FIRMAN
Khotbah minggu
PERSOALAN HIDUP ATAU MATI BAGI MANUSIA
(Kej 19:12-22)
Tuhan adalah jalan, kebenaran dan hidup bagi umat manusia (Yoh 14:6). Ada 2 jalan dihadapan umat manusia, yaitu jalan yang lebar yang menuju ke maut dan jalan
yang sempit yang menuntun kepada hidup. Dikatakan
di Matius 7:13-14, kita harus memilih salah satu dari dua jalan ini. Peringatan itu telah disampaikan pada orang-orang di
kota Sodom. Hari ini mari
kita renungkan 3 tipe orang di kota Sodom menghadapi persoalan hidup atau mati.
1.
Orang yang menganggap peringatan Allah sebagi lelucon,
contohnya menantu Lot (Kej 19:14).
Kepada orang yang menganggap firman Allah sebagai
lelucon, mereka menerima penghakiman api dan hancur binasa. Dikatakan “ia dipandang oleh kedua
bakal menantunya itu sebagai orang yang
berolok-olok saja.” Apa maksudnya?
1) Pada mereka tidak ada hati yang sungguh-sungguh terhadap
firman. Akibatnya juga tidak ada hati yang rindu kepada firman.
2) Mereka menyangkal
kemurnian dan kebenaran
firman. Kata “dipandang
berolok-olok” dalam bahasa Ibrani adalah chahaq yang berbentuk piel, sehingga memiliki arti yang kuat yaitu meledek atau mempermainkan atau
menertawakan.
3) Pada
akhirnya mereka tidak taat
terhadap peringatan Allah dan ketidakpercayaan mereka tersebut membuat mereka memilih jalan maut. Para menantu Lot menganggap enteng peringatan Allah. Mereka adalah orang-orang yang lebih mengutamakan
pikiran dirinya daripada firman Allah.
2.
Orang
yang setengah percaya dan
setengah tidak percaya terhadap
firman Tuhan, contohnya istri
Lot.
Setelah
keluar dari Sodom, Lot pergi sampai ke Zoar, 7
jam perjalanan. Itu adalah ‘1 hari’ yang
diekspresikan sebagai tunggal. Namun, sebelum 1 hari atau hemera itu, ada hemerais,
yaitu ‘kurun waktu kesabaran Allah.’ Dalam naskah aslinya di zaman Lot, itu adalah hemerais. Itu menunjuk pada hari-hari ketika Lot menjalani hidup (Luk 17:28a). Seperti demikian, di hari akhir, akan
ada suatu jangka waktu, yaitu ‘hari-hari’ yang ditetapkan Allah didalam ketentuan-Nya. Dan dari
antara hari-hari Anak Manusia
ini, apa yang akan terjadi? (Luk 17:28b) “... mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual,
mereka menanam dan membangun.” Semua kata kerja di ayat tsb masanya belum selesai, jadi artinya mereka terus
hidup seperti demikian. Tanpa
ada rasa krisis sedikit pun, mereka tidak meninggalkan
kehidupan yang
sekuler. Istri Lot seharusnya memisahkan diri dari kehidupan sekuler demikian, selagi ia hidup pada hari-hari hemerais. Tapi sayangnya, di hari-hari biasa, istri Lot yang setengah percaya dan setengah tidak percaya, ia tercampur dengan kehidupan yang seperti demikian. Maka Yesus, setelah membicarakan tentang hari akhir dan
tibanya Sorga, di bagian kesimpulan Yesus
memperingatkan “Ingatlah akan istri Lot (Luk 17:32).”
1) Istri Lot
bukan
sepenuhnya tidak percaya
firman Tuhan, tapi
setengah percaya
setengah tidak percaya. Pada
akhirnya, meski ia terluput dari penghakiman api belerang, ia gagal menempuh
jalan keselamatan dan menjadi tiang garam.
2) Ia tidak menerima firman Tuhan dengan hati yang polos. Ia
hanya mendengarnya sebagai perkataan manusia semata (1Tes 2:13).
3) Karena ia meragukan
firman Allah akhirnya ia
tidak menerimanya
dengan seutuhnya. Hari
ini pun, jika kita menganggap
firman Allah sebagai
perkataan manusia dan tidak
menerima seutuhnya dengan
iman, maka kita akan menjadi tiang garam (Luk 17:25,28).
4) Alasannya
adalah ia tidak bisa memutuskan tali dari hawa nafsu
kedagingan dan tali dari kekayaan dan kemuliaan
dunia.
Cinta kepada dunia telah menangkap
istri Lot dan dengan demikian
setan bekerja agar ia tidak bisa taat pada firman. Tuhan berulang kali berfirman bahwa sebelum tiba di tempat tujuan, mereka sama sekali tidak
boleh menoleh ke kiri atau ke kanan, atau ke belakang. Tapi perlahan-lahan ia menoleh ke
belakang, kepada harta benda, rumah, yang sejauh itu telah ia peroleh dan
timbun dengan susah payah. Dan saat itu, dalam seketika, ia menerima kutuk dan menjadi tiang garam (Kej 19:26).
Ia gagal menempuh jalan keselamatan sampai akhir dan menjadi bahan cemoohan banyak orang.
3.
Orang yang taat sesuai dengan perintah Tuhan dan diselamatkan. Contohnya Lot dan kedua anak perempuannya.
Mereka adalah orang-orang yang bijaksana yang memilih jalan kehidupan,
di persimpangan yang menentukan hidup atau maut.
1) Lot tidak berkompromi dengan
ketidakbenaran. Ia hidup dengan benar dan dengan iman. Oleh karena dosa dan kejahatan kota Sodom, ia cemas dan hidup dengan saleh (2Pet 2:6-7).
2) Lot taat pada firman Tuhan dan melakukannya. Dan pada akhirnya, genaplah hari untuk menghakimi kota Sodom dan
Gomora. Dan Lot, tangannya dipegang oleh
malaikat dan dituntun, sehingga Lot maju terus dengan
iman (Kej 19:16). Ia melepaskan
kekayaannya, kenikmatan dan keindahan kota Sodom. Ia memilih
jalan kehidupan yang
sejati dan hanya
berpegang pada firman Tuhan saja. Sama
seperti bapa iman, ia hanya berpegang pada firman dan pergi dengan taat (Kej 12:4).
Kesimpulan:
Karena
doa Abraham, Lot diselamatkan dari kota Sodom dan Gomora yang akan dihancurkan (Kej 19:29). Doa yang kita sampaikan pasti akan dibalas. Kalau lihat Kej 18, Abraham telah berdoa sambil memikirkan Lot. Pada
akhirnya karena Tuhan
mendengar doa Abraham, mengingat Abraham, maka Tuhan menyelamatkan
Lot. Di
antara 2 jalan, jalan mana yang harus kita ambil? Lot dan kedua anak perempuannya mendengar peringatan penghakiman yang disampaikan kepada orang2 kota Sodom, lalu taat sesuai firman dan diselamatkan. Kiranya kita juga hanya terus berpegang pada firman Alkitab dan firman Sejarah Penebusan
sampai akhir dan taat, sehingga menjadi pemenang-pemenang terakhir. Kiranya Tuhan Yesus
memberkati agar saudara
semua bisa berpegang pada firman sampai akhir dan
menjalani kehidupan hari-hari hemerais, yang menyampaikan firman tanpa tercampur
dengan dunia, sehingga pada akhirnya saudara semua bisa diubah ke dalam tubuh rohaniah, pada hemera, yaitu satu hari yang terakhir. Amin.