanpa
mati, yaitu manna yang tersembunyi. Hagar dan anaknya, karena tidak percaya, mereka
meninggalkannya. Begitupun, banyak murid yang datang kepada Yesus lalu
mengundurkan diri (Yoh 6:66-68). Kita haruslah menjadi orang yang tetap tinggal
sampai akhir di tepi mata air beer Lahai roi rohaniah.
2)
Ishak menjadi tinggal di dekat sumur Lahai Roi (Kej 24:63).
Pada akhirnya,
sumur ini telah menjadi tempat di mana Ishak tinggal di kemudian hari (Kej 25:11). Setelah Abraham mati,
anaknya Ishak tinggal di Beer Lahai Roi. Maka Allah memberikan
berkat kepadanya.
Seperti Ishak, kiranya kitapun menetap di mata air Beer Lahai Roi, dimana Firman Sejarah Penebusan sedang memancar
keluar di akhir zaman. 2.
Sumur orang yang hidup adalah mata air yang ada di persimpangan jalan antara keselamatan dan penghakiman.
1)
Sumur ini adalah mata air yang ada di dekat jalan menuju ke Syur (Kej 16:7).
Syur berarti
tembok atau tembok kota.
Jalan menuju
ke Syur adalah jalan menuju ke tanah Filistin, dan lebih jauh lagi, itu adalah jalan
menuju ke Mesir (Kel 13:17). Jalan ke Syur ini terletak di tenggara Mesir, di
persimpangan yang biasa dilalui saat menuju ke Mesir dari tanah
Kanaan.
Beer Lahai
Roi ada di perbatasan antara tanah Kanaan, tanah perjanjian dengan tanah Mesir. Di situlah malaikat Tuhan menemui
Hagar dan memanggil “Hai Hagar, hamba Sarai (Kej16:8a).” Malaikat
Allah ingin agar Hagar mengintrospeksi dan merenungkan dirinya sendiri. Itu sebabnya, saat malaikat Allah
memanggilnya, malaikat Allah
menyebutnya ‘hamba Sarai’ status
dirinya.
Hari ini, kita harus
mengintrospeksi diri kita, dari manakah
datangnya kita dan sedang menuju ke manakah kita? Kita haruslah menyesal
atas sikap iman kita, sadar
dan membenahi arah kehidupan kita dengan baik. Kita tidak boleh lupa
arah ke mana kita sedang pergi. Awalnya, kita semua adalah orang-orang yang diperbudak di tanah Mesir (hamba dosa). Akan ada orang-orang yang telah memperoleh kemerdekaan dari dosa. Tapi janganlah ada orang yang pulang kembali ke Mesir
seperti yang Hagar lakukan.
2)
Sumur ini adalah mata air yang terletak di antara Kadesh dan Bered (Kej 16:14).
Beer Lahai
Roi adalah sumur yang ada di antara Kadesh dan Bered. Kadesh berarti
kudus atau tempat yang dibedakan dengan kudus. Bered berarti hujan es. Di Alkitab, hujan es dipakai sebagai alat penghakiman (Kel
9:18, Why 16:17-21). Sambil
melihat banyak orang yang sedang pergi ke Mesir di jalan
menuju ke Syur, Hagar pasti berselisih. Kita jemaat kudus
yang menerima firman, sedang hidup di
dunia. Namun kita haruslah yakin terhadap janji Allah dan tinggal di tempat yang dijanjikan dan kita harus hidup dengan mengambil keputusan sesuai dengan cara Allah. Beer Lahai Roi yang ada di
daerah perbatasan antara tanah janji dan tanah Mesir menuntut kita yang hidup di
hari ini untuk memilih. Meskipun kita menderita oleh karena masalah di
tempat kerja, soal materi, soal kesehatan, maupun soal anak-anak, kita tidak boleh meninggalkan Beer Lahai Roi. Pada akhirnya, Hagar kembali ke
Sarai. Namun di kemudian hari, ia meninggalkan Sarai lagi. Tapi Ishak, setelah ia berdoa kepada Allah, ia taat
sesuai firman dan memutuskan untuk tidak turun ke
Mesir (Kej 26:2). Jika kita percaya, kita akan menjadi umat kudus dan akan hidup
di dunia firman yang membuat kita tidak mati
melainkan hidup untuk selama-lamanya. Kita harus tahu dan sadar bahwa di hari akhir,
tanpa adanya ketaatan, kita
tidak bisa masuk ke kerajaan
Sorga. Kesimpulan: Yesus Kristus adalah air hidup dari mata air yang tidak akan kering
selama-lamanya (Yoh
7:38). Ia adalah mata air yang hidup, dimana daripadaNya air hidup memancar
keluar tanpa henti. Walau disebut sumur, tapi jika itu sumur
yang mati yaitu sumur dari Allah orang yang mati, maka tidak ada
gunanya.
Beer Lahai Roi, itulah sumur
dari orang yang hidup. Bagi saudara-saudara, ada sumur Lahai Roi yaitu sumur dari yang hidup, yang mengawasi
atau melihat aku. Sumur ini haruslah ada pada kita. Ketika sumur
ini ada bersama dengan kita, sumur dari Ia yang mendengar
doa kita dan hidup
berjalan bersama dengan kita dan mengamati kondisi hidup kita dan melengkapi kita, barulah dalam kehidupan kita tidak akan ada
kehausan.
Kiranya dengan mata iman, kita semua bisa menemukan
sumur Allah yang hidup ini, sehingga kita bisa terus menerima air hidup yang kekal tanpa henti. Amin.