FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Khotbah Minggu

Kehidupan Dari Orang Yang Berhikmat

Views 94175 Votes 0 2014.09.13 19:13:38

KEHIDUPAN DARI ORANG YANG BERHIKMAT

(Roma 4:19-22)

 


Di bumi ini kita menjalani kehidupan yang diberikan hanya sekali. Kalau begitu bagaimana kita harus menjalani kehidupan yang hanya sekali ini saja? Ada sangat banyak orang di dunia yang menghabiskan seluruh waktunya untuk hal-hal yang tidak bernilai. Kata ‘kehidupan’ berasal dari kata ‘hidup.’ Tidak ada hubungan apapun dengan kematian atau apapun yang membuat kita mati. Oleh karena itu, jika ‘hidup’ kita tercampur dengan kebohongan, kebencian, itu berarti kita sedang tidak menjalani kehidupan, melainkan menuju kepada kematian. Kehidupan ‘bermalas-malasan’ dengan melewati waktu tanpa mengerjakan apa-apa, itu sama dengan kita sudah dalam keadaan yang mati.

Semua orang pasti ingin hidup. Bahkan orang yang biasa berkata ‘mau mati’, sebenarnya ia tidak mau mati.  Jika kita renungkan hari-hari kehidupan kita, nyatanya sangat sedikit orang yang sungguh-sungguh berusaha untuk dapat ‘benar-benar hidup.’ Maka untuk kita bisa menjalani kehidupan yang produktif, yaitu kehidupan yang penuh dengan nafas hidup, kita haruslah menjadi orang yang berhikmat. Seperti apakah kehidupan dari orang yang beriman?

 

1.      Harus memiliki sikap yang banyak menabur hal-hal yang dapat dituai di kemudian hari.

Alkitab mengajarkan kita “untuk melemparkan roti ke air (Pkh 11:1-2).” Arti dari ungkapan ini adalah menjalani suatu pekerjaan walaupun ada resikonya. Kita harus perhatikan bahwa yang harus dilempar adalah roti yang dapat hidup kembali. Itu merupakan sesuatu yang berisi, yang dapat dituai di kemudian hari. Dan setelah beberapa lama, pasti akan didapat kembali. Yesaya 32:20 mengatakan bahwa terlebih dahulu harus menabur. Alkitab tidak menjamin adanya hasil jika tidak ada yang diinvestasikan (Ams 11:18, Hos 10:12). Kehidupan orang-orang kudus harus banyak menabur kebenaran, keadilan dan hal-hal rohaniah dihadapan Tuhan seperti kehidupan yang mengumpulkan harta di sorga (Mat 6:20), Kehidupan yang menumpuk perbuatan baik (Yoh 5:29), kehidupan yang menuai buah penginjilan (Kol 4:3), kehidupan yang menggenapi dalam daging kita (atau mengisi hidup kita) apa yang kurang pada penderitaan Kristus dengan rela hati (Kol 4:3).

 

2.      Harus memiliki sikap yang mengingat Allah yang menggenapi segala sesuatunya.

Kita adalah sosok yang hidup dalam ketidakpastian akan masa depan (Pkh 11:4). Maksud orang yang menunda untuk menabur benih karena perubahan cuaca yang tidak begitu penting, tidak akan bisa mengakhiri pekerjaannya dengan baik. Umat yang bersandar kepada Allah tidak boleh memiliki sikap yang seperti demikian. Apakah kita sedang tidak melakukannya karena kepikiran hambatan-hambatan yang kita duga akan terjadi, atau apakah itu karena ketidakpastian akan masa depan? Lukas 9: 62 mengatakan, “Setiap orang yang siap untuk membajak tapi menoleh ke belakang tidak layak untuk kerajaan Allah.” Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan hanyalah mengakui pemeliharaan Allah yang ajaib (1Kor 3:6-8, Mzm 57:2). Hanya Allah sajalah yang diatas segala-galanya. Maka Ia pasti akan menggenapi segala sesuatunya.

 

3.      Haruslah merupakan kehidupan yang melakukan segala sesuatunya dengan iman dan Roh Kudus.’

Hal menerima Roh Kudus adalah hal memiliki iman dan cara untuk memiliki iman adalah dengan menerima Roh Kudus. Dapat dikatakan bahwa iman adalah hal berbuat dengan berani dan sungguh-sungguh, tanpa ragu, lalu menang.

 

1)     Iman yang seperti itu dapat timbul ketika kita percaya sesuai dengan firman. Ketika sasaran dan isi dari kepercayaan kita itu jelas, barulah akan timbul keyakinan. Hal kita percaya firman apa adanya yang dikatakan Allah, itulah iman. Percaya firman berarti percaya Dia yang berfirman. Maksudnya, kita percaya kepribadian, karakteristik, dan keberadaan-Nya. Iman yang buta tidak bisa dianggap sebagai iman. Iman yang buta maksudnya tidak jelas sasarannya dengan asal percaya atau yang penting percaya.

