KOMUNITAS GPBSI
KOMUNITAS GPBSI
Articles 71
Kesibukan sebagai eksekutif andalan sambil melakukan diet ketat dapat menyebabkan asupan zat besi berkurang. Diperkirakan 6 dari 10 wanita di Indonesia mengalami defisiensi zat besi (sumber: Smart Living edisi 37). Namun banyak orang belum sadar akan bahaya anemia terutama selama kehamilan.
Anemia atau seringkali disebut ‘kurang darah’, ditandai dengan berkurangnya kadar hemoglobin di bawah normal (sesuai usia). Dalam bahasa ilmiahnya, anemia adalah kondisi tubuh dimana kita kekurangan butiran darah merah atau hemoglobin. Untuk mengetahui hal ini secara akurat memang diperlukan pemeriksaan darah di laboratorium. Normalnya hemoglobin pria adalah 13,5/100 ml dan wanita 12/100 ml. Fungsi hemoglobin adalah untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh sehingga apabila kita anemia, maka otomatis tubuh akan kekurangan oksigen. Anemia seringkali mengakibatkan kepala menjadi pusing karena darah tidak membawa jumlah oksigen yang cukup sesuai dengan yang diperlukan tubuh. Bila seseorang mengalami anemia, seringkali ia akan mengeluh kelelahan (fatigue) karena kurangnya oksigen yang masuk ke jaringan dan organ tubuh.
Kekurangan sel darah merah ini bisa bersifat sementara dan dengan mudah diatasi dengan pola makan atau suplemen. Tetapi juga bisa berkembang menjadi serius dan memerlukan transfusi darah. Anemia seringkali ditemukan pada wanita dan bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti volume darah haid yang banyak, kekurangan vitamin B, ketidakmampuan tubuh menyerap vitamin, dan lain-lain. Jika tidak diatasi sebelum wanita tersebut hamil, maka anemia dapat menyebabkan risiko perdarahan saat persalinan dan anemia pada bayi yang dilahirkan.
Anemia dikenal dengan istilah “5L” yaitu Lelah, Lemah, Letih, Lesu, dan Lunglai. Waspadalah bila Anda merasa lemas dan lesu, wajah pucat (bibir, kulit, kuku, kelopak dalam mata), sering mengantuk pada siang hari, mudah letih, pusing, sulit berkonsetrasi, sesak nafas (terutama setelah melakukan kegiatan fisik berlebihan), dan denyut jantung cepat. Kadangkala kita mengabaikan gejala tersebut karena dianggap sebagai kelelahan kerja.
Anemia atau seringkali disebut ‘kurang darah’, ditandai dengan berkurangnya kadar hemoglobin di bawah normal (sesuai usia). Dalam bahasa ilmiahnya, anemia adalah kondisi tubuh dimana kita kekurangan butiran darah merah atau hemoglobin. Untuk mengetahui hal ini secara akurat memang diperlukan pemeriksaan darah di laboratorium. Normalnya hemoglobin pria adalah 13,5/100 ml dan wanita 12/100 ml. Fungsi hemoglobin adalah untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh sehingga apabila kita anemia, maka otomatis tubuh akan kekurangan oksigen. Anemia seringkali mengakibatkan kepala menjadi pusing karena darah tidak membawa jumlah oksigen yang cukup sesuai dengan yang diperlukan tubuh. Bila seseorang mengalami anemia, seringkali ia akan mengeluh kelelahan (fatigue) karena kurangnya oksigen yang masuk ke jaringan dan organ tubuh.
Kekurangan sel darah merah ini bisa bersifat sementara dan dengan mudah diatasi dengan pola makan atau suplemen. Tetapi juga bisa berkembang menjadi serius dan memerlukan transfusi darah. Anemia seringkali ditemukan pada wanita dan bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti volume darah haid yang banyak, kekurangan vitamin B, ketidakmampuan tubuh menyerap vitamin, dan lain-lain. Jika tidak diatasi sebelum wanita tersebut hamil, maka anemia dapat menyebabkan risiko perdarahan saat persalinan dan anemia pada bayi yang dilahirkan.
Anemia dikenal dengan istilah “5L” yaitu Lelah, Lemah, Letih, Lesu, dan Lunglai. Waspadalah bila Anda merasa lemas dan lesu, wajah pucat (bibir, kulit, kuku, kelopak dalam mata), sering mengantuk pada siang hari, mudah letih, pusing, sulit berkonsetrasi, sesak nafas (terutama setelah melakukan kegiatan fisik berlebihan), dan denyut jantung cepat. Kadangkala kita mengabaikan gejala tersebut karena dianggap sebagai kelelahan kerja.
Ada beberapa cara untuk mengatasi anemia dan beberapa hal yang bisa kita lakukan adalah:
1. Menyempatkan diri untuk makan pagi dengan menu yang seimbang. Breakfast is the most important meal of the day. Makanan yang dikonsumsi harus variatif seperti nasi, lauk, sayur dan buah.
2. Jangan meminum teh, kopi dan susu setelah makan karena menggangu proses penyerapan zat besi. Jika ingin minum minuman tersebut lakukanlah 1,5-2 jam setelah makan makanan yang mengandung zat besi.
3. Dampingi diet dengan vitamin C. Vitamin C dapat membantu mempercepat penyerapan zat besi dalam tubuh. Karena itu makan jeruk atau buah lain yang mengandung vitamin C dapat menjadi solusi yang baik.
4. Berolahraga secara teratur.
