FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Khotbah Minggu

3 Puncak Dari Kepedihan Yesus

Views 71318 Votes 0 2014.05.27 13:54:27

3 PUNCAK DARI KEPEDIHAN YESUS

(Yes 53:4-9)

 

Nabi Yesaya berkata di Yesaya 52:14 bahwa “Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia begitu buruk rupanya, bukan sprt manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi”  Hari ini kita akan merenungkan 3 puncak dari kepedihan Yesus Kristus yang diekspresikan di pembacaan hari ini.

 

1.         Itu adalah kepedihan yang mana ia sebagai orang yang kuat menderita oleh orang yang lemah.

Rasul Paulus mengatakan bahwa Yesus bukan mati sebagai orang yang kuat, tapi Dia mati karena Dia menjadi orang yang lemah (2Kor 13:14). Yesus telah menjadi sosok yang lemah dan dipukul oleh Allah dan mati (Mzm 7:11-12, Yes 52:14). Itu adalah penderitaan yang mana Ia sebagai orang yang benar menderita oleh orang yang jahat, sebagai orang yang kuat menderita oleh orang yang lemah. Maka penderitaan-Nya telah menjadi teladan ketaatan yang terbesar, serta contoh kesabaran (Mat 26:53). Ia sabar sampai akhir dan menang untuk kita masing-masing. Kepedihan Yesus tidak bisa diekspresikan dengan perkataan manusia. Dikatakan bahwa Yesus telah mencurahkan semua air dan darah tanpa tersisa setetespun. Kristus sebagai Pencipta, Ia menderita oleh ciptaan, namun Ia tidak membuka mulut, hanya menelan kepedihan-Nya (Yes 53:7). Kepedihan Yesus adalah upah dari hukuman yang tertinggi, yaitu kepedihan yang memikul seluruh dosa dan kejahatan umat manusia menggantikan mereka. Setelah Adam berbuat dosa, Allah menahan amarah-Nya selama 4.000 thn dan sekarang amarah yang ditimbun itu sedang dialihkan kepada Yesus, itu sebabnya hal itu merupakan kepedihan yang sampai2 langit sorgapun memalingkan mukanya.

 

2.         Itu adalah kepedihan yang mana Ia menderita pembuangan dari Bapa.

Yesus telah mengetahui bahwa Ia sedang menderita hukuman menggantikan seluruh umat manusia, maka Ia sabar didalam kepedihan yang pahit itu (1Pet 2:19-21). Penderitaan Yesus sudah memuncak sampai-sampai Ia menyerukan kepedihan-Nya dengan cara tidak langsung dengan berkata “Mengapakah Engkau membuang Aku?” Apa alasan Allah harus melimpahkan dosa itu kepada Anak tunggal-Nya? Daud menerangkan di Mazmur 7:11-12 bahwa Allah adalah hakim yang adil, serta Allah yang murka setiap saat. Jika tidak bertobat dan tidak ada kesadaran, maka amarah pedang yang telah diasah itu akan ditumpahkan kemana? Maka Yesuslah yang menjadi sasaran menggantikan manusia yang tidak ada persiapan untuk ditembak. Dalam keadaan demikian, seruan Yesus memancar keluar “Eli-Eli lama sabakhtani” Yaitu “apakah Engkau Bapa mengusungkan pedang dan menembakkan panah kearah Aku? Aku yang berhubungan Bapa dan Anak? Kita harus memahami kepedihan Yesus yang berseru ini.

 

3.         Itu adalah kepedihan yang melawan arah musim.

Minggu sengsara adalah musim semi yang mana segala sesuatunya mulai bersemi.  Akan tetapi musim yang hidup yang mana segala sesuatu mulai hidup/bersemi seperti demikian ini menjadi musim kematian bagi Yesus. Apakah kita bisa membayangkan kepedihan Yesus yang harus melawan arah musim ini? Mengapa Tuhan yang hidup terkena penyakit yang akan membunuhnya di musim semi ini? mengapa Ia harus menjadi layu? Dengan memikul salib di punggung-Nya, Yesus sedang melewati jalan Yerusalem dan pergi sampai ke puncak Kalvari. Sambil naik, pastilah Ia melihat padang rumput yang hijau dimana segala tunas baru sedang bersemi di pinggir jalan. Ketika Yesus naik ke Golgota dengan memikul salib, beberapa kali Ia jatuh dan kehabisan tenaga. Betapa besarnya kepedihan dari ketaatan itu (Ibr 5:7). Segala sesuatu sedang bersorak karena semua hal terlihat baik, namun betapa besarnya kepedihan Yesus (Yes 53:2, 7). Dijalan menuju Golgota sambil memikul salib, Yesus berkata “Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup (= green tree = pohon yang hijau), apakah yang akan terjadi dengan kayu kering? (Luk 23:31).” Disini ‘hijau’ menunjuk pada ‘hidup’. Berarti, “Aku yang adalah hidup itu sendiri pun diperlakukan seperti ini, maka kalian yang tidak ada hidup, kalian akan jadi seperti apa?”

