KOMUNITAS GPBSI
KOMUNITAS GPBSI
Pada pembacaan ini, tertulis
mengenai teguran dan nasihat kepada 7 suku Israel yang menunda proses untuk
menduduki negeri Kanaan dan belum menerima bagian milik pusaka. Yosua memilih
tiga orang dari masing-masing suku dan mengutus mereka ke daerah yang belum
diduduki serta memerintahkan mereka untuk mencatat keadaan negeri itu dengan
detil. Selain itu, ia juga mengatakan ia akan mengambil undi berdasarkan
catatan mereka tentang negeri itu dan akan memberikan milik pusaka kepada
setiap suku sesuai dengan hasil undian tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan
adalah setelah Yosua memberi perintah kepada tujuh suku, mereka langsung taat
dan menjelajahi negeri lalu mencatat keadaannya dalam suatu daftar, dikatakan
bahwa “mereka mencatat keadaannya
dalam suatu daftar, kota demi kota, dalam tujuh bagian, lalu kembali kepada
Yosua ke tempat perkemahan di Silo” (Yos 18:9). Meski mereka terlambat
dibandingkan 5 suku lainnya (Ruben, Gad, setengah suku Manasye, Yehuda, Yusuf),
sesuai dengan perkataan Yosua, mereka menjelajahi tanah Kanaan dan mencatat
dengan sangat detil dan karena begitu banyak catatannya, sehingga bisa dibuat
sebuah ‘buku’ (NKJV: ‘...wrote the survey in a book in seven parts by
cities..’). Pada versi Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS), mereka
disuruh meninjau seluruh negeri dan membuat gambar batas-batas ketujuh bagian
tanah itu (Yos 18:8), seperti menggambar peta wilayah dengan batas-batasnya. Berdasarkan
catatan yang berisi gambar peta tanah Kanaan tersebut, Yosua mengambil undi dan
membagikan milik pusaka kepada setiap suku. Peta ini menunjuk pada
catatan tentang topografi, kota dan berbagai kondisi daerah, pada saat yang
sama ini merupakan peta yang mengandung ‘harapan’ dan ‘impian’ yang diharapkan
bisa digenapkan oleh mereka di masa depan. Peta yang mereka gambarkan dengan iman pada akhirnya secara
nyata menjadi milik mereka. Seperti 7 suku yang menggambarkan peta tanah Kanaan,
yang pada akhirnya menjadi milik pusaka mereka, di awal tahun ini mari kita
gambarkan ‘peta iman’ kita yang berisikan harapan dan impian yang ingin kita
wujudkan di tahun yang baru ini. Sebelum mereka menaati perintah Yosua untuk menjelajahi tanah
Kanaan, Yosua memperingati mereka dengan mengatakan “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga
tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah
nenek moyangmu?” (Yos 18:3). Ini menunjukkan bahwa mereka sempat menunda untuk
menduduki negeri itu. Padahal Tuhan telah memberikan tanah Kanaan kepada
mereka. Mungkin sesaat mereka terlena atas kemenangan menaklukkan Kanaan.
Namun, seketika mereka taat setelah Yosua menegur dan menyuruh mereka untuk
menjelajahi negeri dan menggambarkan dengan detil keadaan negeri tersebut (Yos
18:8-9). Ini mungkin terjadi juga dalam kehidupan kita. Waktu-waktu yang telah
kita lewati mungkin kita gunakan untuk melakukan kehendak manusiawi kita (1 Pet
4:3). Selama tahun 2015 yang telah berlalu kita mungkin telah banyak melakukan
dosa di hadapan Allah. Kita tidak berdoa, tidak membaca Alkitab, tidak membaca
buku Sejarah Penebusan, tidak menginjil, tidak melayani gereja dengan baik,
dll. Namun, seperti ketiga utusan dari tiap-tiap suku yang langsung taat pada perintah
Yosua, kita juga harus taat pada firman yang mengatakan “dan mengenakan manusia
baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan
kekudusan yang sesungguhnya” (Ef 4:25). Di awal tahun 2016 ini kiranya kita bisa menggambarkan ‘peta iman’ kita. Memiliki
ketetapan hati untuk menjalani kehidupan sesuai dengan kehendak Allah Bapa. Seperti
para utusan dari setiap suku yang taat lalu pergi mencatat setiap keadaan di
tanah Kanaan dengan mengingat perintah yang Yosua berikan, mari kita juga
menjalani hari-hari di tahun 2016 ini dengan mengingat setiap firman Tuhan.
Seperti apakah ‘peta iman’ yang ingin kita gambarkan di tahun yang baru ini?
Kiranya ini menjadi peta yang mengandung ‘harapan iman’ bagi masing-masing
kita.
Sumber: http://www.abrahampark.com/
(dengan perubahan)