2)     Iman dapat timbul ketika kita berharap sekali pun tidak ada dasar untuk berharap. Iman adalah hal kita percaya pada apa yang dipikirkan dan dilakukan Allah, bukan percaya pada apa yang dipikirkan manusia. Pekerjaan yang dilakukan Allah adalah hal-hal yang melampaui akal sehat manusia (Yes 55:8). Saat kita terjebak di jalan buntu namun tetap bisa berharap pada hal yang terbaik, itulah iman.

3)     Percaya dengan tahu faktanya, itulah iman yang sejati. ‘Mengetahui’ tidak semata menunjuk pada ‘pengetahuan’, melainkan menunjuk kepada iman yang  meski tahu benar bahwa itu tidak akan bisa terjadi, tapi percaya bahwa itu akan terjadi. Memang awalnya kita perlu ‘percaya saja’ walaupun kita belum benar-benar paham. Namun berikutnya, saat iman kita menjadi percaya dengan mengetahui faktanya, iman kita akan bertumbuh dan semakin kokoh. Iman yang sejati adalah iman yang tidak dikontrol oleh situasi dan kondisi.

 

Kesimpulan:

‘Hari ini’ bukanlah tujuan akhir dari kehidupan kita. Kita harus menjalani kehidupan iman yang berhikmat yang mempersiapkan masa depan. Bagi kita, ada firman Sejarah Penebusan. Firman inilah yang akan menjamin masa depan kita. Bersamaan dengan itu, kita tidak boleh kehilangan sikap menabur di hari ini untuk banyak menuai dikemudian hari. Percayalah bahwa ketika kita berusaha untuk hidup dengan sukacita demi kemuliaan Allah sambil menyerahkan segala sesuatunya ke dalam kedaulatan Allah, maka dengan bangga nama kita akan tercatat dalam kitab Kehidupan. Amin.

 

 

List of Articles
No. Subject Date Viewssort
143 Biarlah Tahun 2015 Menjadi Tahun yang Diberkati karena Kita Bertemu dengan Tuhan yang Bangkit Sehingga Langkah Kaki Kita Selalu Menuju ke Yerusalem Jan 13, 2015 66602
142 Penyelenggaraan Penebusan Yang Tampak Di dalam 365 Tahun Kehidupan Henokh Dan Hidup Semasanya Dengan Adam Mar 14, 2015 66585
141 Nama yang Indah dan Mulia yang Diakui Allah Feb 14, 2015 66565
140 Berkat Untuk Bertemu Tuhan Yang Telah Bangkit Apr 15, 2015 66505
139 Istri Lot yang Menjadi Tiang Garam Feb 14, 2015 66388
138 Hanya Lukas Yang Tinggal Dengan Aku Apr 04, 2015 66318
137 Peristiwa Mendustai Roh Kudus Jun 13, 2015 64816
136 [28-Jun-2015] Hamba yang Setia Seperti Eliezer Jul 02, 2015 64385
135 Siapa Yang Boleh Diam Di Gunung-Mu Yang Kudus Jun 27, 2015 62259
134 [5-Jul-2015] Hari Raya 7 Minggu, Yakni Hari Raya Buah Bungaran dari Penuaian Gandum Haruslah Kau Rayakan Jul 09, 2015 62258
133 Penyelenggaraan Penebusan Yang Tampak Dalam Keterkejutan Ishak Yang Besar Jun 27, 2015 61932
132 Berkat Tinggal Di Samping Sumur Orang Yang Hidup Jun 27, 2015 60660
131 [14-Jun-2015] Berkat Tinggal di Samping Sumur Orang yang Hidup Jul 02, 2015 59880
130 [09-Aug-2015] Api Dari Mezbah Korban Bakaran Yang Terus Menyala Dan Tak Terpadamkan Aug 22, 2015 59729
129 [21-Jun-2015] Yakub yang Ragu untuk Berangkat ke Mesir Jul 02, 2015 59658
128 [23-Aug-2015] Pergerakan Penebusan Lewat Gereja Aug 29, 2015 58627
127 [02-Aug-2015] Mencari Barnabas, Sekarang Dibutuhkan Pekerja-Pekerja Yang Seperti Barnabas Aug 15, 2015 57678
126 [19-Jul-2015] Surat Dari Sorga Jul 27, 2015 57138
125 [26-Jul-2015] Siapakah Namamu? Aug 09, 2015 57094
124 [30-Aug-2015] Pilihan Dari Orang Yang Beriman Sep 07, 2015 56378
XE Login