FIRMAN
Khotbah minggu
MUSA YANG DIPAKAI SEBAGAI ALAT 10 TULAH
Kel 7:14-20
10 Tulah adalah peristiwa bersejarah yang terjadi selama 20 hr, mulai tgl 25 hari Sabtu bulan sebelumnya, sampai tgl 15 bulan pertama hari Kamis di thn 1446 SM. Alat yang dipakai untuk 10 tulah adalah tongkat yaitu pada tulah ke 1, 2, 3, 7, 8 (Kel 7:20, 8:5-6, 17, 9:23, 10:13). Allah memakai tongkat yang sangat sederhana. Walaupun Musa dan Harun yang mengangkat tongkat tapi Allah berkata “Aku yang memukul” (Kel 7:17). Maka kita harus tahu bahwa kita hanyalah alat semata untuk pekerjaan Tuhan. Ini bukanlah hasil jerih payah kita, karena Tuhanlah yang memberikan kasih karunia, hati, kekuatan, dan situasi yang dapat membuat kita bekerja (1Kor 15:10, Yes 41:10). Ketika kita dipegang oleh tangan Tuhan, maka akan tampak kekuatan dan juga mujizat (1Kor 1:27-29). Maka kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh. Jika kita tidak berdoa, berarti kita ada diluar tangan Tuhan. Tongkat ini juga adalah gambaran dari Yesus. Hanya Yesus-lah tongkat sandaran kita dan tongkat yang akan menghakimi dunia. Kedatangan Tuhan kembali akan memerintah dan menghakimi seluruh bangsa dengan tongkat besi (Why 2:27, 12:5, 19:15). Selain tongkat, alat yang paling penting dalam menimbulkan pekerjaan Tuhan adalah Musa. Kalau begitu, Musa yang dipakai sebagai alat Tuhan itu orang yang seperti apa?
1. Musa adalah sosok yang memiliki kepribadian seorang manusia yang baik, dan ia adalah orang yang berdoa.
Allah adalah sosok yang memiliki kepribadian manusia, maka Ia juga memakai manusia yang memiliki kepribadian yang diciptakan sesuai gambar Allah sebagai alat-Nya (Kel 3:7-8). Jika kita mau menjadi alat yang dipakai Tuhan, maka haruslah firman menjadi satu di dalam kepribadian kita masing-masing. Lewat doa pengataranya, Musa sungguh-sungguh berdoa untuk orang yang jahat (Firaun). Doa Yesus untuk pengampunan orang-orang berdosa adalah doa pengantara yang sejati (Luk 23:34). Yesus memiliki pemahaman yang mendalam, belas kasihan dan kesabaran yang besar terhadap manusia yang berdosa dan kurang pengetahuan. Untuk Firaun yang terus melanggar janjinya, Musa menaikkan doa pengantara. Jika dia orang biasa, pastilah ia menolak permohonan Firaun untuk keselamatannya.
1)
Begitu
Firaun memohon, Musa langsung berdoa untuk dia (Kel 8:30, 8:12, 9:33, 10:18).
Disini dipakai bentuk waw konsekutif (bentuk kalimat dalam Ibrani), jadi ini tindakan
yang langsung berlanjut. Yesuspun senantiasa berdoa (Ibr 5:7, Rom 8:34).
2)
Musa
berdoa dengan sungguh-sungguh. Pada waktu terjadi tulah katak, lalat pikat dan
belalang, dipakai kata chaak dan athar dalam bahasa Ibrani, untuk
menggambarkan doa Musa. Artinya ia berdoa dengan berteriak, memohon, meminta
untuk permohonan yang genting (Kel 9:33, Mzm 143:6). Jadi Musa berdoa dengan
kesungguhan hatinya.
2. Musa adalah orang yang dipercayakan firman.
Allah
menciptakan dunia dengan firman, memeliharanya dengan firman, serta
menghakiminya juga dengan firman. Maka orang yang memiliki firman akan dipakai
sebagai alat Allah, dan orang yang tidak memiliki firman, tidak ada hubungannya
dengan Allah. Musa hanya menyampaikan firman Allah (Kel 5:1, 8:1, 20). Sama
seperti Musa yang dipakai sebagai alat untuk 10 tulah, maka firman Allah akan
terpancar sampai ke ujung bumi melalui manusia (Mzm 19:5). Yohanes Pembaptis
sebagai tali benang yang menyambungkan Allah dengan manusia, menyampaikan gema
(firman Allah) kepada umat Israel. Jadi agar firman Tuhan disampaikan sampai ke
ujung bumi, Tuhan memakai orang yang menerima firman dan memiliki firman, yaitu
orang yang dipercayakan firman kepadanya (Kel 7:20, 4:28, Yoh 17:8). Di Matius
28:18-20, kata ‘Kuperintahkan’ adalah entelomai
dalam bahasa Yunani, ini kata yang sangat penting dalam sejarah penebusan.
