FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Serisejarah Penebusan

"Pengembaraan yang meresahkan dimulai saat manusia meninggalkan Allah 

untuk hidup bebas dari Allah dengan cara hidup terkungkung di dalam kotanya sendiri."

- Rev. Abraham Park -


desert_sands_large.jpg

Setelah keturunan-keturunan Kain berpaling dari Allah, mereka menetap di tanah Nod di sebelah timur Eden (Kej 4:16). 'Nod' berarti ‘pengembara’, ‘orang yang berkelana’, atau ‘pelarian’. Kata 'Nod' menggambarkan keadaan umat manusia yang telah meninggalkan Allah dan mengembara tanpa sasaran atau tujuan hidup yang sejati. Hal ini sangat berbeda dengan Eden, tanah sukacita. Orang yang telah berbuat dosa, siapa pun dia, tidak dapat bebas dari kutukan bumi. Satu-satunya cara untuk mematahkan kutukan itu dan menikmati kekayaan dan kelimpahan adalah percaya kepada Yesus Kristus.


Kain mendirikan suatu “kota” ketika dia menetap di tanah Nod (Kej 4:17). Bahasa Ibrani yang dipakai untuk “kota” adalah 'Ir' yang berarti ‘kota’ atau ‘kota kecil’. “Pembangunan kota pertama” ini mengandung keinginan untuk mencairkan kutukan Allah berupa pengusiran Adam dan Hawa dari Eden dan juga mengandung keinginan untuk dapat bebas secara total dari campur tangan Allah dengan cara membangun kota yang tinggi lewat usaha-usaha mempersatukan manusia. Pembangunan kota oleh manusia yang telah meninggalkan Allah ini mencapai puncaknya pada pembangunan Menara Babel di Kejadian pasal 11.


Pengembaraan yang meresahkan dimulai saat manusia meninggalkan Allah untuk hidup bebas dari Allah dengan cara hidup terkungkung di dalam kotanya sendiri. Apa pun perjuangan dan usaha mereka di atas tanah yang mereka tempati itu, tidak ada hasil yang dapat dituai kecuali debu yang beterbangan. Tanah itu adalah tanah “Nod”. Setelah mendirikan kota tersebut, Kain menamakannya “Henokh” menurut nama anak laki-lakinya. Lewat penamaan ini, kita dapat melihat keinginannya untuk mewariskan tempat penyemaian dosa dan kejahatannya (Kej 4:17).



List of Articles
No. Subject Date Views
XE Login