FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Khotbah Minggu

Syukur Paulus Dan Doa Pengantaranya

Views 72451 Votes 0 2014.10.04 21:38:37

SYUKUR PAULUS DAN DOA PENGANTARANYA

(Ef 1:15-19)

 

Kalau kita lihat kehidupan rasul Paulus, singkat kata, kehidupannya adalah kehidupan berdoa. Setiap kali ia menghadapi kesulitan, ia berlutut dan berdoa. Dan kuasa doa membuatnya dapat selalu menang. Kalau begitu, apa hakikat dari doa? Di Alkitab, doa adalah hal ‘bersyukur’ daripada ‘meminta sesuatu’ (Ef 1:16). Dalam surat-surat rasul Paulus, setiap kali ia berdoa, Paulus selalu bersyukur dihadapan Allah (1Kor 1:4, Fil 1:4, Kol 1:3, 1Tes 1:2, Fil 1:4, Kol 4:2). Doa yang tanpa syukur, itu bukanlah doa. Kita haruslah memiliki sikap yang bersyukur, dengan percaya bahwa Tuhan akan menjawab kita dan memberikan kita hal yang terbaik.

 

I. Atas apakah ia bersyukur?

Ketika Rasul Paulus berdoa, apa yang ia syukuri? Di Efesus 1:15,  iman dan kasih jemaat kudus gereja Efesus adalah isi dari syukur Paulus. Jika iman adalah hubungan vertikal dengan Allah, maka kasih adalah hubungan horizontal antar jemaat kudus. Yang harus kita perhatikan di sini adalah urutan iman dan kasih. Keduanya dibedakan dengan jelas. Di Kolose 1:4, 1Tesalonika 1:3, 2Tesalonika 1:3, iman selalu muncul duluan, barulah kasih. Memang kalau surat yang ditulis rasul Paulus kepada Filemon, kasih lebih dahulu disebut daripada iman (Fil 1:5). Di ayat tersebut, yang ditekankan adalah iman yang setia yang tampak lewat kasih yang dilakukan Filemon. Seperti demikian, sebelum kasih, iman lebih dahulu. Pada urutan ini, terkandung arti yang penting.

1)     Iman tidak dapat diterima tanpa suatu media. Media itu adalah firman Kristus (Rom 10:17). Itu sebabnya, jika seseorang tidak membaca firman Allah dan tidak mendengarnya, baginya tidak ada iman. Karena orang tersebut tidak percaya firman Alkitab yang memberitahukan hati Allah, pikiran Allah, serta kehendak Allah. Iman yang sejati adalah menerima firman Allah sebagai fakta apa adanya dan percaya bahwa itu akan terjadi. Maka jika kita sadar kalau kita ciptaan yang lemah dan bersandar pada firman, maka firman yang ada didalam kita memiliki kuasa penciptaan dan kekuatan yang luar biasa. Maka iman hanya timbul ketika Roh Kudus menabur didalam hati kita (2Tes 3:2b, Ef 2:8). Hal yang keluar dari saluran kasih karunia tersebut adalah kasih.

2)     Maka pada iman, pasti ‘kasih’ akan mengikuti. Meski demikian kita sering melihat iman yang tanpa kasih. Jika tidak menghasilkan buah kasih, pada kenyataannya imannya sudah mati (Yak 2:26, 1Kor 13:2).

 

II. Apa yang ia doakan?

Doa Paulus dimulai dengan syukur. Dapat dikatakan bahwa syukur adalah permulaan dari doa. Lalu dapat ditemukan 2 doa pengantara dari Paulus. Di Efesus 1:17 ia memohon ‘hikmat’ dan di Efesus 3:16-17 ia memohon ‘kuasa.’ Dari sini kita bisa belajar kebenaran yang penting tentang doa, yaitu kita harus meminta hikmat lalu barulah kita meminta kuasa-Nya. Kalau begitu, hikmat apa yang dia mohonkan?

