FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Khotbah Minggu

MARILAH HIDUP DENGAN HANYA BERHARAP KEPADA TUHAN,

DARI SEKARANG SAMPAI SELAMA-LAMANYA

(Mzm 131:1-3, 146:5)

 

Mazmur 131 memperlihatkan kepada kita antusias yang murni yang tidak ada dusta dari Daud. Itu merupakan ketetapan dan harapan dari kehidupan raja Daud.

 

1.         Marilah kita hidup dengan sikap kerendahan hati seperti Daud.

 

Ketika Saul mengejarnya bersama 3000 orang tentara, Daud menaruh harapannya pada Allah. Bola mata hati Daud tidak pernah berpaling dari hadapan Allah. Ketika anaknya Absalom memberontak dan hendak merebut tahkta raja, Daud melarikan diri tanpa memakai alas kaki. Waktu itu, seseorang yang bernama Simei mencaci maki mengutuki raja Daud. Waktu itu Daud berkata,Biarkanlah dia, Allahlah yang menyuruhnya sehingga lewat Simei caci maki turun kepadaku.  Inilah kerendahan hati. Dari 3 sisi, Daud dinilai sebagai orang yang memiliki kerendahan hati (Ams 22:4). Meski ia sendiri raja, ia mengakui dirinya sebagai sosok yang bukan apa-apa dan hanya seorang pengembara di dunia. Kalau begitu, seperti apakah kerendahan hati yang dikatakan di Alkitab?

 

1)         Hati yang hanya berharap kepada Allah, itulah kerendahan hati (Mzm 131:3b). Tanpa merendahkan diri, merendahkan lagi dan merendahkan lagi, kita tidak bisa berharap kepada Allah. Maka pada ungkapan, “Berharaplah kepada Tuhan dari sekarang sampai selama-lamanya”, terkandunglah arti merendahkan diri. Jika ego kita, diri kita sendiri masih hidup, kita akan mengentengkan Allah. Itulah manusia (Dan 4:30). Jika ada sikap seperti demikian akan hancur binasa secara turun temurun, maka kita harus membuang sikap yang demikian.

 

2)         Kerendahan hati adalah hal-hal yang dari dalam, dari kepribadian. Kerendahan hati yang tampak di luar, yang munafik, bukanlah kerendahan hati yang sejati. Kerendahan hati juga bukannya berarti menyerah atau putus asa. Kerendahan hati, dari konsep Ibrani, berarti menekan, merendahkan atau mengganggu. Merendahkan diri di hadapan Allah dan  mengganggu diri sendiri sambil berperang melawan ego diri, inilah kerendahan hati.

 

Jadi dengan kasih karunia yang diberikan, kita merendahkan diri dan menekan diri dengan firman. Meski kita menjadi tinggi, kita tidak bisa lebih tinggi dari Allah kan?  Itu sebabnya kita harus merendahkan diri dan akhirnya menjadi rendah. Dikatakan, kecongkakan mendahului kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhan (Ams16:18). Di kota Sodom dan Gomora, ada kesombongan dan keangkuhan, dan ini yang menjadi penyebab kehancuran (Yeh 16:49). Dikatakan, Allah menentang orang yang congkak, tapi mengasihi orang yang rendah hati (Yak 4:6, 1Pet 5:5, Luk 18:9-14). Kehidupan manusia itu sama seperti anak tangga yang naik ke atas, tangga iman. Jika kita naik ke atas tangga iman ini, maka hanya Allah saja yang akan terlihat (Ibr 12:2). Tapi jika kita turun dari tangga iman, yang terlihat hanyalah diri sendiri saja. Raja Hizkia, ia menerima banyak kasih dan kasih karunia dari Allah, namun ia menjadi sombong. Lalu ia sadar bahwa Tuhan mau menghantamnya dan kerajaannya, maka ia bertobat (2Taw 32:25-26). Raja Asa pun, setelah ia menerima kasih karunia 39 tahun lamanya, ia menjadi sombong. Raja Uzia juga karena ia sombong, timbullah penyakit kusta di dahinya sehingga ia mati. Seperti demikian, jika seseorang menjadi sombong, ia akan hancur binasa (1Kor 15:10, 10:31).

 

2.      Marilah kita hidup dengan membuang hawa nafsu, keinginan yang berlebihan.

 

