FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Serisejarah Penebusan

"Selalu ada kemungkinan terbentang dua jalan yang bertentangan di hadapan umat manusia (Ul 30:15). kita harus memilih. Kita harus memilih kehidupan supaya kita dan keturunan kita hidup. Kita harus mengasihi Allah dan menaati firman-Nya (Ul 30:20). Ketika kehidupan kita menjadi kehidupan sebagai manusia Allah, barulah arti anak neraka akan lenyap dengan sempurna." - Abraham Park


twoways.jpg

Metusael adalah anak Mehuyael (Kej 4:18). Akar kata Metusael memiliki dua arti yang berlawanan.


Pertama, Metusael adalah sebuah gabungan kata yang terdiri dari 'mat' yang menunjukkan manusia, dan 'seol' yang menunjukkan Sheol (neraka) sehingga berarti ‘anak neraka’. Di Perjanjian Lama, kata Sheol biasanya digunakan dengan arti kuburan atau neraka, yaitu tempat yang menunjukkan dunia orang-orang mati. Sheol dalam nama Metusael menyiratkan bahwa Metusael tidak hidup berjalan bersama dengan Allah, tetapi hidup dengan mengejar hawa nafsu dunia dan keinginan diri sendiri, sehingga pada akhirnya jatuh ke dalam Sheol, dunia orang mati.


Kedua, Metusael dapat diterjemahkan sebagai sebuah gabungan kata yang terdiri dari 'mat', 'el' yaitu Allah, dan 'sa' yang berarti ‘dari’, sehingga berarti ‘manusia dari Allah’.


Namun, sewaktu kita lihat Lamekh, anak Metusael, menjadi seorang pembunuh yang lebih jahat daripada Kain (Kej 4:23–24), kita dapat mengetahui bahwa Metusael tentunya telah hidup bukan sebagai manusia Allah, melainkan sebagai manusia neraka.


Seperti arti dari nama Metusael, seluruh umat manusia selalu berjalan di satu dari antara dua jalan kehidupan. Sebagian umat manusia hidup sebagai manusia Allah dan mendukung kehendak-Nya serta dipakai secara luar biasa dan terhormat di dalam tangan Allah bagi kemuliaan-Nya. Manusia Allah, yang berarti ‘orang yang dimiliki oleh Allah’ atau ‘orang yang digunakan oleh Allah’, menjadi sebuah nama panggilan yang mulia karena manusia yang lemah menjadi orang yang dipakai oleh Allah. Musa (Ul 33:1), Samuel (1Sam 9:8), Elia (1Raj 17:18), Elisa (2Raj 4:7, 5:8), Raja Daud (Neh 12:24), dan nabi-nabi lain yang namanya tidak disebutkan (1Sam 2:27; 1Raj 13:1) telah menerima nama tersebut. Rasul Paulus juga memanggil Timotius, “… engkau hai manusia Allah” (1Tim 6:11). Sementara itu, sebagian umat manusia lainnya ditangkap oleh kegelapan dan menjalani kehidupan yang diperbudak oleh setan sebagai anak neraka. Yudas 1:11–13 menggambarkan kehidupan orang-orang seperti Kain, Bileam, dan Korah yang menantang Allah sebagai “... bintang-bintang pengembara yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya.” “Dunia kekelaman yang telah tersedia untuk selama-lamanya” di sini adalah ekspresi “neraka”.


Selalu ada kemungkinan terbentang dua jalan yang bertentangan di hadapan umat manusia. Di Ulangan 30:15 dikatakan, “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan.” Juga dikatakan di ayat 19, “... kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu.” Jadi, kita harus memilih. Kita harus memilih kehidupan supaya kita dan keturunan kita hidup. Kita harus mengasihi Allah dan menaati firman-Nya (Ul 30:20). Ketika kehidupan kita menjadi kehidupan sebagai manusia Allah, barulah arti anak neraka akan lenyap dengan sempurna.

List of Articles
No. Subject Date Views
XE Login