 

Kesimpulan:

Kepedihan Yesus adalah kepedihan untuk menebus dosa manusia. Yesus menderita sakit kepedihan tanpa dosa dan Ia melewatinya dengan sabar. Ini sama seperti pengajaran Petrus, yaitu dikatakan, “Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung (1Pet 2:19-21).”  Serta kepedihan Yesus adalah kepedihan dimana Dia yang adalah orang yang kuat menderita oleh orang yang lemah. Yesus sebagai orang benar, menderita oleh orang yang jahat, sebagai orang yang kuat, menderita oleh orang yang lemah, namun Ia taat. Dan melalui kesengsaraan-Nya, Ia belajar ketaatan dan dengan demikian Ia memberikan teladan bagi kita dan memberi jalan keselamatan bagi kita. Oleh karena dosa kita masing-masing,  Tuhan telah memikul salib. Oleh karena kesalahan kita, Ia telah menumpahkan darah. Oleh karena tangan yang najis, tangan Yesus dipaku. Oleh karena kaki kita, kaki Yesus disobek. Oleh karena pikiran kita najis, Ia tidak bisa mengelak untuk memakai mahkota duri. Pada akhirnya kiranya kita semua bisa mengintrospeksi diri dengana baik, sehingga setiap hari kita mengisi kesengsaraan Tuhan yang tersisa pada tubuh kita dengan kesadaran sendiri, dan dengan demikian kita menjalani kehidupan yang membalaskan hutang sebagai orang kudus. Amin.
List of Articles
No. Subject Date Viewssort
163 Guruh yang Megah yang Membangunkan Jiwa Seluruh Dunia Aug 03, 2013 72398
162 Penyelenggaraan Penebusan yang Terkandung didalamnnya Untuk Kita Dapat Masuk Ke Tanah Perjanjian - Kanaan, Sorgawi Aug 28, 2013 72228
161 Pekerjaan Kedaulatan yang Mutlak Dari Allah Jul 05, 2013 71622
» 3 Puncak Dari Kepedihan Yesus May 27, 2014 71318
159 Hal Terhebat yang Ada Pada Manusia Adalah Syukur Jul 13, 2013 71066
158 Kasih Karunia Penjelmaan adalah Cara Terakhir dan Tertinggi untuk Penyelamatan Umat Manusia Jun 09, 2014 70860
157 Gereja yang Berkembang Setiap Hari dan Menerima Berkat May 29, 2013 70713
156 Eliezer Yang Menyelesaikan Tugasnya Jun 02, 2015 70543
155 Berhentilah (Beristirahatlah) Allah Pada Hari Ke 7 Aug 03, 2013 70499
154 Penyelenggaraan Penebusan yang Tampak Di dalam Peristiwa Exodus Jun 21, 2013 70369
153 2 Buah Perintah yang Telah Terlebih Dahulu Diberikan Sebelum 10 Perintah Dinyatakan Jun 07, 2013 69959
152 Di Tahun 2014, Marilah Hidup Dengan Mempergunakan Waktu yang Ada Jan 31, 2014 69534
151 Seperti Apakah Bakti Yusuf Terhadap Orang tuanya? Jun 02, 2015 68744
150 Supaya Tetap Hidup Menurut Jalan Yang Ditunjukkan Tuhan May 16, 2015 67094
149 Rahasia Untuk Tidak Terjatuh Jan 24, 2015 66580
148 Kamu Pun, Larilah Begitu Juga Jan 31, 2015 66580
147 Tahun 2015, Tahun Ketika Hanya Tampak Yesus Seorang Diri Jan 13, 2015 66576
146 Dua Kebenaran yang Agung Untuk Penggenapan yang Sejati dari Sejarah Penebusan Jan 20, 2015 66576
145 Dengan Memberikan Syukur Seperti Apakah Kita Harus Hidup? Dec 27, 2014 66574
144 Biarlah Tahun 2015 Menjadi Tahun yang Diberkati karena Kita Bertemu dengan Tuhan yang Bangkit Sehingga Langkah Kaki Kita Selalu Menuju ke Yerusalem Jan 13, 2015 66571
XE Login