KOMUNITAS GPBSI

KOMUNITAS GPBSI

Home > Buletin > Kolom

Sumber: Majalah Champyungan


bruce01.jpg


"Belajarlah di Gereja Pyungkan Che-il"

Ahli Teologi Nomor 1 Dunia, Dr. Bruce Waltke

Profil

  • Profesor Perjanjian Lama di Dallas Theological Seminary
  • Doktor Sastra dan Kebudayaan Timur Dekat Kuno di Harvard University
  • Dosen Perjanjian Lama di Regent College
  • Dosen Perjanjian Lama di Westminster Theological Seminary
  • Dosen Perjanjian Lama di Dallas Theological Seminary
  • Dosen di Knox Theological Seminary
  • Anggota penerjemah Alkitab NIV dan NASB
  • Editor The New Geneva Bible

Buku

  • An Old Testament Theology
  • Genesis: A Commentary
  • The Book of Proverbs
  • Commentary on Micah
  • Introduction to Biblical Hebrew Syntax


‘Mengapa selama ini anda sekalipun tidak pernah pergi ke Korea?’

Memang saya ragu untuk menanyakan hal ini sebagai pertanyaan pertama bagi ahli teologi nomor 1 di dunia. Tapi, karena sangat penasaran, akhirnya saya menanyakannya. Mengapa beliau tidak pernah datang ke Korea satu kali pun meski terdapat banyak murid unggul beliau di Korea dan banyak undangan telah diberikan kepada beliau.


“Karena Samudera Pasifik,” jawab beliau dengan sederhana. “Sampai saat ini, baru 3 kali saya menyeberangi Samudera Pasifik. Ke Australia, Singapur, dan Hongkong. Setiap kali saya pergi, karena perbedaan waktu, saya sangat kelelahan. Saya tidak suka. Saya berkata dalam hati, saya tidak akan pergi ke Asia lagi,” jawab beliau. Melihat cara bicara dan ekspresi beliau saat berkata ‘lelah’, sepertinya kata itu benar-benar keluar dari hati. Jika demikian, berarti kepergian beliau ke Korea kali ini merupakan hasil dari ketetapan hati yang besar. “Bukankah anda sudah berusia 83 tahun?” Beliau menganggukkan kepalanya. “Dalam kasih karunia Tuhan saya datang. Prof. Dr. Warren A. Gage benar-benar menyarankan saya untuk mencoba pergi ke gereja ini, melihat para jemaatnya, dan menyampaikan firman. Saya pun berharap untuk bisa hadir, dan saya sangat senang. Saya tidak merasa lelah sedikitpun.”


bruce02.jpg


Saya pernah mendengar mengenai ahli teologi nomor 1 yang bernama Bruce K. Waltke. Ketika kabar kedatangan beliau ke Korea terdengar, banyak ahli teologi dan pendeta memberikan perhatian yang dalam mengenai kunjungan ini dan memohon untuk meminta waktu dengan beliau. Dari antara mereka, puluhan orang secara langsung datang ke Seminar Pyungkang Che-il yang bertemakan “Seminar Sejarah Penebusan di Mazmur”. Dalam seminar ini beliau membawa firman dengan tema Mazmur 22 dan 4. Lalu, di Gereja Pyungkan Che-il beliau membawakan firman mengenai Mazmur 8 dan 51. Melalui penafsiran yang seksama dari teks asli Ibrani, beliau membawakan penafsiran dan aplikasinya lewat menguraikan situasi kehidupan dari penulis Mazmur, kehidupan Kristus dan peristiwa-peristiwa di dalamnya. Walaupun beliau terkesan seperti kakek di sebelah rumah saat berkotbah dan wawancara, jika topik percakapannya beralih ke cakupan iman atau akademis, beliau langsung memunculkan pemikiran yang dalam sebagai seorang ahli. Wawancara berlangsung tepat setelah beliau berkhotbah di gereja Pyungkang.


bruce03.jpg


Bagaimana kesan anda mengenai Seminar Yeoju dan gereja Pyungkang Che-il?

