FIRMAN

Khotbah minggu

Home > Firman > Khotbah Minggu

Panggilan Allah

Views 85094 Votes 0 2012.05.20 22:05:09
Panggilan Allah
Kel 3:1-12

Kehidupan manusia yang sejati dimulai ketika Allah memanggil kita. Allah memanggil dengan 2 tujuan: Untuk mengeluarkan dan menyelamatkan kita dari dosa dan maut, dan untuk mempercayakan pekerjaan-Nya kepada kita. Di dalam ayat pembacaan, Allah memanggil Musa di gunung Horeb. Allah memanggil Musa secara pribadi berulang kali, begitu juga sewaktu Allah memanggil Samuel (1Sam 3:1-8). Panggilan berulang kali itu merupakan panggilan untuk pekerjaan-Nya, bukan untuk penyelamatannya. Dan pada saat itu Musa telah menerima panggilan Allah dan hendak memulai kehidupan yang baru. Panggilan kepada Musa ini adalah panggilan seperti apa? Dan apa artinya untuk kita?

I.    Panggilan Allah adalah panggilan kasih.
Di Keluaran 3:2, ‘malaikat Tuhan’ menunjuk kepada Allah sendiri, dan ‘ia’ adalah Musa. Seperti Allah yang terlebih dahulu datang dan memanggil Musa, Allah selalu terlebih dahulu datang mencari kita untuk membangun hubungan yang baru dengan kita. Inipun terjadi juga kepada Adam dan Abraham (Kej 3:9, Kej 12:1). Yesus juga mencari murid-Nya terlebih dahulu (Mat 4:18-19). Alasan Allah datang mencari dan memanggil kita karena kasih Allah kepada manusia (1Yoh 4:10, Yoh 11:5, Yoh 8:25). Kasih Allah adalah kasih yang terlebih dulu mengasihi kita dan kasih sebelum penciptaan serta kasih yang dari pada mulanya. Allah yang seperti apa yang datang terlebih dahulu mencari kita dengan kasih-Nya? Di Keluaran 3:7 ada kata kerja: memperhatikan, mendengar dan mengetahui. Kalau begitu, jawabannya adalah; pertama, Allah yang sedang memperhatikan semua situasi kita. Kedua, Allah yang mendengar semua seruan doa kita. Ketiga, Allah yang Maha Tahu semua situasi kita. Jadi selama 400 tahun penderitaan umat Israel di Mesir, Allah tidak berdiam seolah-olah tidak tahu. Tetapi sebenarnya Allah sedang melihat penderitaan anak-anak-Nya dan mendengar semua doa seruan mereka dan mengetahui keadaan mereka. Yang harus kita sadari adalah bahwa Allah tidak bekerja sampai waktunya telah genap. Setelah waktunya genap, Allah tidak hanya melepaskan umat Israel dari perbudakan Mesir tetapi juga menuntun mereka sampai ke Kanaan. Seperti itu, jika waktunya genap, maka Allah pasti akan melepaskan kita dari semua masalah dan menuntun kita ke kerajaan sorga dan juga Kanaan rohani.

II.    Panggilan Allah adalah panggilan yang menuntut akan kehidupan yang baru.
Di ayat 5, Allah berfirman, “Tanggalkanlah kasut dari kakimu, sebab tempat dimana engkau berdiri itu adalah tanah yang kudus.” Mengapa Allah memerintahkan Musa untuk menanggalkan kasutnya?
1)    Perintah “tanggalkanlah kasutmu” artinya buanglah manusia lama yang telah kotor/ najis itu. Meninggalkan kasut yang telah kotor oleh dunia, maksudnya kita harus membuang  manusia lama kita yang telah kotor oleh dosa dunia. Menanggalkan manusia lama hanya dapat dilakukan dengan pertobatan (Kis 3:19-20). Kita harus menanggalkan hati kita yang lama, keras kepala, ego, kesombongan, yang semua itu adalah kasut dari manusia lama kita.
2)    Perintah “tanggalkanlah kasutmu” artinya jadilah hamba Allah. Kita disuruh untuk menjalani kehidupan yang masih tersisa sebagai hamba Allah. Pada adat istiadat orang Ibrani di PL, hamba tidak memakai sandal. Perintah Allah kepada Musa ini adalah perintah bahwa mulai sekarang jadilah hamba Allah dan jalanilah kehidupan yang taat Firman Tuhan, menyadari kehendak Tuhan, serta menopang dan melayani dan melaksanakan kehendak-Nya (1Pet 4:10). Jadi tuan Musa adalah Allah sendiri. Seperti demikian, Allah adalah Tuan sejati dari kehidupanku.
3)    Perintah “tanggalkanlah kasutmu” artinya mulai sekarang hiduplah sesuai dengan cara Allah. Umat Israel masuk ke Kanaan dengan menanggalkan kasut dan menginjak dengan telapak kaki mereka. Waktu itu panglima balatentara Tuhan muncul kepada Yosua untuk menanggalkan kasutnya. Ini adalah perintah yang sama yang diberikan Allah kepada Musa. Tanah Kanaan adalah tanah yang dapat ditaklukkan hanya ketika kasut dilepas. Artinya, dengan tetap memakai kasut naluri manusia, kasut pengalaman, kasut pikiran, itu semua tidak dapat menaklukkan Kanaan. Tetapi dengan meninggalkan kasut artinya hanya dengan cara Allah saja. Ketika umat Israel menyebrang sungai Yordanpun, airnya berhenti ketika telapak kaki mereka menginjak air sungai Yordan. Di Yosua 4:18, kata “dijejakkan” adalah kapulege dalam bahasa Ibrani yang artinya bagian yang diinjak masuk dari telapak kaki. Jadi mereka menginjaknya dengan telapak kaki.  Karena mereka keluar Mesir dengan tanpa membuang pola hidup di masa lalu, maka ketika ada penderitaan mereka langsung melawan dan mengeluh kepada Allah dan akhirnya semua generasi pertama mati di padang gurun kecuali Yosua dan Kaleb.