Ini merupakan pengakuan bahwa ia tidak akan merusak dirinya dengan hawa nafsu, keinginan yang berlebihan (Mzm 131:1b). Daud tidak memboroskan kekuatan yang diberikan Allah kepadanya. Ia tidak memakai segala kekuatan dan kuasanya untuk hal yang sia-sia. Ia hanya menggunakannya untuk kehendak Allah. Kekuatan yang manusia bisa pakai di sepanjang hidupnya itu terbatas. Kekuatan dan hidup yang diberikan Allah kepada kita, kita haruslah memakainya untuk kehendak Tuhan. Kita tidak boleh menyerahkannya kepada kegelapan, yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dikatakan bahwa saat mencari uang pun, jika terlalu serakah maka akan hancur (1Tim 6:8-10). Namun maksudnya bukanlah “janganlah mencari uang.” Tapi kalau hanya mencari kesenangan dan tenggelam dalam kesenangan, rumah tangga akan hancur dan malu. Waktu, kesehatan dan materi pun, haruslah kita pakai dengan benar (Yak 1:15). Marilah kita membuang hawa nafsu yang memboroskan kekuatan kita pada hal yang sia-sia. Marilah kita hidup dengan menaruh harapan pada Tuhan, seperti Daud.  Sambil kita hidup di bumi ini, memang banyak hal yang menyakitkan hati, seperti rumah tangga yang pecah, hutang, dll. Namun, di saat-saat demikian, kita bisa tidak meninggalkan iman, itulah hal yang harus kita syukuri. Lalu di hari-hari biasa kita tidak berdoa  dan karena hal yang genting terjadi, kita menjadi berdoa, itupun merupakan hal yang harus kita syukuri karena iman kita tidak dirampas oleh kegelapan, setan iblis.

 

Kesimpulan:

 

3.         Marilah hidup dengan hati yang tentram seperti Daud.

 

Rupa yang paling tentram dan bahagia di dunia ini pastilah merupakan rupa bayi yang digendong ibu.  Ayunan yang terbaik bagi bayi adalah pelukan ibu. Di situlah terdapat damai dan kebahagiaan. Demikian pula, kebahagiaan dan ayunan terbaik bagi umat manusia adalah pelukan Allah yang bagaikan pelukan ibu. Maka Daud mengakui di Mazmur 131:2-3 bahwa ia menikmati berkat keheningan dan damai di hatinya, di dalam pelukan Allah, sama seperti seorang bayi yang baru selesai menyusu. Betapa baiknya jika kita bisa menikmati keheningan, kesunyian dan damai yang sejati di dalam pelukan Allah senantiasa (Mzm 131:3, 144:15, 146:35). Kiranya Tuhan memberkati dalam nama Tuhan Yesus agar kita menjadikan Allah Yakub sebagai pertolongan kita dan kita menaruh harapan kepada-Nya, serta segala harapan kita digenapi di dalam Tuhan. Amin.

 

 

List of Articles
No. Subject Date Views

Supaya Tetap Hidup Menurut Jalan Yang Ditunjukkan Tuhan

  • May 16, 2015
  • Views 67154

Marilah Hidup Dengan Hanya Berharap Kepada Tuhan, Dari Sekarang Sampai Selama-lamanya

  • May 13, 2015
  • Views 74411

Rahasia Untuk Mencukupkan Diri

  • May 13, 2015
  • Views 78335

Allah Abraham, Ishak & Yakub, Allah Orang Hidup

  • Apr 23, 2015
  • Views 92367

Berkat Untuk Bertemu Tuhan Yang Telah Bangkit

  • Apr 15, 2015
  • Views 66515

Hanya Lukas Yang Tinggal Dengan Aku

  • Apr 04, 2015
  • Views 66332

Siapakah Rasul yang Sejati?

  • Mar 28, 2015
  • Views 88697

Siapakah Aku Yang Hidup Di Dunia Ini?

  • Mar 14, 2015
  • Views 66616

Penyelenggaraan Penebusan Yang Tampak Di dalam 365 Tahun Kehidupan Henokh Dan Hidup Semasanya Dengan Adam

  • Mar 14, 2015
  • Views 66594

Persoalan Hidup atau Mati Bagi Manusia

  • Feb 21, 2015
  • Views 88782

Istri Lot yang Menjadi Tiang Garam

  • Feb 14, 2015
  • Views 66403

Nama yang Indah dan Mulia yang Diakui Allah

  • Feb 14, 2015
  • Views 66588

Kamu Pun, Larilah Begitu Juga

  • Jan 31, 2015
  • Views 66629

Rahasia Untuk Tidak Terjatuh

  • Jan 24, 2015
  • Views 66622

Dua Kebenaran yang Agung Untuk Penggenapan yang Sejati dari Sejarah Penebusan

  • Jan 20, 2015
  • Views 66613

Tahun 2015, Tahun Ketika Hanya Tampak Yesus Seorang Diri

  • Jan 13, 2015
  • Views 66618

Biarlah Tahun 2015 Menjadi Tahun yang Diberkati karena Kita Bertemu dengan Tuhan yang Bangkit Sehingga Langkah Kaki Kita Selalu Menuju ke Yerusalem

  • Jan 13, 2015
  • Views 66619

Apa yang Allah Telah Berikan Kepada Umat Manusia?

  • Jan 03, 2015
  • Views 87619

Dengan Memberikan Syukur Seperti Apakah Kita Harus Hidup?

  • Dec 27, 2014
  • Views 66632

Berkat yang Sejati

  • Dec 13, 2014
  • Views 90762
XE Login