FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Khotbah Minggu

Kehidupan Dari Orang Yang Berhikmat

Views 93699 Votes 0 2014.09.13 19:13:38

KEHIDUPAN DARI ORANG YANG BERHIKMAT

(Roma 4:19-22)

 


Di bumi ini kita menjalani kehidupan yang diberikan hanya sekali. Kalau begitu bagaimana kita harus menjalani kehidupan yang hanya sekali ini saja? Ada sangat banyak orang di dunia yang menghabiskan seluruh waktunya untuk hal-hal yang tidak bernilai. Kata ‘kehidupan’ berasal dari kata ‘hidup.’ Tidak ada hubungan apapun dengan kematian atau apapun yang membuat kita mati. Oleh karena itu, jika ‘hidup’ kita tercampur dengan kebohongan, kebencian, itu berarti kita sedang tidak menjalani kehidupan, melainkan menuju kepada kematian. Kehidupan ‘bermalas-malasan’ dengan melewati waktu tanpa mengerjakan apa-apa, itu sama dengan kita sudah dalam keadaan yang mati.

Semua orang pasti ingin hidup. Bahkan orang yang biasa berkata ‘mau mati’, sebenarnya ia tidak mau mati.  Jika kita renungkan hari-hari kehidupan kita, nyatanya sangat sedikit orang yang sungguh-sungguh berusaha untuk dapat ‘benar-benar hidup.’ Maka untuk kita bisa menjalani kehidupan yang produktif, yaitu kehidupan yang penuh dengan nafas hidup, kita haruslah menjadi orang yang berhikmat. Seperti apakah kehidupan dari orang yang beriman?

 

1.      Harus memiliki sikap yang banyak menabur hal-hal yang dapat dituai di kemudian hari.

Alkitab mengajarkan kita “untuk melemparkan roti ke air (Pkh 11:1-2).” Arti dari ungkapan ini adalah menjalani suatu pekerjaan walaupun ada resikonya. Kita harus perhatikan bahwa yang harus dilempar adalah roti yang dapat hidup kembali. Itu merupakan sesuatu yang berisi, yang dapat dituai di kemudian hari. Dan setelah beberapa lama, pasti akan didapat kembali. Yesaya 32:20 mengatakan bahwa terlebih dahulu harus menabur. Alkitab tidak menjamin adanya hasil jika tidak ada yang diinvestasikan (Ams 11:18, Hos 10:12). Kehidupan orang-orang kudus harus banyak menabur kebenaran, keadilan dan hal-hal rohaniah dihadapan Tuhan seperti kehidupan yang mengumpulkan harta di sorga (Mat 6:20), Kehidupan yang menumpuk perbuatan baik (Yoh 5:29), kehidupan yang menuai buah penginjilan (Kol 4:3), kehidupan yang menggenapi dalam daging kita (atau mengisi hidup kita) apa yang kurang pada penderitaan Kristus dengan rela hati (Kol 4:3).

 

2.      Harus memiliki sikap yang mengingat Allah yang menggenapi segala sesuatunya.

Kita adalah sosok yang hidup dalam ketidakpastian akan masa depan (Pkh 11:4). Maksud orang yang menunda untuk menabur benih karena perubahan cuaca yang tidak begitu penting, tidak akan bisa mengakhiri pekerjaannya dengan baik. Umat yang bersandar kepada Allah tidak boleh memiliki sikap yang seperti demikian. Apakah kita sedang tidak melakukannya karena kepikiran hambatan-hambatan yang kita duga akan terjadi, atau apakah itu karena ketidakpastian akan masa depan? Lukas 9: 62 mengatakan, “Setiap orang yang siap untuk membajak tapi menoleh ke belakang tidak layak untuk kerajaan Allah.” Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan hanyalah mengakui pemeliharaan Allah yang ajaib (1Kor 3:6-8, Mzm 57:2). Hanya Allah sajalah yang diatas segala-galanya. Maka Ia pasti akan menggenapi segala sesuatunya.

 

3.      Haruslah merupakan kehidupan yang melakukan segala sesuatunya dengan iman dan Roh Kudus.’

Hal menerima Roh Kudus adalah hal memiliki iman dan cara untuk memiliki iman adalah dengan menerima Roh Kudus. Dapat dikatakan bahwa iman adalah hal berbuat dengan berani dan sungguh-sungguh, tanpa ragu, lalu menang.

