FIRMAN
Khotbah minggu
APAKAH YANG TELAH KAU PERBUAT?
(Kej 4:1-15)
Dosa Adam yang mengabaikan firman
Tuhan telah diwariskan kepada anaknya yaitu Kain. Korban persembahan yang
dipersembahkan Kain kepada Allah tidak ‘diindahkan’ (bahasa aslinya: tidak
diterima). Di naskah asli Kejadian 4:5, dikatakan, “YHWY memalingkan mukanya
dari Kain dan korban persembahannya.” Allah adalah Sosok yang tidak berubah
karena di dalam Dia, Dialah terang itu sendiri (1Yoh 1:5). Dia tidak ada maksud
yang jahat (1Kor 10:13). Allah kita adalah Allah yang memberi anugerah yang
baik bahkan kepada orang yang jahat. Kalau begitu, mengapa Allah memalingkan
mukanya dari Kain dan korban persembahannya? Ini karena Allah ingin agar Kain
yang dikasihiNya sadar bahwa dia telah kehilangan iman (Mal 1:8). Saudara-saudara, meskipun kita
bernyanyi pujian, berdoa, dan melakukan penyembahan, mengapa pada kita tidak
ada keharuan? Bukankah itu karena Tuhan Allah tidak berpaling kepada pujian,
doa dan penyembahan kita? Itu karena kita belum menerima kasih karunia. Yesus
Kristus adalah kasih karunia itu sendiri. Bahkan dikatakan di Alkitab meski
berdoa puasa pun Tuhan tidak berpaling kepada orang tersebut. Hal itu
disebabkan oleh dosa (Yer 14:10-12). Tetapi, jika kita memikirkannya dengan
lebih mendasar lagi di kitab Kejadian, hal tersebut berhubungan dengan masalah
dalam melakukan penyembahan. Dari Kejadian 2, muncul 3 hukum yang menjadi
sumber dari segala hukum di muka bumi. Yang pertama adalah hukum untuk melakukan
penyembahan di hadapan Allah, yaitu hal ‘memberikan persembahan’. Allah ingin
menerima hal yang pertama. Allah berpaling dari Kain karena persembahan Kain
itu bukan yang pertama, sedangkan Habel telah memberikan anak sulung kambing
dombanya (Kej 4:4). Maka baik itu pujian, doa maupun persembahan syukur, kita
harus memberikannya dengan hati yang pertama atau yang terbaik. Dan juga dengan
membawa jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk yaitu hati yang bertobat,
maka barulah hati yang mempersembahkan hal yang pertama akan dipulihkan (Mzm
51:19). Allah menampakkan diriNya kepada Kain
dan memberikan peringatan pertama kepadanya. (Kej 4:7). Kedua kalinya, Allah
menampakkan diri kepada Kain dan bertanya tentang perbuatan Kain. Tetapi Kain
berbohong di hadapan Allah (Yoh 8:44). Ketiga kalinya, setelah mendengar
teriakkan darah Habel, Ia berfirman lagi kepada Kain. “Apakah yang telah kau
perbuat?” Kejadian 4:10, inilah judul firman hari ini. Memang ini adalah
pertanyaan tentang perbuatan Kain terhadap Habel. Tapi mari kita
mengaplikasikan pertanyaan ini kepada kita masing-masing. Setelah tiba di akhir
tahun 2013, ketika kita ditanya mengenai perbuatan kita, yaitu “Di sepanjang
tahun ini seberapa terangkah kamu telah bersinar?” Jika mau bersinar terang,
kita harus berada di dalam terang (1Yoh 2:8-11). Kita adalah sosok yang keluar
dari Allah dan sosok yang mempertanggungjawabkan perbuatan kita kepada Allah. Tuhan
yang menimbang perbuatan manusia akan menghakimi sesuai dengan perbuatan tiap
manusia (Why 20:12-13). Di Alkitab ada beragam jenis
bendahara/pengurus (Kej 43:19, Luk 8:3, Tit 1:7). Di PL, orang-orang Lewi
adalah bendahara atau pengurus-pengurus Allah. Mereka juga adalah penjaga rumah
Tuhan. Hari ini, saya dan anda adalah orang-orang Lewi rohaniah yang dipercayakan
firman sejarah penebusan, firman yang bersinar di waktu akhir zaman ini. Juga
kita adalah pengurus-pengurus Tuhan yang dipercayakan firman Tuhan, seperti orang-orang
Yahudi. Kita juga harus menjadi penjaga-penjaga yang melayani kehendak Tuhan dan
menuntun banyak jiwa menuju ke kerajaan sorga. Maka pengurus Allah haruslah
tidak bercacat dan tidak melakukan sesuai kekeras-kepalaannya. Pengurus Allah
tidak cepat marah dan tidak serakah. Dikatakan bahwa ia suka memberi tumpangan,
menyukai kebaikan, serta bijaksana (mengendalikan diri). Ia benar, kudus dan
menahan diri, serta melakukan apa adanya firman yang dipercayai, yang diajarkan
kepadanya (1Tim 3). Hari ini, mari kita terlebih dahulu bertanya 3 hal saja
kepada diri sendiri. 1. Apa
yang kau telah perbuat di hadapan dirimu sendiri?
Di tahun baru
kita membuat banyak resolusi. Bukan saja kita harus membuat resolusi jasmani
melainkan juga resolusi rohani (Rom 14:12, 1 Pet 4:5) sehingga ketika kita
menutup buku di tahun ini, kita dapat menjadi orang beriman yang diakui Allah
(Kej 17:1, Yoh 5:30). Di Why pasal 2 dan 3, Tuhan bertanya kepada 7 gereja.
Kita juga harus menang di posisi kita masing-masing dan bisa menjawab di hadapan Allah. 2. Apa
yang telah kau perbuat di hadapan tetanggamu?
Di 1Samuel 12:1-2, nabi Samuel yang
telah lanjut usia bertanya kepada rakyat mengenai apa yag telah ia lakukan
dihadapan tetangganya. Waktu itu, raykat bersaksi tentang tangan yang bersih
dari Samuel. Juga di Lukas 10:30-37 muncul perumpamaan orang Samaria yang baik
hati. Dan di Yohanes 13:1-6, kita harus memperhatikan tangan Yesus. Sambil
membasuh kaki murid-muridNya, Yesus telah menjadi teladan dengan melakukannya
sendiri yaitu hal menjadi hamba yang melayani orang lain. 3. Apa
yang kau telah perbuat di hadapan Allah?
Paulus berkata, “Sama seperti aku
telah meneladani Yesus, kalian pun harus meneladani aku.” Firman yang menuntut
kepada kita kehidupan yang kudus dan tidak bercacat di hadapan Allah ini juga
ditujukan kepada kita hari ini (1Kor 4:16, Fil 3:17a, Kis 20:26). Orang-orang
kudus adalah orang-orang yang berbuat sesuatu di
hadapan Allah (Kej 17:1). Mereka menaklukkan dan mentaati hukum secara mutlak
di hadapan Allah. Saul dan Yunus yang muncul di PL pun, karena mereka tidak
taat pada hal yang diperintahkan Allah, hasilnya menjadi tidak lancar. Tetapi
Paulus di PB, ia takut dan taat secara mutlak kepada hal yang diperintahkan
oleh Roh Kudus. Kepada orang-orang kudus yang telah berbuat dihadapan Allah, mereka
akan memperoleh
pemerintahan atau kerajaan (Dan 7:18). Jika kita telah dibangkitkan bersama dengan Kristus, kita juga harus mencari perkara yang di atas (Kol 3:1-5, 1Tim 5:1-10). Kesimpulan: Apa yang telah kau perbuat? Firman
ini adalah pertanyaan yang ditujukan pada waktu kita telah diakui sebagai
orang yang telah dewasa. Kalau kita renungkan firman 1Korintus 3:1 dst, kita
tidak bisa menolak sebuah fakta bahwa kita belum dewasa dalam Kristus. Bagi
orang yang masih manusia duniawi, akan ada iri hati dan perselisihan. Marilah
di tahun ini kita bisa bertumbuh dan layak untuk melewati asas-asas pokok
Kristus (2Pet 3:18, Kol 2:18-19, Ef 4:13-20, Ef 5:13). Di sepanjang tahun ini,
mari kita menerima Roh teguran, Roh yang menyatakan kesalahan kita, baik
dihadapan hati nurani, dihadapan gereja, maupun di hadapan Allah (1Kor 2:11-16)
sehingga kita menjadi jemaat kudus yang bisa menjawab di posisi kemenangan.
Amin.