Kesimpulan:
Panggilan Allah adalah panggilan yang hendak mempercayakan misi tugas kepada kita (Kel 3:10). Tujuan akhir dari Allah memanggil Musa adalah untuk menuntun umat Israel keluar dari tanah Mesir. Begitu juga, panggilan untuk kita hari ini adalah karena Allah hendak mempercayakan pekerjaan-Nya kepada umat Allah yang telah diselamatkan itu. Maka orang yang telah menerima panggilan Allah tidak boleh menggunakan waktu yang tersisa menurut keinginan sendiri. Melainkan kita harus hidup untuk melakukan tugas yang telah dititipkan Allah kepada kita (1Pet 4:2). Allah tidak memanggil Musa ketika Musa masih ada di istana Firaun. Dulu, Musa meluap dengan keberanian. Dia berpikir bahwa dirinya punya kemampuan. Tetapi setelah menjalani kehidupan selama 40 tahun di padang gurun Midian, barulah dia mengakui dirinya adalah sosok yang tidak berdaya dan bersandar kepada Allah (Kel 3:11). Hari inipun, ketika kita penuh dengan kebanggaan diri, Allah tidak akan memanggil kita. Tetapi ketika kita mengakui kita tidak berdaya, barulah Allah memanggil kita.
Di Keluaran 3:2, semak duri menyimbolkan sosok Musa sebagai orang yang tidak berguna. Meskipun demikian, Allah datang mencari Musa yang bagaikan semak duri dan memberikan tugas misi kepadanya. Meskipun apinya nyala tetapi semak duri itu tidak hangus dan apinya tidak bisa dipadamkan. Ini memperlihatkan bahwa Allah hendak memakai Musa sebagai suluh yang akan menerangkan dunia yang gelap gulita. Ketika kita hidup untuk kehendak Allah dengan ditangkap oleh Firman Tuhan, maka Allah ingin memakai kita sebagai api suluh untuk menerangkan kegelapan. Maka Allah berjanji bahwa Dia akan menyertai kita dan akan hidup berjalan bersama dengan kita (Kel 3:12). Amin.
List of Articles
No. Subject Date Views
23 Pemenang Terakhir dari antara 2 Orang yang akan Dipisakan pada Waktu itu adalah Orang yang Menginjil Jun 22, 2012 82199
22 Satu Jiwa yang Lebih Berharga Dari Pada Apa yang Ada di Bawah Kolong Langit Jun 09, 2012 86500
21 Yesus Menghembusi Mereka dan Berkata “Terimalah Roh Kudus” Jun 09, 2012 83085
20 Menguatkan dan Meneguhkan Kamu dalam Pekerjaan Tuhan Jun 04, 2012 83550
19 Rumah Tangga yang Bahagia yang Takut akan Allah Jun 04, 2012 83818
18 Siapakah yang Terbesar dalam Kerajaan Sorga? Jun 04, 2012 85557
17 Masing-masing akan Menerima Upah Sesuai dengan Jerih Payahnya Sendiri Jun 04, 2012 80590
16 Orang yang Menerima dan Orang yang Tidak Menerima Berkat Mesias Jun 04, 2012 82080
15 Karena Firman Memiliki Kuasa maka Ada Pekerjaan dan Kemajuan Jun 04, 2012 84168
14 Sesudah Bangkit Aku akan Mendahului Kamu ke Galilea Jun 04, 2012 82260
13 Yesus yang Masuk Yerusalem dengan Menunggangi Keledai Jun 04, 2012 80519
12 Hai Adam, Dimanakah Engkau? May 20, 2012 79376
11 Nuh yang Berdiam di dalam Bahtera sampai Bumi Kering May 20, 2012 81575
10 Hati Nuh yang Melepaskan Burung Merpati sambil Menunggu 7 Hari May 20, 2012 90002
» Panggilan Allah May 20, 2012 85094
8 Masa Ini dan Masa Yang Akan Datang May 20, 2012 83498
7 “Berkat Obed Edom” Penyebab Tuhan Menyambar Uza May 20, 2012 89171
6 Pengemis Buta yang telah Mencari Penerangan pada Hari Sabat May 20, 2012 83157
5 Pemeliharaan yang Membuat Manusia Menjaga Hari Sabat secara Mutlak Melalui Hukum Memungut Manna May 20, 2012 80606
4 Tahun 2012 yang Menggenapi Firman Sejarah Penebusan May 20, 2012 84010
XE Login