Saya terkejut saat menyampaikan firman di tempat ret-reat Yeoju. Saya terkejut saat melihat para jemaat yang duduk seperti Budha selama dua tiga jam tanpa bergerak (tersenyum), mereka terlihat sangat antusias dan berkobar-kobar saat mendengarkan firman. Sangat-sangat berkesan. Ini menampakkan hal yang luar biasa. Melihat penampilan jemaat gereja Pyungkang, saya berpikir, “Wah, Gereja ini benar-benar mendapatkan displin firman yang sangat baik!” Benar-benar tidaklah mudah untuk mengikuti seluruh khotbah Mazmur saya. Hal bisa mengikuti dengan baik adalah bukti bahwa para jemaat telah menginvestasikan waktu yang begitu banyak untuk mempelajari firman dan telah mencapai level yang sangat tinggi. Hal ini menegaskan sebuah fakta bahwa Pdt.Abraham Park sudah melatih mereka dengan sangat baik. Saat mengajar, dari awal sampai akhir, saya merasakan pekerjaan Roh Kudus dan adanya respon rohani. Seperti yang tadi saya katakan, jadwal saya ke Korea kali ini sama sekali tidak melelahkan, malah membangkitkan semangat.


Di Amerika pun bukankah banyak gereja dan jemaat yang menjaga iman yang konservatif?

Sangat baik jika gereja-gereja Injili di Amerika Serikat seperti gereja Pyungkang, tapi nyatanya tingkatannya jauh lebih rendah. Sangatlah sulit ditemukan gereja yang menekankan firman seperti gereja ini. Mungkin ini disebabkan karena paham materialisme. Saat orang-orang menjadi makmur atau kaya secara materi, mulai terpikirkan oleh mereka untuk tidak memerlukan Tuhan. Presiden Knox pada tahun 1970 pernah berkata, “walaupun di tahun 1930 kita miskin, tapi kita kaya secara rohani. Namun, walaupun pada tahun 1970 mulai kaya secara jasmani, namun secara rohani malah miskin.” Seperti demikian, materi dan roh mudah sekali bertentangan. Dari sisi ini, krisis seperti ini pun bisa saja timbul di Korea.

Secara pribadi, waktu saya untuk pergi ke hadapan Tuhan sudah tidak lama lagi. Setelah kembali ke Amerika, saya berencana untuk berpuasa setiap hari Jumat dalam upaya berpartisipasi dalam kesengsaraan Tuhan. Selain itu, saya juga akan mengadakan perjamuan di hari Minggu. Masalah gereja-gereja saat ini adalah selalu mengadakan perjamuan namun tidak berpuasa. Mudah bagi gereja Korea untuk mengikuti jejak gereja Amerika. Dalam seluruh anggota komunitas iman, sangat penting adanya usaha, dorongan, dan pengakuan. Iman sama sekali tidak bisa berdiri dengan sendirinya. Saya melihat bahwa penting bagi seluruh gereja-gereja Korea untuk bersama-sama memulihkan komunitas dan mencari hikmat untuk mengatasi ancaman materialisme. Untuk itu, saya harap gereja-gereja Korea mengikuti teladan gereja Pyungkang.


Bagimana anda bisa mendengar mengenai Pdt.Abraham Park dan Buku Seri Sejarah Penebusan yang ditulis beliau?

Saya tahu melalui Profesor Gage. Sebelum tiba di sini, saya benar-benar tidak tahu apa-apa mengenai penggembalaan beliau. Tapi saya tahu bahwa pada bulan November lalu Dekan Warren Gage dan Presiden Whitlock hadir untuk memberikan gelar penghargaan doktor honorer kepada beliau. Saat itu, melalui Gage saya pertama kali mendengar mengenai buku Sejarah Penebusan. Buku-buku yang saya baca kebanyakan adalah tesis doktor, sudah lama saya tidak membaca buku yang ditujukan untuk jemaat atau gembala. Buku ini menampakkan dengan jelas dan mengagumkan mengenai pengetahuan Alkitab yang luas dari penulis. Sudut pandang teologi injili ortodoks yang sangat bermutu dari beliau pun diwariskan dengan baik.


Bukankah di Korea anda memiliki banyak murid? Apakah ada yang beliau ingin sampaikan kepada gereja dan para gembala?

“Dengarkanlah Abraham Park” jawab beliau. Berdasarkan pernyataannya, sepertinya Pdt.Abraham Park dapat memberikan nasihat yang terbaik, khususnya kepada para gembala muda. Tradisi yang terbaik dari 2000 tahun agama Kristen adalah penyelidikan Alkitab dan kehidupan doa. Penggembalaan yang dilakukan oleh Pdt.Abraham Park tampaknya adalah yang paling setia dalam mengikuti tradisi agama Kristen. Terutama, saya secara pribadi merasa sangat terharu pada hal beliau menekankan firman lebih dari pada apapun.

Hal menyampaikan firman Tuhan dengan baik lewat bantuan Roh kudus adalah hal yang penting. Para gembala harus berhati-hati terhadap ragi orang Saduki. Orang Saduki adalah penganut ideologi rasionalisme dan logika filsafat (logicism). Mereka adalah orang-orang yang menaruh rasionalitas di atas wahyu, lebih mementingkan rasionalitas dibandingkan wahyu. Kehadiran Allah ada di dalam firman, oleh karena itu dalam melakukan pelayanan rohani haruslah ada kehadiran Roh Kudus. Hal yang dijabarkan di dalam firman adalah Yesus Kristus. Oleh karena itu, hal membasuh kaki orang-orang yang melayani seperti yang Kristus lakukan adalah contoh bagi kepemimpinan gembala.

Saya tahu bahwa di Asia Timur, khususnya di tempat yang mendapat pengaruh Konfusianisme, terdapat kecenderungan untuk sangat menghormati sosok guru. Hal ini memiliki kelebihan, tapi jika terus demikian bisa saja sang guru tersebut menjadi sombong. Maka sangatlah penting untuk menyadari posisi diri yang sesungguhnya. Memang wibawa diperlukan dalam penggembalaan, seorang gembala haruslah membunuh dirinya sendiri saat menjalankan tugas. Tetapi, karena hal itu tak mudah, haruslah ada usaha untuk melayani dengan memiliki teladan yang demikian. Pada akhirnya, jika satu lagi yang harus ditambahkan, itu adalah kasih karunia Allah dan pemeliharaanNya. Tak ada satu pun hal yang dapat dilakukan manusia. Dengan menyadari kebenaran ini dengan tepat, kita tidak akan pernah menyimpang dari jalan iman.


Sebagai seorang senior dalam dunia akademik apakah yang ingin anda katakan mengenai membanjirnya pengaruh teologi liberalisme?

Menurut saya, liberalisme adalah hal menaruh rasionalitas di atas wahyu. Jika hidup didasarkan pada rasionalitas, pada akhirnya secara logika yang tersisa hanyalah atheisme. Pikiran manusia yang terbatas tidak bisa melampaui ketidakterbatasan dunia Tuhan. Sebelum mengetahui semuanya, tidak ada yang bisa diketahui. Contohnya, mudah untuk berpikir bahwa kebakaran hutan adalah hal yang buruk, tapi sebenarnya tidak selalu demikian. Dulu pembangunan dam diperkirakan akan sangat bermanfaat, tapi selanjutnya barulah diketahui bahwa pembangunan tersebut menyebabkan kerusakan lingkungan. Seperti ini, hal yang dipikirkan sebagai hal yang buruk bisa menjadi hal yang baik, begitu pula sebaliknya. Contoh seperti ini bisa memberi tahu bahwa tidak ada jaminan mengenai baik buruknya sesuatu jika tidak ada wahyu. Pada akhirnya Roh Kudus harus memberikan kebenarannya terlebih dahulu, barulah kita bisa mengetahuinya. Jika iman saya dibangun di atas rasionalitas, pada akhirnya semuanya hanya akan runtuh. Semua permulaan yang hidup haruslah terjadi dengan menyadari tentang Tuhan.

Ada saat ketika wahyu dan rasionalitas saling berlawanan. Alasanya adalah karena rasionalitas tidak sempurna dan hanya akan gentar pada wahyu yang sempurna. Pada keadaan seperti itu saya selalu tidak bersandar pada ilmu pengetahuan manusia yang tidak bersandar pada wahyu. Contohnya, pada Mazmur 16:10 dikatakan, “sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.” Dulu, disaat saya belum menguasai bahasa Ibrani dengan baik, saya hanya tahu bahwa kata ‘syahat’ hanya memiliki satu arti yaitu ‘genangan’ atau ‘lubang galian kecil’. Jadi, saya hanya menganalisis ayat tersebut seperti ini, “Allah tidak akan membiarkan umat kudusNya jatuh ke dalam lubang.”

Tapi jika mendefinisikan ayat ini dengan arti hanya seperti itu, maka saya tidak bisa melihat gambaran dari kebangkitan kembali. Tetapi Rasul Petrus mengartikan kata ‘syahat’ ini sebagai kata yang memiliki arti ‘membusuk’ (1Ptr 1:4, 23).

Saat saya teliti kembali, kesimpulan akhirnya menyatakan bahwa kata ‘syahat’ dalam bahasa Ibrani hanya memiliki satu arti yaitu ‘membusuk’. Ini sudah pasti merupakan sebuah firman nubuatan yang mengatakan ‘tidak akan membusuk sekalipun turun ke dalam dunia orang mati’. Di Tahun 1953, saat saya di tingkat 2 sekolah teologi, saya untuk pertama kalinya mengenal kata ‘syahat’. Lalu, karena baru pada tahun 1994 saya menyadari bahwa kata ini memiliki arti “membusuk”, selama 40 tahun telah terjadi ketegangan antara wahyu dan ilmu pengetahuan di hati saya. Seharusnya saya hidup dengan iman selama 40 tahun tersebut, namun justru saya hidup dengan rasionalitas. Jadi, dengan semakin menyelidiki, dalam kehidupan iman pada akhirnya saya bisa memantapkan hal-hal menjadi lebih pasti dibandingkan ilmu pengetahuan di masa itu.


Pada saat khotbah Anda menyebutkan perbandingan antara Ontologi dan Epistemologi serta perbandingan antara kebenaran biasa dan firman sebagai kebenaran yang mutlak. Tolong berikan penjelasan tambahan.

Hanya Allah-lah yang kekal, dan hanya sosok yang kekal sajalah kebenaran yang mutlak. Selain itu semua hal yang tidak kekal akan hancur, inilah yang salah. Nama Allah adalah Aku (I am), tanpa awal dan akhir. Tetapi dalam pengetahuan manusia selalu ada yang kurang dan sangat terbatas. Maka, dalam mengetahui apapun, Manusia harus memiliki standar, dan standar itu tak lain adalah Yesus.


bruce04.jpg


Tolong ceritakan mengenai perjalanan karir Anda yang unik dengan mengambil studi mengenai Perjanjian Baru sekaligus Perjanjian Lama.

Pada awalnya saya mendapat gelar sarjana di Sekolah Tinggi Teologi Dallas dengan mengambil studi bahasa Yunani dan Perjanjian Baru. Saat itu, karena seorang dosen berniat menggali lebih dalam mengenai asal bahasa Yunani, saya menerima pelatihan untuk menganalisis dengan menguraikan struktur kalimat masing-masing ekspresi (parsing) dan meneliti gaya penulisan dan teks dan lainnya seperti dengan menggunakan mikroskop.

Saat itu saya sadar bahwa jika kita ingin mengenal Allah dengan baik maka kita harus mengenal bahasa dalam Alkitab dengat akurat.