Yesus memerintahkan dan menitipkan firman perjanjian dari sejarah penebusan.
Kata ini juga dipakai di Ibrani 11:22 dengan arti yang sama. Disini, kata
‘memberitakan’ adalah entelomai.
Berarti Yusuf menyuruh dan menitipkan kepada anak-anaknya mengenai firman
perjanjian (kej 50:24-26). Ketika Yesus naik ke sorga, Ia mempercayakan segala
sesuatu yang telah Ia perintahkan kepadamu, yaitu segala firman perjanjian (Mat
28:20b).
Hari
ini Tuhan telah mempersenjatai kita dengan firman sejarah penebusan. Di hari
akhir, Tuhan memberikan firman dari kitab kecil kepada seorang malaikat lain yang
kuat. Dan seorang malaikat lain yang kuat itu memberikan lagi firman tersebut
kepada Yohanes (Why 10:10-11). Ia menyuruh Yohanes untuk bernubuat lagi. Jadi
pada waktu kedatangan kembali, firman disaksikan dan disampaikan kembali sekali
lagi. Segala firman yang disuruhkan-Nya kepada Musa untuk disampaikan adalah
gambaran dari firman Bapa, firman kitab kecil, firman Alkitab. Sampai waktu
Tuhan datang kembali, Allah mempercayakan firman-Nya kepada orang-orang yang
mempercayainya dan memakai mereka sebagai alat-Nya. Oleh karena itu, hanya orang
yang dipercayakan firman-Nya sajalah yang akan dipakai sebagai alat-Nya (1Tim
1:11, Tit 1:3). Awalnya, Allah mempercayakan firman kepada orang-orang Yahudi
untuk menyelamatkan seluruh dunia melalui mereka (Rom 3:2). Namun mereka tidak
meyadari tugas yang begitu penting dan serius, dan menolak Yesus. Rasul Paulus
mengakui dirinya sebagai orang yang dipercayakan rahasia Allah (1Kor 4:1-2).
Maka ketika kita taat dan percaya kepada firman seperti halnya Musa, kita akan
dipakai sebagai alat yang penuh kuasa dari Tuhan.
Kesimpulan: Dikeraskannya
hati Firaun juga dipakai sebagai alat untuk menimbulkan 10 tulah. Ada orang yang
dipakai sebagai alat yang baik dari Allah, dan ada juga yang dipakai sebagai
alat yang jahat (Kel 9:16a). Melalui kerasnya hati Firaun, kekuatan Allah dan
nama-Nya dimasyurkan dan disampaikan di seluruh bumi (Kel 9:16b). Sambil tulah
pertama sampai kelima itu berlangsung, Firaun kaget terhadap kuasa Allah, namun
kemudian langsung dikeraskan lagi hatinya. Tetapi karena ia tidak kunjung bertobat
sampai akhir, maka mulai tulah ke 6, Allah-lah yang mengeraskan hati Firaun
(Kel 9:12). Disini kata ‘mengeraskan’ dalam bentuk piel, penekanan dari kata hajak yang berarti keras. Jadi bukannya
raja Firaun tidak keras hati dari awal, namun Allahlah yang dengan sengaja
membuat hatinya menjadi lebih keras. Kalau begitu, kenapa Firaun dikeraskan
hatinya? Karena ia menerima Firman Allah sebagai perkataan manusia biasa (Kel
5:2). Ia menganggap enteng firman tersebut. Begitu juga dengan menantu Lot yang
menganggap remeh firman, mereka binasa (Kej 19:14, 24-25). Firman Tuhan haruslah kita dengarkan hanya
dengan iman, barulah kita dapat memahaminya dan pada saat itu akan terjadi
pekerjaan besar (Rom 10:8). Firman yang diberikan haruslah kita terima sebagai
firman Allah, bukanlah perkataan manusia (1Tes 2:13; 2 Kor 1:20). Di hari akhir
pun ada kuasa yang mana hatinya dikeraskan, sehingga hendak memutuskan sejarah
penebusan dan menganiaya gereja. Tetapi semakin terjadi demikian, semakin
gereja akan berkembang lagi dan orang-orang kudus akan menjadi lebih kuat
secara rohani (Kel 1:12 – 14; Kis 12:24). Oleh karena itu, semakin hari akhir
mendekat, kita haruslah berhati-hati dan waspada supaya tidak dikeraskan
hatinya dan menjadi tegar hati karena tipu daya dosa (Ibr 3:13). Kiranya Tuhan
memberkati kita semua dipakai bukan menjadi alat yang menampakkan wujud asli
dari kejahatan kemudian dihakimi, melainkan dipakai sebagai alat dari kebaikan.
Amin.