GPBSI

ALLAH YANG SELALU MEMBERIKAN KASIH KARUNIA YANG MELIMPAH

DI DALAM SEGALA SESUATUNYA

[2Kor 9:8; Flp 4:19; Ams 19:17]

Kepada orang yang melayani Allah dan gereja dengan segenap hati, kesungguhan dan juga dengan materi, Allah melimpahkan kasih karunia kepadanya (2Kor 9:8). Allah bisa melakukan segalanya. Ia bisa mematikan dan menghidupkan. Ia bisa membuat miskin atau kaya karena kalau terlalu miskin, kemuliaan Allah bisa tertutupi, maka Allah memberikan materi. Sebaliknya Allah juga takut jika seseorang terlalu kaya, ia pergi meninggalkan Allah dan menyangkal Allah. Maka Ia membuat orang tersebut kekurangan. Allah bisa merendahkan dan meninggikan kita (1Sam 2:8, Yes 43:13b). Maka bagi jemaat kudus yang percaya Yesus, tidak ada yang mustahil (Mar 9:23, Fil 4:23) dan kita tinggal merespon “Amin” (2Kor 1:20). Allah telah melimpahkan kasih karunia kepada kita, kalau begitu mengapa kita memegahkan diri seolah-olah kita tidak menerimanya? (1 Kor 4:7). Seperti apa kasih karunia yang dilimpahkan Allah?

1.         Kasih karunia menerima berbagai macam hal, padahal hanya 1 hal saja yang kita berikan pada Allah.

Ada sebuah hal yang perlu kita pikirkan dengan mendalam, yaitu kasih karunia dimana kita memberikan 1 hal, namun Allah memberikan berbagai hal. Salomo sangat mengasihi Allah dengan hati yang membara melalui ibadah kepada Allah. Pada akhirnya, Allah tampak pada mimpi Salomo dan bertanya, “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu” (1Raj 3:5). Waktu itu ia hanya meminta 1 hal yaitu hikmat saja.  Ketika kita menjalani hidup di dunia yang jahat, sulit dan rumit ini, ada sebuah hal yang sangat kita perlukan, yaitu hikmat Yesus (1Kor 1:24, 30; Kol 2:3). Tentunya Allah memberikan Salomo bukan hanya hikmat tapi juga berbagai hal yaitu kuasa, nama baik, posisi, serta harta dunia. Jadi Salomo memberikan sebuah hal dengan baik yaitu ibadah dan Allah memberikannya puluhan ribu hal. Begitupun, saat gereja mengalami ujian besar, Allah mencari jemaat kudus yang berkonsentrasi pada ibadah, memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan Allah akan memberi perhatian kepadanya dan memberkatinya.

2.         Kasih karunia menerima banyak, padahal hanya memberikan sedikit.

Ada kisah mengenai janda sarfat di 1Raja-raja 17:8-14. Janda itu hanya memiliki segenggam tepung ditangannya. Waktu itu, Elia, orang Tuhan, merasa lapar dan meminta tepung tersebut. Karena pada janda sarfat ada iman, ia memberikannya kepada Elia meskipun itu adalah segumpal roti yang sedikit. Setelah ia memberikannya, Allah membalasnya dengan banyak hal karena janda sarfat itu melayani orang yang mengerjakan kehendak Allah (1Raj 17:14). Itu sebabnya, ia bisa menjalani kehidupan yang merasakan kasih karunia Allah yang melimpahkan banyak hal di tengah-tengah kelaparan dan kekeringan. Dan juga ketika anak tunggal dari janda tersebut terserang penyakit dan mati, nabi Elia berdoa untuknya dan anak itu bisa dihidupkan kembali (1Raj 17:17-23). Janda sarfat itu setia dalam 1 hal yang kecil saja, namun ia dapat menerima banyak hal yang berharga. Di Yohanes 6:6-14, di padang Bet-Saida, seorang anak kecil memberikan kepada Yesus 5 roti dan 2 ikan. Dengan itu Yesus menaikkan doa syukur di hadapan Allah dan tampaklah mujizat yang besar. Anak kecil itu memberikan hal yang kecil kepada Allah tapi mujizat yang besar tampak (Yoh 6:1-14).

3.         Kasih karunia yang diberikan tanpa disayang-sayang.

Allah telah mencurahkan kasih karunia-Nya pada gereja kita tanpa disayang-sayang. Di padang gurun, Alalh memberikan umat Israel manna yang berlimpah tanpa sayang-sayang (Mzm 78:24). Sewaktu mereka minta daging, bukan hanya sehari, tapi selama 1 bulan mereka makan sampai kenyang (Bil 11:20a). Allah telah mengasihi kita sampai-sampai Ia menyerahkan anak tunggal-Nya yang paling dikasihi-Nya (Rom 8:32). Rasul Paulus menjalani kehidupan syukur dengan segenap hidupnya setelah menyadari kasih karunia yang diberikan Allah tanpa disayang-sayang. Fondasi atau kewajiban dari jemaat kudus adalah perpuluhan. Orang yang percaya dan hidup sesuai dengan Alkitab tidak akan binasa dan pasti akan berkecukupan (Mal 3:7-8). Lukas 6:38 mengatakan, “Berilah dan kamu akan diberi...” Ia akan memberi seperti apa? Ia akan mencurahkan ‘suatu takaran yang baik’, ‘yang dipadatkan’, ‘yang digoncang’, dan ‘yang tumpah keluar ke dalam ribaan atau pangkuan kita.’ Ingatlah pada firman yang mengatakan, “Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan Allah kepadamu.”

4.         Kasih karunia dari kasih Allah yang memberikan dengan tak terduga.

Setelah menyampaikan injil Sorga, Yesus meminta kepada Petrus untuk menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Petrus mengatakan 'amin' dengan senang hati, lalu mempersilahkan Yesus naik dan mereka bertolak sedikit jauh dari pantai. Waktu itu, Yesus berfirman kepadanya, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan (Luk 5:4).” Ketika Yesus mengatakan firman tersebut, Petrus tahu kalau itu adalah waktu dimana tidak ada ikan ditempat yang dalam. Di sat itu, tanpa diduga, ia menerima berkat dapat menangkap banyak ikan sampai-sampai jala mulai koyak. Peristiwa ini adalah peristiwa yang tidak dapat disangka-sangka sama sekali. Ini adalah kasih karunia yang diberikan tanpa diduga. Maka bagi orang yang percaya Allah, tidak ada hal yang mustahil dan keluarga yang hidup sesuai dengan kehendak Allah tidak akan binasa. Juga Saul, karena dia mendengarkan perkataan hambanya dan perkataan nabi Samuel, maka bukan saja keledai ayahnya yang hilang kembali, tapi bahkan dia dijadikan sebagai raja Israel 9 1Sam 10:1-2). Ini adalah berkat yang tidak bisa dibayangkan.

Kesimpulan: