KOMUNITAS GPBSI

KOMUNITAS GPBSI

Home > Buletin > Kolom

Batik Papua

Views 110712 Votes 0 2012.09.15 15:43:36

Beberapa minggu yang lalu GPBSI kedatangan tamu dari Papua, dan tim website GPBSI mengambil kesempatan untuk bertanya-jawab tentang keunikan budaya Papua. Di sela-sela percakapan, juga ditunjukkan foto-foto salah satu yang akan diulas dalam artikel ini, yaitu Batik Papua. Apakah itu Batik Papua?



Motif


Batik Papua memiliki 2 cara pembuatan, yaitu dengan dicetak atau ditulis. Meski pembuatannya tidak berbeda dari batik tulis/cetak lainnya, pada dasarnya motif batik adalah khas masing-masing daerah karena motif batik terinspirasi dari hal-hal yang ditemukan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sehingga menghasilkan motif batik yang sangat beragam dan berbeda untuk tiap-tiap daerah.


Batik Papua sendiri mempunyai motif yang khas, seperti patung, tifa (gambar orang yang sedang memukul drum), burung cendrawasih, panah, tombak dan sebagainya, dimana batik Papua yang  paling umum adalah batik bermotif tombak. Ada juga motif khusus dari suatu daerah seperti motif Sentani dan Port Numbay (Jayapura).


Seiring perkembangan yang terus semarak dari dunia fashion, batik Papua juga terus mengalami inovasi di tangan produsen. Contohnya adalah batik Sasirangan Kalimantan dengan motif Papua, yaitu perpaduan antara motif batik Kalimantan 'Sasirangan' dengan motif batik Papua. 


162434_motif-batik-dari-papua.jpeg


Penjualan


Dimana saja batik Papua ini dijual? Menurut narasumber, batik ini diperdagangkan secara lokal sampai internasional. Di Papua sendiri, batik Papua dipasarkan di wilayah Jayapura, dan untuk luar Papua adalah Jakarta. Untuk mancanegara, pasar paling populer untuk batik Papua ada Belanda.

Sekarang dengan kemudahan untuk ber-internet, juga terdapat toko-toko batik Papua online yang menjual kain batik meteran (atau per potong) dan berbagai model baju batik yang ready stock.


Sesuai dengan corak, bahan kain dan tingkat kesulitan dalam pembuatannya, harga produk batik ditentukan. Kisaran harga batik cetak adalah Rp 52.000 - 135.000 per meter, sedangkan batik tulis adalah sekitar Rp 260 000 per potong (3 x 1.5m) dengan bahan katun, spandex, satin dan sutra.

Untuk baju batik, kisaran harga lebih beragam, mulai dari harga terjangkau sampai cukup eksklusif. 


Jika datang ke toko-toko batik di Port Numbay, di sana terdapat berbagai motif batik yang tidak ditemukan lagi di toko manapun, karena motif-motif batik tersebut sudah dipatenkan sehingga menjadi eksklusif dijual di daerah itu saja (seperti layaknya Joger di Kuta, Bali). Juga, tidak sedikit pembeli batik Papua yang berasal dari luar Papua, bahkan dari luar negeri seperti Jepang, Australia dan Belanda.


Penggunaan


Pada hari Jumat, pegawai disarankan untuk memakai batik, baik pegawai negeri maupun pegawai swasta. Namun, terdapat perbedaan dalam ketentuan berseragam batik untuk pegawai negeri dan swasta. )


Bagi pegawai negeri, wajib untuk mengenakan batik yang telah ditentukan oleh kantor. Masing-masing pegawai biasanya dibagikan kain batik yang bermotif lalu dijahit sendiri. Lain halnya dengan pegawai swasta yang boleh memakai batik sesuai pilihan sendiri.



Akhir kata, mari lestarikan warisan budaya leluhur kita. Di tanah air yang Tuhan telah berikan pada kita ini, semoga semakin banyak kita mengenal budaya kita, semakin kita sadar betapa luasnya budaya yang negara kita miliki, semakin kita bisa mencintai negara ini sehingga dapat berdoa untuk bangsa ini agar sepenuhnya kembali kepada Tuhan untuk menjadi umat yang memuliakan-Nya. Halleluya!



Narasumber: Dhiyana, Kontributor Papua

List of Articles
No. Subject Date Viewssort
XE Login