1)     Ia berdoa agar ‘mengenal’ Allah (Ef 1:17). Dengan hikmat, kita dapat mengerti wahyu yang diperlihatkan Allah kepada kita. Percayalah bahwa lewat firman Sejarah Penebusan yang ajaib, roh, hikmat dan wahyu sedang dicurahkan pada kita dengan penuh. Allah memberikan kita roh, hikmat dan wahyu agar mannusia dapat mengenal Allah dengan benar. Di sini, kata ‘mengenal’ adalah ‘epignose’ yang berasal dari kata ‘ginosko’ ditambah imbuhan ‘epi. Kata ‘ginosko’ sendiri berarti ‘mengenal’, tapi pada kata ini ditambah lagi kata ‘epi’ yang adalah penekanan. Itu sebabnya, ‘epignose’ menunjuk pada ‘mengenal dengan sungguh2 dan akurat’. Seperti demikian, rasul Paulus terlebih dahulu memohon agar jemaatnya bisa mengenal dengan akurat Allah yang adalah sasaran iman (Yoh 1:24-25). Kalau begitu, sosok yang seperti apakah yang kita percayai? Dia adalah yang Maha tahu dan Maha kuasa, yang melihat dan mengerti segala kepusingan, kebaikan dan kesalahan yang ada didalam hati kita (Yoh 2:24-25, Yes 9:6). Dia adalah yang baik dan hanya Dialah yang baik di dunia ini (Mar 10:18, Mzm 107:1). Dia adalah yang penuh kasih sampai-sampai menyerahkan anak tunggal-Nya sebagai tebusan (Rom 5:8). Ia adalah Sosok yang kudus itu sendiri, sampai-sampai ia memerintahkan manusia untuk meneladani kekudusan-Nya (Im 11:45). Ia adil kepada kebaikan, Ia memberikan upah dan dosa pasti dihakimi (Yoh 5:29). Allah inilah Tuhan Allah kita, Yesus Kristus, yaitu Bapa kita yang mulia. Paulus terlebih dahulu berdoa untuk bisa mengenal Allah yang demikian.

2)     Ia berdoa agar mengerti pengharapan yang terkandung dalam panggilan-Nya dan betapa kayanya kemuliaan (Ef 1:18). Pada manusia ada 3 jenis mata. Pertama, mata jasmani yang bisa melihat segala sesuatu di alam.  Kedua, mata yang bisa berpikir dan belajar pengetahuan (mata nalar/rasio). Ketiga, mata roh atau mata hati yang bisa mengenal dunia kebenaran / dunia roh. Kita haruslah memiliki mata roh ini, barulah Allah akan memperlihatkan pada kita dunia Allah yang melampaui dunia fisik. Kalau begitu, harapan apakah yang sedang kita miliki? Harapan dunia akan membusuk, layu dan hilang lenyap. Maka kita harus memiliki harapan sorga. Sasaran harapan kita adalah Yesus. Dan jika kita mau mengenal harapan yang terkandung dalam panggilan-Nya, mata Roh kita haruslah terang. Terdapat 2 jenis panggilan, panggilan biasa dan panggilan khusus. Matius 11:28 merupakan panggilan biasa kepada siapapun. Kita tidak boleh berhenti disini saja. Kita harus menerima panggilann yang lain, yaitu panggilan yang efektif, barulah kita bisa menjalani kehidupan yang lebih efektif dihadapan Tuhan. Paulus berkata tentang panggilan khusus ini, dalam pembacaan hari ini, dengan sasaran jemaat gereja Efesus yang ‘telah’ diselamatkan. Ketika kita menerima panggilan khusus ini, barulah kita bisa menjadi anak-anak Allah (Kol 3:4). Maka rasul Paulus telah berdoa agar mata hati jemaat menjadi terang, sehingga mengenal pengharapan yang terkandung dalam panggilan-Nya, serta kekayaan kemuliaannya.

3)     Ia berdoa agar mengerti betapa hebat kuasa Allah. Manusia adalah sosok yang lemah, maka Allahlah yang harus memegang manusia, barulah keselamatan bisa terjadi. Paulus telah berdoa agar ia mengenal betapa hebat kuasa Allah (Ef 1:19). Percayalah bahwa di hari-hari akhir, kuasa Allah yang besar memegang kita sehingga pada akhirnya kita bisa memperoleh keselamatan, hidup kekal melalui ubah. Amin.

 

List of Articles
No. Subject Date Views
XE Login