Setelah itu saya menjadi ragu antara penggembalaan dan ilmu pengetahuan. Rektor Sekolah Tinggi Teologi Dallas memberikan masukkan sehingga akhirnya saya memutuskan untuk mengambi jalan ilmu pengetahuan. Saya berpikir untuk harus mengambil program Master Perjanjian lama dan program Doktor Perjanjian Baru. Dalam disertasi program Doktor, bagian yang terpenting adalah hal yang berhubungan dengan preposisi bahasa Yunani dalam kalimat “Yesus mati demi kita”.

Setelah menyelesaikan program Doktor, saya tidak tahu apa yang haru saya lakukan. Di pagi hari setelah 2 hari saya menerima gelar Doktor, bersama dengan orang tua dan istri, kami berdoa meminta “jalan yang akan saya tempuh.” Selesai berdoa ada yang menelpon saya. Ternyata seorang rektor Sekolah Tinggi Teologi mengatakan bahwa seorang dosen mata kuliah Perjanjian Lama tiba-tiba harus pindah sehingga meminta saya untuk menggantikannya mengajar selama satu tahun. Jadi, saya mengajarkan bahasa Ibrani pada mahasiswa baru dan mengajar bahasa Yunani pada mahasiswa yang sedang mengambil program Doktor. Setelah sekitar satu tahun telah berakhir, pihak sekolah meminta agar saya terus mengajar karena mereka tidak menemukan dosen mata kuliah Perjanjian Lama. Selain itu, saya juga mendapatkan beasiswa untuk memperoleh gelar Doktor untuk Perjanjian Lama. Maka saya mengambil studi bahasa dan kebudayaan Asia Dekat Kuno di Harvard dan kemudian menjadi dosen mata kuliah Perjanjian Lama (beliau tersenyum).



Teks: Lee Ji Un, Kepala Deputi bagian politik Surat Kabar Seoul Sinmun¬, penerjemah: Pdt. Andrew Park. Penerjemah ke Indonesia: Nyoman Yudiarta, Kristanti.

List of Articles
No. Subject Date Viewssort
51 God Morning Bread– Allah yang Bersama-sama dengan Aku file Feb 01, 2013 86326
50 God Morning Bread– Dengan Memulai Hari Ini file Feb 22, 2013 86518
49 [Komik] 40 Hal yang Jangan dan Harus Dilakukan saat Masa Sengsara file Mar 16, 2013 87349
48 Agar Selalu Sehat Selama Musim Hujan file Jan 23, 2013 87432
47 (02.09.12).....Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.....(Ibr 11:5-6) file Nov 14, 2012 87833
46 God Morning Bread– Rahasia dari Doa yang Penuh Kuasa file Mar 02, 2013 88387
45 (26.08.12).....TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.....(Kej 2:18-25) file Nov 14, 2012 88485
44 Selamat atas Pembukaan GPBSI Bandung - 7.03.2013 file Jun 10, 2013 88824
43 Bahayanya gaya hidup modern zaman sekarang ini Jun 08, 2012 89693
» Belajarlah di Gereja Pyungkang Che-il - Dr. Bruce K. Waltke file Sep 09, 2013 90043
41 Jangan Khawatir – Manusia yang Memiliki Pengharapan file Oct 21, 2012 90196
40 Sikap dalam menghadapi adat istiadat zaman sekarang ini Jun 08, 2012 90386
39 Tubuh Bisa Sehat dengan Kesabaran Jun 08, 2012 90736
38 [Renungan Harian] 'Hari Ini' file Jan 22, 2016 91057
37 Bau Badan? Siapa Takut! Jul 01, 2012 91080
36 Kekuatan dari tugas kita hanyalah Loyalitas Nov 08, 2012 91502
35 Puisi Karya Milton: “Paradise Lost” file Oct 03, 2014 92093
34 “Doa sebagai syarat utama meraih kesuksesan dalam kehidupan” file Nov 20, 2012 92890
33 (19.08.12).....Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.....(Mat 19:3-9) file Nov 14, 2012 92899
32 God Morning Bread– Karakteristik dari Kehidupan yang Berjalan Bersama dengan Allah file Feb 08, 2013 93962
XE Login