FIRMAN
Khotbah minggu
Selalu Berjaga-jaga dan Terbangun agar Lalang Tidak Dapat Ditabur
Views 64368 Votes 0 2013.02.05 18:20:51“Jika seseorang tidak berjaga-jaga dan terbangun,
meskipun ia
sudah lama percaya dan telah membangun iman selama bertahun-tahun,
dia akan
menjadi hamba kejahatan yang mempunyai sifat Iblis, seperti Kain.”
- Abraham Park -
Kita disadarkan dengan jelas tentang identitas benih jahat
yang berdiam di dalam Kain melalui pengakuan Paulus, Rasul yang luar biasa di
masa Gereja Mula-Mula. Benih kegelapan yang berdiam dalam Kain bisa dikatakan sebagai
“dosa” sama seperti firman di Roma 7:20, “Jadi jika aku berbuat apa yang tidak
aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di
dalam aku.” “Dosa” selalu melibatkan manusia seutuhnya (manusia batiniah dan
manusia lahiriah). Di Roma pasal 7, Rasul Paulus mengungkapkan bahwa “dosa” adalah
penyebab konflik yang tragis dan serius, yang berkali-kali muncul di dalam
dirinya. Ungkapan ini mirip dengan teguran Allah terhadap Kain, “Apakah mukamu
tidak berseri, jika engkau berbuat baik? Dosa sangat menggoda engkau, tetapi
engkau harus berkuasa atasnya” (Kej 4:7). Alkitab memperingatkan bahwa ada
celaka bagi “mereka yang mengikuti jalan yang ditempuh Kain” (Yud
1:11). Hari ini, kita harus meninggalkan jalan Kain dan harus menguasai dosa.
Perumpamaan lalang mengajarkan kita bahwa tidak seorang pun, termasuk orang kudus yang telah dipilih, dikecualikan dari sasaran setan untuk ditaburkan benih palsu. Lalang ditaburkan pada malam hari dan hasilnya baru diketahui ketika mereka menghasilkan buah (Mat 13:25). Oleh karena itu, kita harus selalu berjaga-jaga dan terbangun agar lalang tidak dapat ditabur di ladang hati yang telah menerima benih yang baik, yaitu firman Tuhan (Ams 4:23, 16:32; Mat 13:19, 25–27). Jika seseorang tidak berjaga-jaga dan terbangun, meskipun ia sudah lama percaya dan telah membangun iman selama bertahun-tahun, dia akan menjadi hamba kejahatan yang mempunyai sifat Iblis, seperti Kain. Alkitab mengatakan bahwa siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu (2Ptr 2:19; Yoh 8:34; Rm 6:16; Tit 3:3). Kita harus menjadi hamba Allah dan menghasilkan buah yang membawa kita kepada pengudusan (Rm 6:22), dan harus menjadi umat kepunyaan-Nya sendiri yang antusias untuk melakukan pekerjaan baik (Tit 2:14; Ef 2:10).