FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Pendalaman Alkitab

Berkat Pembersihan Dosa, Sunat

Views 71892 Votes 0 2012.05.13 08:42:23

Pembacaan Alkitab: Kejadian 17:9-14

9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.

10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;

11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.

12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.

13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.

14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."



Jika ada perbedaan di antara anak laki-laki Abraham, Ishak dan Ismael, itu adalah Ishak lahir setelah
Abraham disunat dan Ismael lahir sebelum Abraham di sunat. Jadi, Ismael disunat di usia 13 tahun 
sementara Ishak disunat 8 hari setelah dia lahir. Tetapi mengapa masalah sunat ini begitu penting? Dan mengapa Allah mengatakan kepada Abraham bahwa semua laki-laki harus disunat?

Sunat, sebuah alat untuk pembersihan dosa
Dalam Kejadian 17, Allah memerintahkan Abraham untuk menyunat semua laki-laki. Sesuai perintah ini, Abraham disunat kulit khatannya di usia 99 tahun, dan anaknya, Ismael di usia 13 tahun (Kej 17:24-25). Sunat mengacu pada tindakan memotong kulit khatan dengan batu. Kata Ibrani untuk kulit khatan adalah “basar” dan hal itu tidak hanya mengacu pada alat kelamin laki-laki tetapi juga kepada “kult, darah dan daging seseorang, dan gairah.” Jika demikian halnya, maka mengapa Allah memerintahkan Abraham untuk melakukan sunat sebelum Ishak lahir?
Di dalam perintah ini terletak keinginan untuk memulihkan Abraham dari dosa-dosanya. Abraham telah melanggar perintah Allah dan mengambil Hagar menurut pikirannya sendiri dan melahirkan Ismael, dengan demikian, mengenakan jejak dosa kedagingannya sendiri. Jadi, menarik akar dosa, Abraham tidak dapat melahirkan keturunan saleh, keturunan dari perjanjian. Karena akar dari dosa-dosanya terletak di dalam daging, Allah menginginkan Abraham untuk menumpahkan darah dosa dengan memotong kulit khatan dengan batu. Melalui ini, Allah mengampuni dosa Abraham dan membuatnya menjadi benar. Lewat sunat, Allah dapat memperoleh keturunan saleh melalui Abraham menurut pemeliharaan penebusan-Nya.
Selain itu, Allah menginginkan Ishak untuk lahir dalam kebenaran tanpa dosa. Meskipun Abraham telah melahirkan Ismael dalam dosa, Ishak, anak dari perjanjian tidak boleh lahir dalam dosa. Untuk alasan ini, Allah telah merencanakan untuk membersihkan Abraham dari semua dosa dan menyiapkannya untuk kelahiran Ishak. Ini adalah pemeliharaan Allah yang luar biasa dan pekerjaan kasih. Dia membersihkan daging Abraham, yang telah menjadi alat untuk dosa, dan menyiapkannya untuk melahirkan keturunan-keturunan saleh. 

Sunat daging dan sunat hati
Di dalam Perjanjian Lama, sunat berarti bahwa seorang anak laki-laki disunat pada hari ke-8 setelah dia lahir dengan mengambil sebuah batu dan memotong kulit khatannya. Namun, pentingnya tindakan ini tidak terletak pada ritual fisik, tetapi di dalam makna rohani serta fungsinya.
Fungsi utama sunat adalah bahwa hal itu adalah tanda dari perjanjian. Sunat adalah bukti dari perjanjian antara Allah dengan umat Israel dan hanya mereka yang telah disunat dapat menjadi umat perjanjian Tuhan. Untuk alasan ini, Kejadian 17:14 menyatakan, “Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku." Jadi, disamping ritual fisik atau fungsi, sunat adalah bukti bahwa mereka adalah umat perjanjian Allah. Untuk alasan ini, umat Israel sombong dan sesumbar bahwa mereka adalah “bangsa yang bersunat”.

Namun, lebih penting daripada sunat daging adalah sunat hati. Ketika dosa-dosa umat Israel berada dipuncaknya sebelum dan setelah periode penawanan Babel, nabi Yeremia menyerukan “sunat hati” untuk semua umat Israel yang berpusatkan hanya pada ritual fisik (Yer 4:4). Sama seperti tujuan perintah awal Allah kepada Abraham untuk disunat adalah “pertobatan”, maksud Allah untuk sunat dari umat Israel adalah juga pertobatan. Namun tanpa menyadari ini, umat Israel mendegradasi ritual dengan menggunakannya sebagai sebuah alasan untuk menyombongkan diri dan sebagai alat untuk menyanjung harga diri mereka. Itu sebabnya Yeremia menegur umat Israel dengan mengatakan, “Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu”. Bahkan setelah menyunat khulit khatan mereka, mereka tidak tahu pertobatan yang sejati. Ini adalah panggilan untuk kembali kepada Allah setelah melakukan sunat hati yang sejati.

Demikian pula, di dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus berbicara mengenai dua macam sunat. Dia berbicara mengenai sunat luar dan sunat dalam (Rom 2:28-29). Sunat sejati tidak mengacu pada ritual fisik. Hal ini mengacu pada pertobatan dari dasar hati dan hidup yang berubah yang telah berbalik dari dosa. Untuk alasan ini, sunat Perjanjian Lama sering disamakan dengan baptisan dari Perjanjian Baru. Seperti kita telah dibersihkan dengan air di dalam baptisan, Allah memerintahkan Abraham untuk disunat supaya dosa-dosanya dapat dibersihkan dan supaya dia dapat menjadi benar. Ini adalah sebuah tanda akan kasih Allah untuk Abraham dan cara-Nya untuk mempersiapkan kelahiran keturunan saleh, Ishak.
List of Articles
No. Subject Date Viewssort
XE Login