 

1)     Iman yang seperti itu dapat timbul ketika kita percaya sesuai dengan firman. Ketika sasaran dan isi dari kepercayaan kita itu jelas, barulah akan timbul keyakinan. Hal kita percaya firman apa adanya yang dikatakan Allah, itulah iman. Percaya firman berarti percaya Dia yang berfirman. Maksudnya, kita percaya kepribadian, karakteristik, dan keberadaan-Nya. Iman yang buta tidak bisa dianggap sebagai iman. Iman yang buta maksudnya tidak jelas sasarannya dengan asal percaya atau yang penting percaya.

2)     Iman dapat timbul ketika kita berharap sekali pun tidak ada dasar untuk berharap. Iman adalah hal kita percaya pada apa yang dipikirkan dan dilakukan Allah, bukan percaya pada apa yang dipikirkan manusia. Pekerjaan yang dilakukan Allah adalah hal-hal yang melampaui akal sehat manusia (Yes 55:8). Saat kita terjebak di jalan buntu namun tetap bisa berharap pada hal yang terbaik, itulah iman.

3)     Percaya dengan tahu faktanya, itulah iman yang sejati. ‘Mengetahui’ tidak semata menunjuk pada ‘pengetahuan’, melainkan menunjuk kepada iman yang  meski tahu benar bahwa itu tidak akan bisa terjadi, tapi percaya bahwa itu akan terjadi. Memang awalnya kita perlu ‘percaya saja’ walaupun kita belum benar-benar paham. Namun berikutnya, saat iman kita menjadi percaya dengan mengetahui faktanya, iman kita akan bertumbuh dan semakin kokoh. Iman yang sejati adalah iman yang tidak dikontrol oleh situasi dan kondisi.

 

Kesimpulan:

‘Hari ini’ bukanlah tujuan akhir dari kehidupan kita. Kita harus menjalani kehidupan iman yang berhikmat yang mempersiapkan masa depan. Bagi kita, ada firman Sejarah Penebusan. Firman inilah yang akan menjamin masa depan kita. Bersamaan dengan itu, kita tidak boleh kehilangan sikap menabur di hari ini untuk banyak menuai dikemudian hari. Percayalah bahwa ketika kita berusaha untuk hidup dengan sukacita demi kemuliaan Allah sambil menyerahkan segala sesuatunya ke dalam kedaulatan Allah, maka dengan bangga nama kita akan tercatat dalam kitab Kehidupan. Amin.

 

 

List of Articles
No. Subject Date Viewssort
303 Orang yang Bersyukur Nov 23, 2014 102026
302 Jika Mau Menerima kasih Karunia Untuk Tetap Bertahan Hidup Aug 16, 2014 98297
301 Berkat 'Allah Mengunjungi' di dalam Krisis Besar Dec 06, 2014 97459
300 Simeon yang Menunggu Kedatangan Mesias Dengan Penuh Pengharapan Feb 01, 2013 97454
299 Iman Yang Benar Aug 27, 2014 97366
298 Pelayan Jemaat yang Harus Berusaha dan Bergumul dengan Segenap Tenaga Nov 14, 2014 97181
297 Allah yang Selalu Memberikan Kasih Karunia yang Melimpah di dalam Segala Sesuatunya Oct 11, 2014 97170
296 Pakaian Yang Harus Dipakai Oleh Orang-Orang Kudus Di Akhir Zaman Oct 25, 2014 96854
295 Penyelenggaraan Penebusan yang Tampak Pada Rasa Manna Jul 05, 2014 93892
» Kehidupan Dari Orang Yang Berhikmat Sep 13, 2014 93699
293 Mutiara Yang Terbaik Di Dunia Aug 30, 2014 93625
292 Bait Suci Terakhir Dalam Penyelenggaraan Penebusan Allah (Nubuat dari Perbuatan Simbolik Yehezkiel) Mar 14, 2013 92515
291 Orang-orang yang Hidup Di Atas Fondasi yang Diselesaikan oleh Allah dengan Sempurna Sep 11, 2013 92322
290 Allah Abraham, Ishak & Yakub, Allah Orang Hidup Apr 23, 2015 91933
289 Kemuliaan dari Orang yang Tetap Tinggal Hidup Jul 23, 2012 91387
288 Doa Daud Di Goa En-Gedi Nov 08, 2014 90678
287 Berkat yang Sejati Dec 13, 2014 90310
286 Mengapa Kita Harus Bernyanyi Pujian? Feb 09, 2013 90207
285 Hati Nuh yang Melepaskan Burung Merpati sambil Menunggu 7 Hari May 20, 2012 89692
284 Berlarilah Ketempat Dimana Orang Tuhan Berada Sep 06, 2014 88872
XE Login