GPBSI

PENGGENAP-PENGGENAP SEJARAH PENEBUSAN:

PEMBANGUNAN KEMBALI TEMBOK KOTA (Neh 6:14-15)

Melalui serangan Babel di 586 SM, Yehuda Selatan hancur total dan bait suci Yerusalem  diruntuhkan. Setelah itu, akhirnya pulang dari Babel dalam 3 gelombang. Dari antara pemulangan yg ke-1 & ke-2, di tahun 536 SM, pembangunan kembali bait suci dimulai. Tapi karena gangguan dari orang-orang Samaria, pembangunannya terhenti selama 16 tahun, lalu di tahun 520 SM dimulai lagi dan selesai pada tahun 516 SM. Lalu pada pemulangan ke-3 tahun 444 SM, Nehemia kembali dan tembok kota mulai dibangun. Pembangunan kembali tembok kota Yerusalem mencerminkan penampilan kembali mereka sebagai sebuah negara. Kenapa pekerjaan pembangunan tembok kota berjalan lama?

1.    Itu terjadi karena ada pengganggu-pengganggu. Yaitu Rehum, seorang bangsawan, dan Simse, seorang ahli Taurat. Mereka berkata negatif, menjelek-jelekkan, dihadapan raja Artahsasta. Akhirnya, raja Persia Artahsasta mengeluarkan surat perintah untuk menghentikan pembangunan tembok kota tersebut.

2.    Itu terjadi karena rasa tidak peduli dari orang-orang Yahudi yang kembali dari penawanan. Melalui nabi Hagai dan Zakharia, Allah membuat haru hati Zerubabel dan Yosua. Nabi Zakharia menerangkan kepada mereka arti pembangunan bait suci yang benar. Yaitu membuat mereka siap sedia untuk menyambut Mesias dan kerajaanNya yang akan datang di kemudian hari (Zak 9:9). Tujuan utama dari pemulangan ke-1 adalah untuk fokus membangun bait suci. Dan pemulangan ke-2, lewat reformasi yang dilakukan nabi Ezra, iman rakyat dipulihkan. Dan pada pemulangan ke-3, melalui pembangunan kembali tembok kota, serangan dari luar menjadi terhalang dan kesucian Israel sebagai umat pilihan dipulihkan. Oleh karena itu, di hari akhir pun, jika pekerjaan kedatangan kembali digenapi, tembok kota haruslah diselesaikan.

I.     Orang-orang seperti apakah yang telah menjadi penggenap-penggenap sejarah penebusan lewat pekerjaan pembangunan kembali tembok kota?

Pemulangan ke-3 dari Babel terjadi pada tahun ke-20 pemerintahan raja Artahsasta, di 444 SM. Dan pada tanggal 4 bulan ke-5, pembangunan tembok kota yang tertunda dimulai kembali dan selesai pada tgl 25 bulan ke-6 (Neh 6:16). Tinggi tembok kota 12 m, tebalnya 2,4 m, kelilingnya 3,5 Km. Tembok ini diselesaikan hanya dalam waktu 52 hari (Neh 3). Pembangunan tembok kota berjalan dengan dibagi dalam 42 wilayah.

1)    Mereka adalah orang2 yang mengatasi perbedaan kelamin, jenis pekerjaan, serta daerah asal. Baik imam besar, tukang emas, para budak maupun pedagang turut bekerja (Neh 3:1, 8, 9, 26, 29, 32). Juga perempuan-perempuan ikut bekerja dan orang-orang datang dari berbagai penjuru termasuk yang bukan dari Yerusalem (Neh 3:2, 5, 7, 13-14, 16, 17). Percayalah bahwa melalui firman sejarah penebusan, pergerakan pembangunan kembali tembok kota rohani sedang terjadi. Ketika kita berpartisipasi dalam pergerakan firman ini, segala masalah pribadi, rumah tangga dan gereja kita akan dipulihkan.

2)    Mereka adalah orang-orang yang menjadikan firman Tuhan dan doa sebagai senjata mereka. Banyak musuh berusaha keras untuk menghentikan pekerjaan pembangunan  (Neh 4:1, 8, 10-11). Maka sambil membangun, mereka bersiap-siap untuk perang (Neh 4:16). Maka tempat dimana tembok kota dibangun kembali adalah medan perang rohaniah. Hari ini pun, ada medan perang rohaniah (1Pet 5:8, 2Tim 2:4, 1Tim 1:18, 6:12). Di hari akhir, untuk memperoleh Sorga, tanah Kanaan rohani, jemaat-jemaat kudus secara rohani harus memukul dan menaklukkan diri sendiri kepada firman tanpa henti. Senjata orang kudus di medan peperangan rohani yaitu firman dan doa, serta iman yang bersandar hanya pada Tuhan.

3)    Mereka adalah orang-orang yang senantiasa tidak meninggalkan bait suci. Selama pembangunan mereka bermalam di Yerusalem (Neh 4:22).  Kitapun sama sekali tidak boleh meninggalkan bait suci Tuhan dan berkonsentrasi hanya untuk melakukan pekerjaan pembangunan tembok kota rohaniah di dalam bait suci.

4)    Mereka adalah orang-orang yang memiliki hati dan kehendak yang sama dengan pemimpinnya. Pembangunan tembok kota dapat terwujud ketika hati dan kehendak mereka sama persis dengan hati dan kehendak Nehemia (Neh 4:23).

II.   Orang-orang seperti apakah yang tidak bisa menjadi penggenap-penggenap sejarah penebusan?

Ketika pemulangan ke-1, orang2 yang rindu untuk membangun bait suci ada 49.897 orang. Tapi pada akhirnya tidak semua ikut berpatisipasi dalam pembangunan kembali tembok kota karena iman mereka mulai merosot. Dan setelah 93 tahun berlalu, yaitu pada tahun 444SM, akhirnya mereka mulai berpaling dari pekerjaan Tuhan.

1)    Ada orang-orang yang tidak suka sengsara untuk kehendak Tuhan. Di Nehemia 3:5 “tidak mau memberi bahunya” adalah bo-chauwar dalam bahasa Ibrani yang berarti membawa barang dengan memikulnya. Dalam penggenapan sejarah penebusan, pekerjaan ‘memberi bahu’ sangatlah penting. Kata ini muncul 3 kali di Nehemia 3:5 dan 4:17. Untuk penggenapan sejarah penebusan, tanpa berjerih payah untuk memikul salib, bagi kita tidak akan ada harapan sama sekali.

2)    Mereka adalah orang-orang yang hanya memikirkan kenyamanan diri sendiri. Orang yang tidak ikut berpatisipasi disebut sebagai ‘orang-orang yang tinggal di sekitar Yerusalem.’ Mereka tidak menyadari kehendak Tuhan dan hanya memikirkan keamanan pribadi sendiri dan akhirnya malah menjadi pengganggu (Neh 4:12, Fil 2:21). Hari ini, meski kita menerima firman sejarah penebusan, Kalau kita hanya mendengar begitu saja dan tidak menyampaikannya, kita tidak berbeda dengan mereka. Sebaliknya, orang yang ikut berpatisipasi adalah mereka yang tidak tergoyahkan karena telah menjadi satu dengan Nehemia dalam iman dan hanya mengumpulkan kekuatan untuk pembangunan kembali tembok kota.

Kesimpulan: